Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Lukisan Parodi Penangkapan Diponegoro Dipamerkan

Written By Unknown on Sabtu, 30 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Yogyakarta -  Pangeran Diponegoro memegang sketsa lukisan. Kedua tangannya menggenggam ujung atas sketsa. Ia menunduk menghadap muka lukisan. Diponegoro seperti membaca lembaran kertas. Di samping kiri Diponegoro berdiri Raden Saleh. Tangan kanannya menyentuh baju ningrat Jawa yang ia kenakan. Blangkon menutupi kepalanya. Sedangkan, tangan kiri dia menjepit kanvas putih. Bola mata Raden Saleh menatap ke depan. "Saya bayangkan harunya pertemuan dua tokoh itu," kata perupa Rudi Winarso di Mien Gallery Yogyakarta.

Diponegoro dan Raden Saleh dalam lukisan itu melawan kolonial. Diponegoro yang kalah perang tertangkap. Raden Saleh yang berjuang melalui lukisan juga tertangkap. Di antara Diponegoro dan Raden Saleh berdiri seorang jenderal Belanda. Ia memandang ke arah lukisan yang dipegang Diponegoro. Raja Belanda, Willem III mengamati lukisan itu. Jenderal De Kock, penangkap Diponegoro juga melihat lukisan itu. De Kock adalah pengatur siasat perang Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.

Isteri Diponegoro menghadap pilar gedung penyangga. Gedung itu tempat penangkapan Diponegoro di Magelang, Jawa Tengah. Perempuan yang duduk di lantai itu menulis Raden Saleh di pilar. Pelukis Belanda, Nicolaas Pieneman berdiri melihat Diponegoro, Raden Saleh, dan para jenderal Belanda. Kedua telapak tangan Pieneman menindih lukisannya berjudul Penyerahan Diri Diponegoro.

Inilah karya perupa Rudi Winarso yang dipamerkan di Mien Gallery, 20-30 November. Pameran berjudul Art Mind Mien Gallery ini menandai dibukanya kembali Mien Gallery setelah enam tahun tutup. Mien adalah nama isteri dari pelukis maestro, Widayat. Selain Rudi, terdapat lima perupa yang memamerkan karya. Lima perupa itu yakni Widayat, Ambar Pranasmara, Daruslan, Robet Kan, Rudi Winarso, dan Yaksa Agus. Karya yang dipajang ada14 lukisan, empat patung, dan dua karya instalasi.

Perupa Rudi Winarso, mengatakan karya berjudul tertangkapnya Raden Saleh berupaya mempertemukan pelaku peristiwa sejarah Perang Jawa. Ia ingin menangkap ideologi perlawanan Raden Saleh, pelukis Tertangkapnya Diponegoro. "Ini parodi sejarah," kata Rudi.  Ia membuatnya pada 2001. Sebelum melukis, alumnus Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini melakukan riset pada 1999-2011di Manado dan Makasar.

Patung kepala manusia berderet di bawah sorot cahaya redup. Tempurung patung kepala berhiaskan aneka rupa lukisan. Ada lukisan banyak perempuan menari telanjang. Ada pula lukisan berwarna hitam putih yang membelah bagian tempurung patung. Karya berjudul Head Series menampilkan delapan panel patung kepala manusia. Rotan meliliti beberapa patung itu. Besi melingkar meyangga semua patung. "Ini gambaran isi kepala manusia," kata Ambar.

Dia merekam kejadian yang pernah ia alami dalam karya itu. Misalnya instalasi kepala manusia berwarna hitam putih menggambarkan manusia yang memikirkan pergantian siang dan malam. Selain patung kepala manusia, ada pula patung yang mengkombinsikan binatang dan benda mewah. Daruslan membuat patung kijang berbadan mobil. Patung berwarna silver mengkilat itu berjudul kijang Avansa. Kijang itu sedang duduk bertumpu pada kedua kaki bagian depan. Sedangkan, dua kaki bagian belakang berbentuk dua roda mobil.

Menurut Daruslan, ide membuat patung muncul ketika ia memutari jalanan Yogyakarta. Kota ini menurut Daruslan kini semakin disesaki. "Saya hanya ingin bermain-main saja dalam karya itu," kata dia. Ia mengecat patung menggunakan cat yang biasa dipakai untuk mewarnai mobil. Pada karya lain, Daruslan juga mengeksplorasi angsa.

Kurator pameran, Robet Kan mengatakan lukisan Rudi memparodikan karya yang sudah ada. Rudi membuat cara pandang baru terhadap lukisan itu. Ia mengajak masyarakat kritis terhadap kondisi dan situasi sejarah. "Ini gambaran sejarah dengan banyak pertanyaan," kata dia.

Ia juga mengatakan sebagian besar karya perupa telah dipamerkan sebelumnya. Hanya saja, dalam pameran ini perupa membaca ulang karya mereka. Ambar, misalnya, pernah memamerkan karyanya di Cafe Viavia pada awal 2013.

SHINTA MAHARANI 


10.20 | 0 komentar | Read More

Bunda Iffet: Slank Punya 4 Kunci dalam Berkarya  

TEMPO.CO, Yogyakarta -Grup musik Slank masih terus berkarya di usianya yang telah mencapai 30 tahun. Manajer Slank Iffet Veceha Siddharta, yang akrab disapa Bunda Iffet, membeberkan resep dapur rahasia Slank tatkala menciptakan karya yang membuat penggemarnya makin cinta.

"Ada yang tidak berubah dalam pola kerja Slank selama 30 tahun terakhir dalam berkarya," kata Iffet ketika ditemui Tempo ketika menemani Slank mengisi acara di Kantor Radio Geronimo FM Yogyakarta, Selasa petang, 19 November 2013.

Pola kerja yang senantiasa dijaga oleh grup yang kini memiliki 20 album itu adalah visi dan pembagian tugas yang jelas, khususnya dalam menciptakan lagu.

Slank, kata Iffet, punya empat unsur untuk dijadikan pegangan dalam melihat  persoalan sebelum dituangkan dalam lirik-lirik lagu. Keempat unsur itu adalah cinta, sosial, lingkungan, dan gerakan kepemudaan atau youth movement.

"Semua unsur itu diramu bersama para personel, lalu dibahas apa yang mewakili kondisi sekarang dan mulai dicari referensi untuk membuat lirik yang sederhana seusia karakter Slanker tapi kuat," kata dia.

Di balik sifatnya yang slengean dan terkesan liar, Iffet menilai Slank cukup profesional dalam menjalani prosesi dalam membuat karya itu. Terlepas dari aksi konser yang kadang terlihat ugal-ugalan. Misalnya saja adanya pembagian tugas yang tak berubah saat Bim Bim (drum), Kaka (vokal), dan Ivan (bass) kebagian membuat lirik. Kemudian Abdi (gitar) dan Ridho (gitar) kebagian menciptakan melodi dari lirik yang dibuat. 

"Kadang komposisi pembagian tugas itu juga fleksibel, satu lagu liriknya bisa dibuat keroyokan begitu juga melodinya. Tapi itu tak sering," kata Iffet yang mulai menangani grup asal Gang Potlot itu sejak tahun 1996.

Selain itu, kata Iffet, Slank juga tak berubah soal idealisme. Slank memainkan peran sebagai 'pengawas' dari luar berbagai kondisi dan tak terlibat langsung dalam politik praktis, sehingga para personelnya tidak gampang tersekat oleh satu prinsip-prinsip tertentu.

"Saya juga tidak merestui kalau mereka terjun ke politik. Seperti ini saja," kata perempuan yang kerap dijuluki sebagai anggota ke enam Slank itu sembari tersenyum. (Baca: Edisi Khusus 30 Tahun Slank)

PRIBADI WICAKSONO

Berita lainnya: 
KPAI Dukung Duel Tinju El dan Farhat Abbas
Farhat Abbas Sebut Dirinya Petinju Kelas Berat  
Model Egidia Sawitri Meninggal  
Kak Seto Khawatir Duel El dan Farhat akan Ditiru  
Dhani: Keluarga Saya Memang Suka Berantem  


10.20 | 0 komentar | Read More

Joko Anwar Garap Film Pembunuh Politikus Busuk

Written By Unknown on Jumat, 29 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Jakarta--Joko Anwar sedang mempersiapkan dua film terbaru yang akan dirilis tahhun depan. Salah satu dari filmnya tersebut berujudl 'Excecutors'. Film bergenre satire-action ini direncanakan bisa diputar saat pemilihan umum selesai dan pihak yang terpilih sudah ada.

Film ini mengisahkan tentang lima orang anak muda yang mengambil keputusan untuk membunuhi politikus. "Saking udah eneg banget, mereka ngobrol sampai malam dan sepakat bahwa kesulitan hidup di negara ini disebabkan oleh para politikus busuk," kata Joko Anwar pada Tempo saat ditemui di Grand Indonesia, Minggu, 24 November 2013.

"Kayaknya ini harapan dari sebagian besar masyarakat Indonesia yang ingin membasmi politikus korup ya."

Dalam film ini Joko Anwar melibatkan beberapa nama-nama lama yang pernah bekerja dalam proyek film sebelumnya. Ia pun akan menghadirkan beberapa nama baru yang masih dirahasiakan saat ini. "Syutingnya full di Jakarta, mulai syuting pas awal pemilu, semoga nanti pas film selesai bisa sekaligus jadi peringatan supaya mereka hati-hati menjalankan amanah rakyat."

AISHA

Baca juga:

Vita KDI Ngitung Uang Sekoper, Isteri Bupati Syok
Hotman Paris Panaskan Konflik Dhani-Farhat 
VIDEO Najwa Shihab Menyanyi Korupsi
Laudya Cyntia Bella Kalap Belanja Baju Anak


10.20 | 0 komentar | Read More

Ulang Tahun ke-33, Joger Gelar Festival Lawak

Soak Ngalam, salah satu toko penjual, sekaligus produsen, kaos bertema Malangan dengan bergambar lucu dan kata-kata yang jenaka khas Malang, seperti halnya Joger di Bali dan Dagadu di Yogyakarta. TEMPO/Abdi Purnomo

TEMPO.CO, Denpasar--Pabrik Kata-kata Joger yang terkenal dengan kata-kata lucunya, akan mengadakan festival lawak di Denpasar, Bali menyambut ulang tahun ke-33. Pemilik perusahaan baju kaos dan aneka cinderamata khas Bali ini, Joseph Theodorus Wulianadi alias Mr. Joger, akan memberikan sejumlah uang tunai sebagai hadiah dari tiga pemenang.

"Nanti terbalik. Dari ketiga pemenang, juara ketigalah yang akan mendapatkan hadiah terbesar, yakni Rp 12 juta, juara dua mendapat Rp 11 juta, dan juara pertama mendapat Rp 10 juta," kata Joseph.

Festival ini akan dilaksanakan pada 17 hingga 19 Januari 2014. Tepat di hari terakhir sebagai final, Joger akan lengkap berusia 33 tahun.

Festival lawak Joger Bali terbuka ini bisa diikuti khalayak umum, baik dari warga lokal maupun mancanegara. Seluruh pendaftar akan diseleksi menjadi 33 peserta baik perorangan maupun kelompok.

Tidak ada tema khusus yang ditetapkan dalam festival ini, untuk tidak membatasi kreativitas peserta.

Peserta yang lolos dalam seleksi ini akan dikenakan uang pendaftaran mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 50 tiap orang. "Tapi, kalau nanti dia (peserta yang telah membayar-red) tidak menang, maka uangnya akan dikembalikan dua kali lipat," lanjut dia sambil nyengir sesuai dengan ciri khasnya.

Joseph yakin bahwa festival lawak Joger pertama ini akan menuai antusiasme yang besar dari masyarakat. "Tujuan kami membuat festival ini adalah untuk menghibur masyarakat luas," kata dia Kamis (28 November 2013). Untuk itu, siapapun boleh menyaksikan festival ini.

"Yang mau nonton harus beli tiket dulu, harganya nol rupiah (Rp 0-red)," sambung pria kelahiran 9 September 1951 ini. Acara ini akan dilaksanakan di gedung kesenian Art Center, Denpasar.

KETUT EFRATA

Baca juga:

Malang Akan Bangun Pusat Wisata Terpadu
Angker, Vila Nabila Malaysia Dipenuhi Wisatawan
Ketika Tukang Becak dan Ojek Asah Bahasa Inggris
Festival Kasongan Digelar Akhir Pekan Ini


10.20 | 0 komentar | Read More

Membaca Teks di Festival Teater Jakarta 2013

Written By Unknown on Kamis, 28 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Kesenian Jakarta kembali menggelar Festival Teater Jakarta (FTJ) yang tahun ini memasuki tahun ke-41 dalam sejarah penyelenggaraannya. Pergelaran tahun ini mengusung tema Membaca Teks yang merupakan bagian akhir dari tema besar Membaca Laku, Membaca Aku.

"Dengan tema ini kita ingin melihat bagaimana hubungan teater dengan masyarakat," ujar Dewi Noviami, Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta dalam konferensi pers di Toko Roti Tan Ek Tjoan, Cikini, Selasa, 25 November 2013. Dua tahun sebelum ini, masih dalam tema besar yang sama, FTJ digelar dengan subtema Membaca Lingkungan dan Membaca Tradisi.

FTJ akan dibuka pada 1 Desember mendatang dengan pertunjukkan teater piktorial Drama dalam Kepala Sudjojono yang disutradarai Irwan Jamal. Pada hari pertama, digelar juga workshop bertema kritik teater oleh Seno Joko Suyono.

Selanjutnya, pada 2-10 Desember, akan digelar pertunjukkan dari 18 peserta lomba teater FTJdi Taman Ismail Marzuki. "Satu hari akan digelar pertunjukkan dari dua grup, masing-masing durasinya tidak boleh lebih dari dua jam," ujar Manahan Hutauruk, Project Officer FTJ 2013.

Ia menambahkan, setiap hari dua pertunjukan akan digelar, yakni pada pukul 15.30 dan 20.00.

Tahun ini, dewan juri yang akan menilai para peserta antara lain Nano Riantiarno, Benny Johanes, Afrizal Malna, Dolorosa Sinaga, dan Putu Fajar Arcana.

"Pada setiap akhir pertunjukan akan diadakan diskusi dengan dewan juri," ujar Manahan.

Selain itu beberapa kegiatan lain yang disertakan dalam festival ini antara lain Indonesia Dramatic Reading Festival, diskusi, dan peluncuran buku.


RATNANING ASIH


10.20 | 0 komentar | Read More

Teater Tanah Air Wakili Indonesia ke India

Pentas Teater Tanah Air "Spectacle Zero" di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. (TEMPO/ Novi kartika)

TEMPO.CO, Jakarta - Teater Tanah Air akan kembali unjuk kebolehan di pentas teater internasional. Kali ini mereka akan mengikuti 13th International Children's Festival of Performing Art di New Delhi, India, 5-8 Desember mendatang. 

Mereka akan membawakan lakon Zero karya Putu Wijaya di bawah arahan sutradara Jose Rizal Manua. "Mohon doa restu dan dukungan untuk anak-anak ini. Mereka akan mengibarkan sang Merah Putih di sana," ujar Jose Rizal Manua dalam pesan pendeknya kepada Tempo, Rabu, 27 November 2013.

Anak-anak asuhan Jose Rizal ini biasanya berlatih di emperan Graha Bakti Budaya. Mereka telah berlatih selama sebulan. Sebelum berangkat, mereka akan melakukan gladi bersih di Sanggar Baru-Taman Ismail Marzuki pada 30-31 November mendatang.

Jose menjelaskan, lakon Zero dipilih karena bentuknya teater visual. Lakon ini pernah dimainkan di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki dan Gedung Kesenian Jakarta pada 2011 lalu. Lakon ini juga merupakan lakon yang gagal dibawa ke 11th World Festival of Children's Teater pada 2010. Teater ini pernah meraih penghargaan Penampilan Terbaik dan Sutradara Terbaik pada 9th World Festival of Children's Theater pada 2006.

Setelah mengikuti festival ini, Teater Tanah Air juga akan pentas di Jakarta pada akhir bulan depan. Mereka akan mementaskan lakon Legenda Saweri Gading Karya Remy Sylado. Saat melatih lakon ini pula, Jose sempat jatuh sakit. 

DIAN YULIASTUTI


10.20 | 0 komentar | Read More

'The Hunger Game: Catching Fire' Rajai Box Office  

Written By Unknown on Rabu, 27 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Jakarta - Serial kedua dari film The Hunger Game berjudul The Hunger Game: Catching Fire berhasil menguasai puncak Box Office dengan pendapatan sebesar US$ 161 juta atau Rp 1.8 triliun. Jumlah ini diraih sejak dirilis Jumat lalu.

Pendapatan ini masih kalah tipis dari Iron Man 3 yang keuntungannya mencapai US$ 174 juta. Sementara itu, film Thor juga hanya ketinggalan sedikit saja dari Catching Fire dengan keuntungan sebesar USD$ 14.1 juta atau setara Rp 1.6 triliun sejak perilisannya.

Dikutip dari situs BBC News, Senin, 25 November 2013, film yang dibintangi oleh Jennifer Lawrence ini bahkan dikatakan sebagai film dengan pembukaan yang paling sukses sepanjang masa. The Hunger Game: Catching Fire mengalahkan pembukaan film The Avengers, Iron Man 3, dan Harry Potter and The Deathly Hallows: Part II.

Film yang diangkat dari novel Suzanne Collins ini juga memperoleh pendapatan akhir pekan pertama yang paling tinggi, sekitar 8 persen, dari penjualan tiket di studio Imax. Film arahan sutradara Francis Lawrence ini memang menggunakan anggaran yang cukup besar dan sudah ditunggu oleh sejumlah penggemar setianya.

"Ketika film pertamanya dirilis, sempat terpikir bahwa film ini akan menarik banyak penonton perempuan. Namun, seiring berjalannya waktu, film ini juga mulai ditonton oleh penonton laki-laki," kata Paul Dergarabedian, analis Box Office dari perusahaan media global, Rentrak.

RINDU P HESTYA | BBC NEWS

Berita Terkait:

Miley Cyrus Tak Julurkan Lidah di AMAS 2013
Vika Cabut Laporan, Piyu Belum Tahu Keberadaan Flo  
Tiga Faktor Jadi Waria Versi Aming  
Kicauan Farhat Abbas Kembali Menuai Konflik  
Farhat Abbas Terima Tantangan Al untuk Duel Tinju  


10.20 | 0 komentar | Read More

'Gerimis' Membuka Konser 25 Tahun KLa Project  

Katon Bagaskara, personil KLa Project, menghibur penggemarnya dalam Konser 25 tahun perjalanan musik KLa Project di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, (23/8). TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Konser bertajuk Grand KLAkustik The Celebration of KLa Projects 25 th Anniversary, menjadi penanda eksistensi grup musik lawas KLa Project yang saat ini telah mencapai umur 25 tahun. Konser yang diadakan di Jakarta Convention Centre (JCC), Selasa, 26 November 2013, ini pun sukses dipenuhi ratusan penggemarnya.

Dimulai pukul 20.30 WIB, band yang digawangi Katon Bagaskara (vokal dan gitar), Adi Adrian (piano dan keyboard), dan Romulo Radjadin (gitar), membuka konser akustik mereka dengan lagu Gerimis. "Ini adalah hari yang begitu istimewa untuk saya. Penonton yang datang, kalian juga istimewa," ujar Katon antusias saat membuka konser, Selasa, 26 November 2013.

Ini adalah kedua kalinya KLa Project mengadakan konser akustik. Pada 1996, KLa Project telah menggelar konser akustik pertama mereka. Rencananya, Katon dan kawan-kawan akan membawakan sekitar 20 lagu yang juga akan diiringi oleh orkestra yang terdiri dari 36 personel.

Konser yang didakan di JCC ini juga menjadi penanda bahwa KLa Project menjadi satu-satunya musisi Indonesia yang menggelar konser tunggal di Jakarta Convention Center sebanyak empat kali.

Sebelum menggelar konser Grand KLAkustik The Celebration of KLa Projects 25 th Anniversary, pada 23 Agustus 2013, KLa Project juga telah menggelar konser bertema KLa Project 25 Years: The Glamorous Electronic Journey, di Tennis Indoor Senayan.

ANINDYA LEGIA PUTRI

Baca juga:
Lagu Rhoma Irama Dijadikan Rujukan Mahasiswa Dunia
Farhat Abbas Terima Tantangan Al untuk Duel Tinju
Kicauan Farhat Abbas Kembali Menuai Konflik
Ini Curahan Hati Piyu di JakCloth 2013


10.20 | 0 komentar | Read More

Rudolf Bonnet dan Arie Smit Pamerkan Karyanya

Written By Unknown on Senin, 25 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Jakarta -Seni lukis modern di Bali tak bisa dilepaskan dari Belanda. Setidaknya ini yang tercermin dari lukisan yang sedang dipamerkan di Erasmus Huis yang berjudul Modern Balinese Painting- The Relationship with Rudolf Bonnet and Arie Smit.

Pusat kebudayaan Belanda, Erasmus Huis menggelar pameran ini  mulai digelar 23 November- 14 Januari tahun depan. Lembaga ini  menggandeng lima museum seni yakni yakni Puri Lukisan Museum, Neka Art Museum, Agung Rai Museum of Art, Museum Pasifika dan Museum Oei Hong Djien dan dua kolektor. Sejarawan seni, Dr Helena Spanjaard mengkuratori pameran yang digelar di Erasmus Huis ini. 

"Dua seniman Belanda Rudolf Bonnet dan Arie Smit sebagai contoh yang banyak memberi pengaruh pada seni lukis modern di Bali," ujar Ton Van Zeeland, Direktur Erasmus Huis saat konferensi pers di Erasmus Huis, Sabtu, 23 November 2013.

Selain lukisan Bonnet dan Smit, lukisan yang ikut dipamerkan adalah lukisan anak didik atau murid mereka seperti Anak Agung Gede Sobrat dan I Made Sinteg. Keduanya adalah pelopor seni lukis Bali. Ada juga karya I Ketut Soki, I Dewa Putu Bedil, I Ketut Djodol, Ida Bagus Made Poleng, I Wayan Barwa, Anak Agung Gede Raka Puja, I Nyoman Londo, I Wayan Pugur, I Ketut Tagen, I Pageh.

Dua seniman ini datang setelah sebelumnya seniman Jerman Walter Spies. Bonnet dan Smit, menurut Spanjaard mempunyai peran penting terhadap seni lukis dan patung Bali. Itulah makanya, dia memilih beberapa lukisan keduanya serta beberapa muridnya, para pelukis Bali. "Mereka mendorong dan mengembangkan seni lukis Bali dan para senimannya," ujar Spanjaard.

Perubahan yang paling signifikan adalah munculnya seni lukis modern Bali yang mempunyai dimensi, warna, corak, pencahayaan dan perspektif. Semula seni lukis tradisional Bali.

DIAN YULIASTUTI 


10.20 | 0 komentar | Read More

Bintang Film Sokola Rimba Bertani Organik  

Butet Manurung, penulis sekaligus aktor utama dalam film Sokola Rimba bersama anak rimba saat press preview film Sokola Rimba di Epicentrum, Jakarta, (12/11). TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah menonton film Sokola Rimba? Selain aktris Prisia Nasution, sebagai bintang, ada pula tokoh utama dalam film ini, yakni Nyungsang Bungo. Salah satu remaja anggota Suku Anak Dalam ini kini mempunyai kegiatan baru. Dia mengajari kelompok masyarakat yang dipimpinnya untuk bertani organik. 

"Ini kami sudah belajar bercocok tanam organik, ada wortel, pokcay, sawi. Setelah ini kami terapkan di sana," ujar Bungo kepada Tempo, usai gala premier film Sokola Rimba baru-baru ini di Epicentrum XXI.

Bungo dan dua remaja orang rimba--sebutan bagi Suku Anak Dalam ini--belajar bercocok tanam secara organik di Bogor. Mereka menimba pengetahuan bertani organik di salah satu lembaga pertanian organik selama tiga bulan. Kini mereka sudah menyelesaikan pendidikan bertanam organik dan kembali ke Jambi. Bungo menjelaskan pengetahuan ini akan disampaikan kepada masyarakat Suku Anak Dalam, terutama pada kelompoknya. 

Remaja ini adalah sosok nyata remaja yang belajar membaca tulis dari Butet Manurung di Sokola Rimba. Kisahnya diangkat dalam film berjudul sama dengan buku yang ditulis pegiat pendidikan ini. Selama syuting film Sokola Rimba yang digarap sutradara Riri Riza ini, Bungo mengaku tak kesulitan.

"Enggak susah, senang saja. Hanya ketika ada dialog yang panjang-panjang agak susah dan diulang," ujarnya polos.

DIAN YULIASTUTI


10.20 | 0 komentar | Read More

Kidungan Kartolo Akan Dikolaborasi dengan Jazz

Written By Unknown on Minggu, 24 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Surabaya -- Bagi Kartolo, seniman ludruk dan pelawak asal Surabaya, ngidung dengan iringan gamelan tradisional sudah teramat sering ia lakukan. Namun pada Ahad malam, 24 November 2013, lelaki kelahiran 1948 itu akan berkolaborasi dengan grup musik jazz asal Bali, Kanelop. Pertunjukan tersebut merupakan bagian dari acara Djarum Super Mild Jazz Traffic Festival 2013 yang diadakan oleh Radio Suara Surabaya.

Eko Sunarsono, salah seorang personel Kanelop mengatakan, Kartolo akan ngidung dan sedikit monolog seperti layaknya pertunjukan di panggung. Yang membedakan, irama kidungan itu akan diiringi dengan saxophone, drum, bas, piano dan gitar. Uniknya, kata Eko, Kartolo dan Kanelop belum pernah latihan bersama. "Latihannya nanti beberapa jam menjelang tampil. Justru yang dadakan seperti ini akan memberi warna tersendiri," kata Eko, Sabtu, 23 November 2013.

Menurut Eko, mengiringi Kartolo ngidung dengan piranti musik modern tidak sulit karena dia telah beberapa kali mendengarkan kaset-kaset rekaman Kartolo Cs. Dari situ ia berkesimpulan bahwa menyatukan irama jazz dengan kidungan pelawak kondang itu bukan hal yang rumit. "Kami akan berusaha mengikuti Cak Kartolo, bukan sebaliknya," kata dia.

Kanelop dibentuk pada tiga tahun lalu. Selain Eko, personelnya terdiri dari Koko Harsoe, Dodot Suhargo, Bogie Prasetyo dan Michel Hack. Ini adalah keikutsertaanya yang kedua dalam Jazz Traffic Festival.

Kartolo sendiri mengatakan, ngidung dengan iringan musik bukan hal yang baru baginya. Sebab beberapa waktu lalu ia juga sempat satu panggung bersama musisi Iwan Fals. Namun berkolaborasi dengan irama jazz baru kali ini dia lakukan "Embuh yok opo rasane kidungan gado-gado iki mengko (entah bagaimana rasanya kidungan gado-gado ini nanti)," kata Kartolo sembari terkekeh.

Kartolo menambahkan, ia akan ngidung jula-juli dangdut jawa timuran agar iramanya gampang diikuti. Adapun dua jenis kidungan lainnya, yakni lombo dan patolan sulit digabungkan dengan irama jazz karena nadanya panjang-panjang. "Kalau jula-juli dangdut lebih fleksibel," kata dia.

Selain Kanelop, Jazz Traffic Festival yang akan digelar di Grand City Surabaya itu juga menampilkan Glenn Fredly, Raisa, Indra Lesmana, Barry Likumahua Project, Balawan Bifan Trio, Donny Suhendro Trio dan lain-lain.

KUKUH S. WIBOWO


10.20 | 0 komentar | Read More

Slamet : Penjurian FFI 2013 Bersifat Steril

TEMPO.CO, Jakarta -Meski telah menuai banyak kritik, Festival Film Indonesia 2013 akan terus berlangsung. Perkembangannya hingga saat ini sudah sampai pada titik penentuan unggulan film peserta. Diketuai oleh Slamet Rahardjo Djarot, penjurian untuk kategori film bioskop telah mengerucut pada lima buah film yang dianggap memenuhi kriteria penilaian dari 53 judul film yang masuk untuk diseleksi.

Selain penentuan lima judul film bioskop, masih ada 14 kategori untuk kriteria film bioskop. Di antaranya, pemeran utama wanita, pemeran utama pria, pemain pendukung wanita, pemain pendukung pria, sinematografi, tata musik, naskah asli, penulisan skenario, dan lainnya.

Sebagai ketua dewan juri film bioskop, Slamet menegaskan bahwa ia dan timnya telah bekerja keras dan berupaya menunjukkan citra baik di masyarakat.

"Kami ingin menghapuskan pandangan bahwa banyak film-film 'pesanan' di FFI. Itu tidak ada sama sekali. Selama saya menjadi ketua (dewan juri) tidak akan ada," kata Slamet Rahardjo penuh keyakinan, di kawasan Tebet, Jumat 22 November 2013.

Slamet meyakinkan bahwa sejauh ini penjurian bersifat steril. Artinya, proses penjurian hanya melibatkan pihak yang mengerti dan terjun di dunia film.

Berikut beberapa daftar beberapa kategori yang dinilai dari film bioskop: 5 cm (sutradara: Rizal Mantovani), Belenggu (sutradara: Upi), Habibie dan Ainun (sutradara: Hanung Bramantyo), Laura & Marsha (Dinna Jasanti) dan Sang Kiai (Rako Prijanto).

Lima nominasi sutradara terbaik yaitu, Dinna Jasanti untuk film Laura & Marsha, Hanung Bramantyo dan Hestu Saputra untuk film Cinta Tapi Beda, Rako Prijanto untuk Sang Kiai, Rizal Mantovani untuk 5 cm dan Upi untuk film Belenggu.

Pemeran utama wanita terbaik yaitu, Adinia Wirasti dalam Laura & Marsha, Happy Salma dalam Air Mata Terakhir Bunda, Imelda Therine dalam Belenggu, Laudya Cynthia Bella dalam Belenggu dan Laura Basuki dalam Madre.

Selanjutnya untuk pemeran utama pria terbaik ada Abimana Aryasatya dalam Belenggu, Ikranagara dalam Sang Kiai, Joe Taslim dalam La Tahzan, Lukman Sardi dalam Rectoverso dan Reza Rahardian dalam Habibie dan Ainun.

AISHA
Topik Terhangat
Penyadapan Australia | Vonis Baru Angelina | Adiguna Sutowo | Topan Haiyan | SBY Vs Jokowi |

Berita Terpopuler
Indah Dewi Pertiwi, Punya Nama Baru
Buku Sejarah Musik Metal Bandung Diluncurkan
Venna Mellinda: 100 Persen untuk Anak Jalanan
Venna Berencana Duet dengan Ivan Fadilla
Konsernya Sepi, Maher Zain Tetap Hepi



10.20 | 0 komentar | Read More

Buku Sejarah Musik Metal Bandung Diluncurkan  

Written By Unknown on Sabtu, 23 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Bandung - Perjalanan musik metal selama di Bandung didokumentasikan dalam sebuah buku. Iman Rahman Angga Kusumah alias Kimung mencatatkan sejarah dua dekade itu hingga setebal 869 halaman sejak 2007 lalu.

Peluncuran buku berjudul Ujung Berung Rebels, Panceg Dina Galur itu berlangsung di Gedung Majestic, Jalan Braga, Bandung, Jumat malam, 22 November 2013. Konser band metal dan diskusi tentang industri musik di Bandung ikut mengisi acara tersebut.

Buku itu sendiri ditulis dengan bimbingan dosen filsafat Universitas Parahyangan, Bambang Sugiharto, dan dosen sejarah Universitas Padjadjaran, Reiza D. Dienaputra.

Bambang mengatakan, gerakan musik rock dan metal di Bandung, khususnya, sudah bisa membalikkan keadaan. Kalau dulu komunitas lokal hanya menerima musik global, kini band-band lokal mampu ke kancah dunia, seperti Burgerkill. "Komunitas metal di Bandung daya kreatifnya besar sekali tanpa campur tangan pemerintah, apalagi kalau pemerintah ikut," katanya saat diskusi.

Ujungberung merupakan salah satu pusat perkembangan musik metal di Bandung sebelah timur. Dari daerah itu, kemudian tumbuh komunitas penggemar dan musikus musik cadas menjelang 1990. "Masih tak jelas kapan rock-metal masuk ke Ujungberung, agaknya sejak band-band Guns n Roses, Metallica, dan Bon Jovi terkenal di Indonesia," ujar Kimung.

Yang menarik, kata mantan personel Burgerkill itu, perkenalan anak-anak metal di Ujungberung berawal dari sistem radio panggil. Lewat alat komunikasi itu, mereka diskusi dan berbagi informasi tentang band dan musik metal.

ANWAR SISWADI

Berita lain:
Mau Nyapres? Siapkan Dana Minimal Rp 7 Triliun 
Kembali Tak Masuk Daftar Orang Kaya, Ical Bangkrut?
Mengapa Pakar Australia Dukung Sikap SBY? 
Pers Australia Ingatkan Abbott Jika Tak Minta Maaf 
Ini Percakapan Luthfi Soal British Virgin Islands

 


10.20 | 0 komentar | Read More

Venna Mellinda: 100 Persen Untuk Anak Jalanan

TEMPO.CO , Jakarta:Artis Venna Melinda merilis album solo keduanya yang berjudul My Dedication. Meski sibuk sebagai anggota DPR dan belum lama menjalani sidang perceraian dengan suaminya, Venna membuktikan dirinya masih bisa memberikan dedikasi.

Album diberi judul My Dedication karena seluruh keuntungan dari penjualan album rencananya akan disumbang Venna untuk anak-anak kolong jembatan yang ada di Jakarta dan sekitarnya. "Saya rilis album solo kedua ini, dan 100 persen keuntungannya akan diberikan untuk anak-anak kolong jembatan se-Jabodetabek," kata Venna ditemui di Second Floor Club, Kemang, Jakarta, Jumat 22 November 2013.

Album yang digarap sejak setahun lalu itu berisikan 10 lagu lagu lama. Beberapa di antaranya adalah lagu Sepanjang Jalan Kenangan dan juga Kemesraan. Venna menggaet tiga teman duet untuk album ini, yaitu Aris asal Indonesia, Wilson dari Kolombia dan juga Eduardo dari Brazil, yang juga menjadi partner Venna untuk menari.

Album tersebut sudah bisa didapatkan dengan harga jual Rp 160 ribu. Memang lebih mahal jika dibandingkan dengan album penyanyi Indonesia lainnya. Namun, mengingat seluruh keuntungan akan diberikan untuk anak jalanan, Venna berharap bisa diterima pasar musik Indonesia.

NANDA HADIYANTI

Terpopuler
Ini Dia Orang Indonesia Paling Tajir 
Disebut Bintang Porno, Marty: Mereka Putus Asa 
Daftar Lengkap 50 Orang Indonesia Paling Kaya 
Perlu Berapa Jam untuk Membobol Situs Australia?  


10.20 | 0 komentar | Read More

Waljinah Sulit Dendangkan Lagu Baru  

Written By Unknown on Jumat, 22 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Yogyakarta - Waldjinah, 68 tahun, mengaku seperti kehilangan pegangan ketika satu per satu maestro pencipta lagu keroncong Tanah Air meninggal dunia.

Nenek tujuh cucu itu mengatakan, dirinya masih sulit menerima lagu baru untuk dinyanyikan dalam irama keroncong karena karakternya sangat berbeda. "Jelas saya tidak mungkin membawakan lagu dengan lirik yang vulgar, karena umur saya sudah segini," kata dia.

Waldjinah yang biasa membawakan lagu ciptaan maestro keroncong seperti Gesang, Andjar Any, dan Ismail Marzuki, mengatakan kepada Tempo, Rabu malam, 20 November 2013, di Yogyakarta, "Masak saya dikasih lagu yang liriknya ada 'penthil kecokot' (payudara tergigit), kan enggak masuk."

Penyanyi yang mulai menyanyi keroncong sejak umur 12 tahun itu menuturkan, dia merasa beruntung masih bisa mengalami dan membawakan lagu-lagu keroncong yang diciptakan tokoh semacam Gesang. "Saya seperti kehilangan ayah, masih suka terkenang," katanya.

Dia mengakui, lagu ciptaan para maestro semacam Gesang memang mempunyai cita rasa yang berbeda. "Ada kesederhanaan, tapi juga emosi yang mendalam. Itu yang membuat saya selalu bersemangat," kata dia. Dia memberi contoh, saat keplok, bisa sama dengan irama lagunya. "Jadi lagu yang dihasilkan bagus."

Meski berhenti menerima tawaran untuk menyanyikan lagu baru, bukan berarti Waldjinah berhenti berkarya. Penyanyi yang mengaku sudah membawakan 1.700 lagu sepanjang kariernya itu saat ini sedang menyiapkan album baru yang melibatkan pemusik asal Semarang, Jawa Tengah. "Semoga bulan depan selesai rekamannya," kata dia.

Dalam album itu, Waldjinah mengemas ulang lagu-lagu lamanya agar terasa lebih segar.

PRIBADI WICAKSONO


10.20 | 0 komentar | Read More

Waldjinah Pengin Diundang Jokowi

Penyanyi Keroncong senior Waljinah diiringi Light Keroncong Orchestra, saat tampil dalam konser Orkestra Keroncong di Taman Budaya Yogyakarta, Rabu malam (29/7). Foto: ANTARA/Regina Safri

TEMPO.CO, Yogyakarta - Penyanyi keroncong kawakan Waldjinah berharap, suatu hari nanti, dia diundang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk tampil di Ibu Kota.

Jika sebelumnya Jokowi sempat mengundang band rock dunia seperti Metallica, Waldjinah pun berharap keroncong juga mendapatkan tempat. "Mbok Pak Jokowi itu juga mengundang kami, para penyanyi keroncong, biar bisa tampil di Jakarta dan semakin mengenalkan keroncong di Ibu Kota," kata perempuan yang lahir di Solo, 7 November 1945 itu.

Saat ini, kata dia, perkembangan musik keroncong di daerah kian memprihatinkan. Terlebih ketika media seperti televisi semakin tak memberi ruang bagi pegiat musik keroncong untuk tampil rutin. "Salah satu jalan tetap eksis, tak lain lewat panggung. Tapi siapa yang mau mengadakan dan membiayai?" kata si Walang Kekek itu.

Waldjinah melihat Jokowi sebagai mantan Wali Kota Solo cukup menaruh respek atas perkembangan seni dan budaya. "Kalau sekarang Pak Jokowi diminta melestarikan keroncong kan tidak mungkin, karena sudah menjadi Gubernur Jakarta. Tapi, setidaknya masih bisa mengundang ke Jakarta," katanya sembari tersenyum.

Perempuan yang pernah aktif mengajar dan mempromosikan keroncong di berbagai penjuru dunia itu melihat, saat ini satu-satunya wadah yang bisa memacu perkembangan musik keroncong adalah radio. "Tapi sudah mulai tergeser dangdut, jadi sudah makin sulit," kata dia.

Selain itu, kata Waldjinah, jika ada orang Indonesia yang sudah mempelajari dan menguasai keroncong, kebanyakan lantas banting setir ke aliran dangdut karena dianggap lebih menjanjikan. "Jadi harapan musisi keroncong dari pemerintah, yang memiliki kebijakan," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO


10.20 | 0 komentar | Read More

Lompat dari Panggung, Rapper George Watsky Cedera  

Written By Unknown on Rabu, 20 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, London - Berakhir dengan berbaring di atas tandu dengan penyangga leher. Inilah ending konser penyanyi rap asal Amerika Serikat, George Watsky, saat manggung di Alexandra Palace, London.

Saat itu, ia tengah berjingkrak di atas panggung setinggi 10,6 meter. Sebelum menutup konsernya, ia bertanya pada penonton, "Maukah Anda semua menopang saya?" teriaknya.

Dalam hitungan detik, ia melompat. Tak seperti dugaannya, penonton justru minggir karena takut tertimpa tubuhnya.

Walhasil, Watsky 'mendarat' di lantai beton lokasi konser. Ia menjatuhi seorang wanita, yang mengalami patah lengan karenanya, dan seorang pria yang mengalami cedera punggung. Ketiganya ditandu menuju rumah sakit.  

Watsky melalui akun Facebook-nya meminta maaf untuk tindakan yang disebutnya 'memalukan' itu. Ia juga telah mengunjungi dua korban lain di rumah sakit dan secara pribadi minta maaf.

Salah satu penonton, Alex McCabe, yang merekam kejadian itu menyatakan Watsky saat itu kelihatan gembira meilhat antusiasme penonton, yang jumlahnya sekitar 7.000 orang. "Saat dia bertanya apakah akan menopangnya, semua menjawab, 'Ya'," katanya.

Dia berpikir sang penyanyi hanya tengah bercanda, dan merupakan bagian dari skenario. Ia memanjat tangga dari tali, dan tak diduganya, dia benar-benar melompat.

"Semua orang melambaikan tangan mereka berpikir ia hanya akan menyanyikan lagu terakhir sebelum konser ditutup. Namun tanpa peringatan, dia melompat," katanya. Mereka baru menyadari ketika musik berhenti dan tim medis segera berlari ke tengah area penonton.

Watsky, dalam sebuah acara TV, mengungkapkan bahwa dirinya hanya mengalami beberapa goresan, memar, dan rasa malu. "Saya tidak memiliki alasan untuk tindakan saya, dan satu-satunya cara untuk menjelaskan pola pikir saya adalah bahwa saat itu suasananya betul-betul 'panas'. Saya tak sedang mabuk atau di bawah pengaruh obat-obatan," katanya.

Ia menyatakan bahwa dirinya besar sebagai anak yang penakut. "Namun, pada tahun terakhir dari tur, saya sudah melakukan hal-hal yang semakin berisiko, mungkin akal bodoh saya ingin menaklukkan ketakutan-ketakutan saya," katanya.

Namun ia bangga bisa tampil total dalam pertunjukkan itu, dan memberikan 100 persen energinya untuk konser. Walau harus cedera tulang punggung dan leher.

MAIL ONLINE | TRIP B


10.20 | 0 komentar | Read More

Sunil Soraya Mati-Matian Filmkan Novel Buya Hamka  

TEMPO.CO, Jakarta - Menggarap sebuah karya sastra besar ke dalam sebuah film menjadi tantangan tersendiri bagi produser Sunil Soraya, yang baru saja merampungkan film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang diangkat dari novel karya Buya Hamka.

Demi menjaga banyak hal detail seperti penggambaran suasana tahun 1930-an: kapal Van Der Wijck yang tenggelam di Laut Jawa pada 21 Oktober 1936, ia sampai mendatangkan langsung blue print kapal dari Belanda. Untuk semuanya ini Sunil pun rela merogoh kocek lebih dalam.

Tidak hanya itu, persiapan pembuatan film ini pun memakan waktu lima tahun, yang mencakup pembuatan naskah yang berulangkali dibongkar dan ditulis ulang sampai dapat mempertemukan idealisme sutradara dan kebutuhan film sebagai produk industri. "Saya memang ingin membuat film ini sama dengan bukunya," kata Sunil saat ditemui di kawasan Menteng, Selasa, 19 November 2013. "Skrip berhasil dibuat sekitar dua tahun setelah bisa mendapatkan suasana yang tepat menggambarkan suasana Padang, Surabaya tahun 30-an," lanjutnya lagi.

Demi menjaga kemiripan dengan sumber cerita dalam novel, membuat film yang akan dirilis pada tanggal 19 Desember 2013 ini memiliki durasi panjang hingga 2 jam 45 menit.

Sunil mengakui kesulitan yang dihadapi sebagai sutradara adalah saat harus membangun cerita yang kuat agar dapat berimbang dengan kisah dalam novelnya sendiri. "Novelnya memang padat dan panjang konfliknya. Kalau film dibuat pendek dan hanya membela durasi, adanya cuma kisah cinta biasa. Mungkin ini saatnya Indonesia ada film yang panjang," kata dia dengan nada serius.

Sayangnya, Sunil tidak terbuka untuk menyebutkan berapa dana yang ia gelontorkan untuk membuat film yang banyak memakai properti mewah seperti mobil-mobil mewah era 30-an. Begitupun dengan replika kapal yang dikatakan dibuat sangat mirip dengan kapal aslinya. "kalau biaya kapal, kira-kira seharga banyak mobil," ujarnya seraya tertawa.

AISHA


10.20 | 0 komentar | Read More

Oka Antara, Semakin Mantap di Film Laga

Written By Unknown on Selasa, 19 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO , Jakarta:Oka Antara merintis dunia seni peran untuk film laga. Berawal dari film pendek kolaborasi Mo Brothers dan Gareth Evans, Oka Antara akhirnya mendapatkan sebuah peran di film The Raid 2: Berandal.

"Gue baru tahu kemudian kalau film The ABCs Of Death, dari Mo Brothers dan Gareth (Evans) di 2012 itu sebenarnya dijadikan ajang audisi oleh Mo Brothers untuk film Killers," kata Oka saat ditemui di Grand Indonesia, Jakarta, Minggu 17 November 2013.

Usai sukses di film The ABCs Of Death, Oka kemudian bermain di film Killers yang bergenre psychological thriller action. Di film tersebut, Oka diuji oleh permainan film yang emosional dan intense. Beradu akting dengan aktor Jepang Kazuki Kitamura.

Sukses menyelesaikan syuting Killers, tak lama kemudian, ia kembali dihubungi oleh Gareth untuk bermain di The Raid 2: Berandal. "Dia bilang, 'gua ada peran buat lo tapi lo harus block schedule setengah tahun ke depan', waktu gue tanya untuk film apa dia bilang The Raid 2," kata Oka dengan bangga.

Tantangan yang harus dihadapinya adalah bagaimana ia kembali menyesuaikan peran usai bermain Killer ke suasana The Raid 2. "Jedanya sekitar tiga minggu, ibaratnya udah kayak orang ngebut," ujar pria yang lahir pada 8 Juli 1980 ini.

Selama ini Oka dikenal sebagai aktor yang kerap bermain di film drama. Kini ia ingin mencoba berbagai macam genre, dan dua tahun terakhir terlibat di film action. Ia berharap aktingnya nanti tidak mengecewakan.

NANDA HADIYANTI

Terpopuler
Berharga 1 Triliun, Ini Isi Rumah Baru Beckham 
Abraham Samad Minta Sutarman Hapus Praktek Setoran
Samad: Uang Organisasi Kok di Tempat Pribadi
PSK Dolly yang Tewas Diduga Berusia 14 Tahun


10.20 | 0 komentar | Read More

Oka Antara Kagumi Nia Dinata

TEMPO.CO , Jakarta:Oka Antara ingin mencoba banyak film genre selagi ia mampu menjalani akting di dunia entertainment. Setelah bermain di film bergenre drama, horor dan juga laga, Oka ingin bermain dalam film komedi.

"Pengen main film komedi. Romantic comedy sih pernah, tapi yang pure comedy belum. Mau nyoba aja," kata Oka saat ditemui di Grand Indonesia, Jakarta, Minggu 17 November 2013.

Menurutnya seorang aktor perlu mendalami kemampuannya berakting dengan mempelajari berbagai genre film. Karena selain untuk belajar, industri perfilman yang kian berkembang juga menuntut para aktor untuk bisa bermain di film apa pun.

Selain ingin bermain film komedi, Oka juga mengaku ingin sekali bekerja sama dengan sutradara ternama Nia Dinata. "Sebenarnya ngefans sama banyak sutradara, tapi kalu mau main, sama Teh Nia. Filmnya bagus bagus," kata pria yang tengah asyik bermain di film laga The Raid 2: Berandal.

Ke depannya Oka ingin mendapat banyak kesempatan bermain di berbagai genre film. Saat ini pun ia mengaku beruntung, karena ia tumbuh di waktu yang tepat sehingga bisa melihat perkembangan perfilman yang ada di Indonesia.

NANDA HADIYANTI

Terpopuler
Berharga 1 Triliun, Ini Isi Rumah Baru Beckham 
Abraham Samad Minta Sutarman Hapus Praktek Setoran
Samad: Uang Organisasi Kok di Tempat Pribadi
Ups, Muncul Fenomena Tukar Pasangan atau Swinger


10.20 | 0 komentar | Read More

Terompet Truffaz Menyihir Penonton Ngayogjazz 2013  

Written By Unknown on Senin, 18 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Yogyakarta - Penyanyi jazz Monita Tahalea dan peniup terompet asal Prancis, Erik Truffaz, tampil memukau di panggung Ngayogjazz 2013 di Desa Wisata Sidoakur, Dusun Jethak, Kelurahan Sidokarto, Kecamatan Godelan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu malam, 16 November 2013.

Perempuan berdarah Ambon ini menyanyi di panggung Guyub, nama satu dari lima panggung untuk Ngayogjazz. Monita berdandan anggun dengan gaun malam berwarna hijau.

Penonton menjejali panggung yang menempati halaman rumah penduduk ini. Mereka berdiri di antara rimbun pohon rambutan. Panggung berlatar belakang kukusan membentuk piramida terbalik. Susunan tampah sebaliknya, piramida. Ada juga cething atau bakul tempat nasi terbuat dari anyaman bambu menyusun piramida terbalik. Di belakang panggung dan samping kiri panggung ada kandang ayam.

Monita membawakan delapan lagu. Satu di antaranya berjudul Senja. Ia menggubah lagu ini ketika berada dalam kemacetan Jakarta. Hujan melanda, dan taksi yang ia tumpangi hanya bisa merayap. "Lagu ini saya cipta di saat senja hujan Jakarta. Saat itu saya sedang galau," kata Monita.

Dia merupakan pemenang keempat Indonesian Idol tahun 2005. Warna jazz pada vokal Monita sungguh kuat. Pada tahun 2005, Monita membuat rekaman album Indonesian Idol Seri Cinta dengan menyanyikan lagu Keliru yang dipopulerkan Ruth Sahanaya.

Suasana serupa terjadi di panggung utama Ngayogjazz, Sayuk Rukun. Penonton berjejal di panggung yang berada di halaman rumah joglo khas Jawa. Erik Truffaz, peniup terompet terkemuka dari Prancis, menyedot perhatian penonton. Truffaz yang mengenakan baju putih tampil bersama tiga pemain musik. Nuansa jazz kental atau berat ada di panggung ini. Pada akhir penampilan, ia pamitan. "Sugeng ndalu," kata Truffaz.

Erik Truffaz adalah musikus di bawah generasi peniup terompet Eropa legendaris, seperti Enrico Rava atau Tomasz Stanko. Ia akrab dengan karya-karya musik klasik, seperti Mozart dan Ravel. Musikus jazz Amerika Serikat, Miles Davis, mempengaruhi permainan musiknya.

Jazz ringan ada di panggung Wawuh. Panggung ini berlatar belakang tiga pohon pisang. Dua batang pohon berhias tandan pisang. Tandan pisang bagian kanan mencuat masuk panggung. Lampu berwarna hijau menyorot pohon itu. Ada pula hiasan janur kuning.

Tembang Jawa Pangkur dan Dhandhanggulo membuka Ngayogjazz 2013. Sepuluh sinden perempuan dan 12 sinden laki-laki menembangkan lagu Jawa di tengah rintik gerimis tipis. "Gending Jawa untuk menarik minat anak muda terhadap tembang Jawa," kata koordinator Seni Panembromo Anggoro Kasih, Kelompok Seni Desa Wisata Sidoakur, Djoko Soedarjoto.

Tembang Jawa ini semacam rapal doa untuk memohon kelancaran acara. Menurut dia, penembang Jawa itu tergabung dalam kelompok seni macapat di desa itu. Selain melantunkan tembang Jawa, penduduk juga menampilkan kesenian tradisional jatilan.

Hujan mengguyur para penikmat jazz tidak lama setelah tembang Jawa dilantunkan. Mereka tetap antusias melihat pertunjukan. Mereka menggunakan mantel dan payung depan panggung utama bernama Sayuk Rukun. Ada pula yang berteduh di teras rumah penduduk.

Panggung utama berada di depan rumah joglo khas Jawa. Bagian belakang panggung berhiaskan tampah dan irig atau nyiru dari bambu yang dianyam. Pohon kelengkeng besar dan angsana memayungi panggung seluas sekitar 12 x 8 meter. Ada pula pepohonan jambu dersono, angsana, melinjo, sawo, dan rambutan yang mengitari panggung.

Panggung utama dikelilingi tembok setinggi 1 meter. Orang-orangan sawah dengan sapu lidi dan sapu lantai terbalik terpajang di samping panggung, persis di tepi jalan.

Empat panggung lainnya, yakni panggung Wawuh, Guyub, Srawung, dan panggung tradisional. Pemusik keroncong, gejog lesung, dan jatilan tampil di panggung tradisional. Jarak panggung utama dengan yang lain sekitar setengah kilometer.

SHINTA MAHARANI 

 


10.20 | 0 komentar | Read More

Pengalaman Pradikta Wicaksono Bermusik Blues

TEMPO.CO, Jakarta - Pradikta Wicaksono, vokalis dalam proyek musik Yovie and Nuno, rupanya punya kemampuan bermusik selain menjadi seorang vokalis. Dikta, demikian ia akrab disapa, juga memiliki proyek musik pada jalur blues bersama band-nya, Dikta Project.

Di Dikta Project, pria kelahiran 10 Januari 1987 ini bermain gitar dan memegang posisi vokal. "Orang tahu saya sebagai penyanyi. Padahal selama ini saya juga main musik," kata Dikta saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, pekan lalu.

Bersama band-nya ini, Dikta ikut tampil dalam acara Jakarta Blues Festival 2013 yang digelar hari Sabtu lalu, 16 November 2013, di Istora Senayan.

"Di Jakblues nyanyi kami ngeblues-ngeblues," kata Dikta.

Hal ini menjadi pengalaman pertama baginya dan juga personel di Dikta Project karena mereka akan terlibat bermain musik bersama musikus senior.

"Perasaan jelas senang karena biasanya cuma nonton teman-teman main di acara ini. Dari kecil cuma bisa ngelihatin mereka sambil mikir kapan saya bisa main kayak mereka, main di satu panggung besar kayak mereka," ujarnya bersemangat.

AISHA

Topik Terhangat
Korupsi Hambalang | Topan Haiyan | SBY Vs Jokowi | Dinasti Atut | Adiguna Sutowo |

Berita Lain

Pasar Seni Pertunjukan Berpeluang Dari IPAM 2013
Shireen Sungkar Tunggu Teuku Wisnu Dua Tahun?
FPI: Jonas Bisa Kena Pasal Penghinaan Agama
Ada Kalung Berlian di Mahar Wisnu-Shireen
Menikah, Shireen Sungkar: Tegang Banget!

 


10.20 | 0 komentar | Read More

Film Noah Menggantung, Ini Alasannya

Written By Unknown on Minggu, 17 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO , Jakarta: Sutradara film Noah Awal Semula, Putrama Tuta, punya alasan kenapa akhir film bikinannya 'menggantung'. Menurut Tuta, ia sengaja membuat penutup yang memantik penasaran penonton, untuk menggambarkan bahwa karir band asal Bandung tersebut belum rampung.

"Ending-nya tidak saya jabarkan seperti apa yang diinginkan penonton, karena perjalanan mereka (Noah) belum selesai dan akan berlanjut," kata dia di Musica Studio, Kamis, 14 November 2013, malam.

Tuta mengungkapkan, film Noah, yang ia tonjolkan, adalah plot dan alur cerita. Film itu berkisah soal perjalanan band yang beranggotakan Ariel, Uki, Reza, Lukman, dan David, sejak masih bernama Peterpan hingga 'berganti baju' menjadi Noah dan merilis album Seperti Seharusnya pada tahun ini.

Menurut Tuta, ia sengaja sejak awal bertutur soal karir musik Noah, bukan kisah personal para anggotanya, demi setia pada plot. Itulah sebabnya, gambaran kehidupan personil Noah saat menganggur ketika Ariel dibui akibat kasus video syur, tak ditampilkan dalam film berdurasi 72 menit.

"Saat mereka nganggur enggak saya ambil karena cerita itu sudah ada di rilis-rilis media dan terjadi sebelum film ini dibuat," kata Putrama. "Saya juga tidak menyorot keluarga mereka, bukan karena tidak penting, tapi karena film ini berkisah soal musik, bukan keluarga."

Tuta menambahkan, setelah bekerjasama dengan Noah dalam Awal Semula, ia jadi lebih mengenal pribadi Ariel dkk. Menurutnya, para personil Noah bukanlah sosok yang gila hura-hura, namun disiplin dalam bekerja.

"Mereka disiplinnya gila-gilaan sejak bangun tidur. Percaya enggak percaya, mereka 'enggak gila', tapi mengisi hari-harinya dengan kerja, kerja, dan kerja," kata Tuta, yang demi pembuatan film ini mesti mengikuti personil Noah saat latihan di studio, tur luar kota, bahkan saat beristirahat.

Ariel, vokalis Noah, menyebut film ini membuatnya bisa introspeksi. Ia berseloroh, setelah menonton film Noah, baru menyadari gaya bicaranya terkadang emosional. "Pas lihat rekamannya, saya baru nyadar kalau pas ngobrol kayak orang marah. Saya sendiri sebelumnya enggak merasa seemosional itu, hahaha.." ujarnya.

ISMA SAVITRI


10.20 | 0 komentar | Read More

Trio Lestari Semarakkan Banyuwangi Beach Jazz 2013

TEMPO.CO, Banyuwangi - Glenn Fredly, Tompi dan Shandy Sandoro yang tergabung dalam Trio Lestari memang tak hanya piawai menyanyi. Mereka juga menghibur 1.500 penonton Banyuwangi Beach Jazz Festival, Sabtu 16 November 2013, dengan lawakan ala stand up comedy.

Mulanya, ketiga musisi itu diangkut dengan sekoci melewati Selat Bali, dari hotel mereka menginap menuju panggung jazz yang berada di Pantai Boom. Mereka tampil sekitar pukul 20.30 WIB sebagai bintang utama dalam Beach Jazz Festival yang diselenggarakan Pemerintah Banyuwangi, Jawa Timur.

Dari balik panggung, Glenn Fredly membuka penampilannya dengan lagu Ulan Andhung-andhung. Lagu berbahasa Using Banyuwangi ini diaransemen ulang menjadi lebih jazzy. Kemudian, Tompi naik ke panggung dengan lagu pertamanya Menghujam Jantungku.

Penampilan Trio Lestari malam itu di awali dengan bernyanyi solo masing-masing personelnya. Mereka membawakan lagu yang pernah menjadi hits sehingga penonton antusias dan bernyanyi bersama. Selain Menghujam Jantungku, Tompi yang tampil perdana menyanyikan lagu Selalu Denganmu dan Tak Pernah Setengah Hati.

Penampilan kedua diisi penyanyi asal Ambon, Glenn Fredly. Dia menghipnotis penonton dengan empat lagu yang di antaranya berjudul Terpesona dan Cukup Sudah. Terakhir, giliran Sandhy Sondora. Dia menyanyikan tiga lagu sambil bermain gitar: Tak Pernah Padam, Darimu dan Malam Biru.

Saat tampil bertiga, aksi lawakan pun mereka tebar hingga mengocok perut penonton. Isi lawakannya bercampur-aduk mulai menyindir Glenn yang lama menduda hingga melontarkan kritik sosial. "Semoga Bupati Banyuwangi Azwar Anas tak seperti Anas yang di sana yah," celetuk Tompi. Dia menyindir mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum yang menjadi tersangka korupsi. (Baca : Beach Jazz Festival Jadi Pemanasan Glenn Fredly)

Trio Lestari yang baru pertama ke Banyuwangi itu menyelingi lawakan di antara lagu-lagu yang mereka nyanyikan. Dengan gaya alay, mereka kemudian menyanyikan lagu Beautiful milik Cherybell dengan aransemen jazz.

Secara spontan pula mereka menciptakan jingle Ayo Datang ke Banyuwangi yang semula dipesan oleh bupati Banyuwangi. Di sela-sela itu Tompi melontarkan celetukannya, "Kalau jingle cocok harga bisa langsung dinego, ya, Pak," kata Tompi yang bikin riuh suasana.

Di kesempatan itu pula, Trio Lestari memamerkan single terbaru mereka yang judulnya langsung disepakati di atas panggung, Gelora Hati. Sebagian materi penampilan mereka ini merupakan isi dari konser akbar yang akan mereka helat pada 19 Desember mendatang di Istora Senayan, Jakarta. Trio Lestari tampil hingga pukul 23.30 WIB dengan membawakan sekitar 15 lagu.

IKA NINGTYAS

Berita Terpopuler

Keluarganya Dibohongi Jonas, Asmirandah Bicara
Asmirandah Mengaku Minta Jonas Masuk Islam
Jonas Minta Maaf, FPI Tetap Ingin Dia ke Penjara
Alasan Andi Soraya Bungkam Digugat Cerai 
Asmirandah Gelar Resepsi Januari 2014


10.20 | 0 komentar | Read More

11 Film Dokumenter Demokrasi Siap Diadu

Written By Unknown on Jumat, 15 November 2013 | 10.20

Cuplikan film dokumenter berjudul "EURO 2012: Stadiums of Hate" yang disiarkan kantor berita Inggris, BBC, menampilkan suasana pertandingan sepak bola di Kota Warsawa, di mana para suporter klub lokal membawa spanduk berisikan kalimat menjurus rasisme, seperti 'Harga Diri Kulit Putih.' canada.com/BBC

TEMPO.CO, Purbalingga - Kompetisi Film Dokumenter Pelajar 2013 akan segera digelar. Sebanyak 11 film dokumenter pendek garapan pelajar se-Banyumas Raya (Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, serta Cilacap) dan Kebumen sudah siap bertarung dalam kompetisi tersebut dengan tema "Pemilihan OSIS".

Film-film tersebut dinyatakan lolos proses seleksi kompetisi yang digelar Jaringan Kerja Film Banyumas dan Laboratorium Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

"Festival ini dikhususkan untuk sineas pelajar SMP dan SMA di Banyumas Raya, ditambah Kebumen yang sedang mengikuti praktek kerja industri di Cilacap. Saat ini masuk tahap penjurian hingga 18 November. Pengumuman pemenang 23 November mendatang," ujar Nanki Nirmanto, Manajer Kompetisi Film Dokumenter Pelajar 2013, Kamis, 14 November 2013.

Dia mengatakan, kompetisi itu untuk memotret dinamika politik di lingkungan sekolah dalam bentuk film dokumenter pendek. Di luar dugaan, banyak temuan menarik dalam proses produksi film ini. "Ada satu sekolah yang menemukan software khusus untuk memilih secara online yang diberi nama Pilketos System. Jadi tidak perlu mencoblos lagi," katanya.

Ketua Laboratorium Ilmu Politik FISIP Unsoed, Indaru Setyo Nurprojo, mengatakan tema itu diangkat karena ada kecenderungan para pemilih pemula hanya belajar berdemokrasi saat menggelar pemilihan Ketua OSIS di sekolah.

Padahal, sebentar lagi mereka akan dihadapkan hiruk pikuknya agenda pesta demokrasi 2014. "Para pelajar kebanyakan pemilih pemula dan berpotensi sebagai pemilih pemula. Intinya, kompetisi ini untuk memotret tradisi generasi muda saat menyalurkan suaranya serta berbagi tentang cara berdemokrasi secara prosedural yang baik," katanya.

Dia berharap dengan kompetisi itu, para pelajar memiliki pengalaman membuat sebuah film dokumenter. Sebab, apabila dibandingkan dengan film fiksi, dokumenter kurang populer di Indonesia.

ARIS ANDRIANTO


10.20 | 0 komentar | Read More

Tribute to Gombloh Digelar 27 November

TEMPO.CO, Surabaya - Konser musik "Tribute to Gombloh" akan digelar di Surabaya, Jawa Timur, 27 November 2013. Konser yang digagas oleh kawan-kawan Gombloh, di antaranya Sawung Jabo, Nanil C. Yakin, dan Henky Kurniadi, rencananya mengambil tempat di Lapangan Parkir Timur Plaza Surabaya.

Dalam jumpa pers di Madame Cafe, Jalan Karimunjawa, Surabaya, Jabo mengatakan, konser musik bukan untuk mengkultuskan atau mendewakan Gombloh yang memiliki nama lahir Soedjarwoto Soemarsono. "Tapi dia (Gombloh) memang berjasa besar pada dunia musik Indonesia. Pagelaran ini sebagai bentuk rasa hormat pada Gombloh," katanya.

Jabo mengatakan, kejujuran berekspresi Gombloh dalam bermain musik tercermin dalam karya-karyanya. Jauh sebelum ramai kritik soal isu lingkungan, Gombloh sudah menciptakan lagu bertema lingkungan. "Lagu tentang lingkungan hidup atau gubug kumuh adalah hasil dari pengalaman hidupnya," kata Jab,o yang populer dengan Sirkus Barock-nya ini.

Menurut Jabo, konser ini sebenarnya sudah digagas sejak delapan tahun lalu. Namun baru November 2013 akan terealisasi. Selain musikus Surabaya, sejumlah musikus lain dari Yogyakarta, Bali, dan Jakarta juga akan bergabung.

Gombloh merupakan musikus kelahiran Jombang, 14 Juli 1948. Dia anak keempat dari enam bersaudara pasangan Slamet dan Tatoekah. Sejumlah karya Gombloh, antara lain Kebyar-Kebyar, Lestari Alamku, dan Tai Kucing Rasa Coklat, menjadi karya-karya yang banyak dikenal.

DAVID PRIYASIDHARTA

Terpopuler
Ahmad Dhani Mengaku Bangkrut Gara-gara Kasus AQJ
Dahlan: Marzuki Alie Minta Teuku Bagus Dipecat 
Cerita Ganjar tentang Gubernur 'Bodoh' 
Nazar: Uangnya Anas Triliunan Rupiah

 


10.20 | 0 komentar | Read More

Apa Sindiran Jennifer Lawrence kepada Miley Cyrus?  

Written By Unknown on Rabu, 13 November 2013 | 10.20

Dalam perannya di sejumlah film, Jennifer Lawrence telah banyak menerima penghargaan, seperti Academy Award, Globe Golden Award, Satellite Award, Independent Spirit Award, dan Screen Actors Guild dalam nominasi Aktris Terbaik. fanpop.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pada usianya yang ke-23 tahun, aktris Jennifer Lawrence bangga dengan jati dirinya saat ini. Perempuan yang disapa JLaw ini mengungkapkan pendapatnya tentang wanita yang menjadi obyek seks di industri hiburan.

"Aku tidak terlalu khawatir soal itu. Itu hanyalah sesuatu yang merupakan bagian dari dunia hiburan. Itu bagian dari industri hiburan yang menjual. Dan, untuk beberapa alasan menjijikkan, anak muda menjual seks lebih banyak," ujarnya dalam acara BBC Newsnight, seperti dikutip E! Online, 12 November 2013.

Pernyataan JLaw ini merujuk pada kelakukan Miley Cyrus yang belakangan sering mengumbar keseksiannya. Meski tidak setuju, JLaw berusaha untuk tidak menyebut nama Cyrus dalam pernyataannya.

"Itu bukan sesuatu yang aku khawatirkan karena setiap orang memiliki jalurnya sendiri. Mereka menemukan caranya sendiri untuk menemukan dirinya sendiri. Dan bagi beberapa orang, bagaimana mereka merasa hebat, seksi, dan cara mereka ingin tampil," ujar peraih Academy Award 2013 sebagai aktris terbaik dalam film Silver Linings Playbook ini.

JLaw sendiri mengaku mengagumi Katniss, tokoh yang ia perankan dalam film The Hunger Games. "Aku rasa Katniss contoh yang hebat bagi gadis-gadis muda. Aku senang mereka punya karakter seperti itu," ujarnya. (Baca: Jennifer Lawrence tanpa Busana di Sekuel X-Men)

Menurut dia, tokoh Katniss memberikan gambaran bagaimana seorang wanita harus mampu melihat tubuhnya. "Ini kesempatan menakjubkan untuk bisa menampilkan dirimu seperti itu di industri ini. Dan aku rasa akan lebih baik jika terlihat kuat dan sehat."

JLaw mengatakan, "Aku pikir melihat Kate Moss berlari membawa busur dan panah tidaklah terlalu menakutkan." JLaw bermain dalam film The Hunger Games: Catching Fire yang akan rilis di bioskop 22 November mendatang.

E!ONLINE | DEWI RETNO

Berita Terpopuler
Kampanye Kanker Prostat, SPG Pegang Penis Pria  
Klarinet Kotor, Musikus Ini Derita Sakit Paru-paru
Polusi Udara, Penderita Kanker Paru Cina Bertambah
3 Cara Korban Topan Hiyan Pertahankan Hidup
Produk Antibakteri Bikin Bakteri Kebal?  


10.20 | 0 komentar | Read More

Lia Aulia, Tidak Mau Menghalalkan Segala Cara

TEMPO.CO, Jakarta - Lia Aulia menanti sampai dua tahun untuk masuk dapur rekaman. Tak disangka, ada tawaran menyanyi lagi. Lagu remix pop dan dangdut. Produksi Pepep, gitaris band ST 12 (kini bubar). "Musik dan lagu sudah ada, tinggal menunggu penyanyi," kata Lia Aulia kepada Tempo grup beberapa waktu lalu.

â€Å“Sempat agak bertentangan dengan hati. Karena saya penyanyi pop. Saya tidak mau kalau dilakukan berat hati nantinya buruk hasilnya,â€� kata Lia untuk single lagu itu  mencari jawaban lewat salat istiharah. (Baca : Shela Menolak Disebut Dompleng Nama Atas Kasus Enji)

Ia hanya butuh waktu 15 menit untuk ambil suara di studio. Ia belajar vokal lagi kepada Catherine Leimena, maestro vokal. Di waktu senggang, pemandu acara kuis Liga Inggris di stasiun televisi swasta ini menikmati perawatan di salon. Mulai dari meni pedi ujung kaki sampai ujung rambut. â€Å“It's me time,â€� ujar wanita yang hobi membaca majalah fashion ini. 

â€Å“Saya betah berlama-lama di kamar. Ada sofa malas di sana, utak utik blackberry, nonton teve di saluran kabel. Bahkan makan pun saya malas,â€� kata Lia.

Anak kedua dari empat saudara ini menetap di Jakarta bersama dua adiknya. Ibunya, sudah almarhum dan ayahnya, Kusnin pensiunan tentara menetap di Krawang.

Sepanjang menjalani karier di dunia model, presenter, dan film, Lia mengaku sering mendapatkan tawaran untuk menjadi pemeran film menonjolkan sensualitas. â€Å“Saya tidak terlalu selektif, hanya saja peran yang saya terima jangan sembarangan. Tidak mau, kalau cuma sekadar tampil sebagai cewek penggoda dan tidak nyambung dengan cerita,â€� tegas Lia yang tidak mau perannya hanya membangkitkan syahwat lelaki.

Hidup di bidang entertain harus kuat dari godaan. â€Å“Pesan moralnya, jangan ngoyo dan sampai menghalalkan segara cara,â€� katanya. Apa kalimat pantas menunjukkan sifat dirinya? â€Å“Simpel, matching, kerja keras dan mandiri,â€� ujarnya sambil tersenyum.

EVIETA FADJAR

Ucapan Talak Enji Berawal dari Sini 
Bintang Hollywood: Jakarta, Kota Amburadul
Shela Sempat Dengar Gaya Hidup Mewah Enji 
Sebelum Eddies, Ferry Hampir Nikahi Nuri Maulida 
Putus dari Lia Aulia, Enji Pacari Ayu Ting Ting
Ayu Ting Ting Tahu Enji Playboy  


10.20 | 0 komentar | Read More

Drama dan Kisah Cinta Bumbu Film Sejarah  

Written By Unknown on Selasa, 12 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Jakarta -"Harus tetap ada drama dan air mata." Pernyataan ini tercetus dari mulut Joe Taslim saat ditanya mengenai perlunya adegan romantis dalam film bertema sejarah. Bagi Joe, dalam menyampaikan sejarah, kebutuhan dalam sebuah film jelas berbeda dengan media lain.

"Pastinya akan ada dramatisasi, for the sake of entertainment. Selama enggak menyimpang dari kenyataan sejarahnya, menurut saya enggak apa-apa," ujar Joe Taslim kepada Tempo saat ditemui di kawasan Kuningan, 8 November 2013.

Bagi Joe, selama nilai penting dalam sejarah masih dapat ditampilkan sesuai kenyataannya, maka tidak soal jika ada sentuhan kisah drama. Dia menyebut dalam film Soekarno, kisah Sukarno dengan Fatmawati atau Inggit bukanlah suatu masalah.

"Kalau film sejarah ditampilkan kaku seperti zaman dulu, hitam-putih, mungkin sekarang tidak akan ada yang mau menonton, ini sudah tahun 2013," kata Joe.

Banyak hal yang dijadikan pertimbangan dalam mengangkat tema sejarah dalam film. "Misalnya, bila melihat bagaimana MD menggarap film sejarah, pasti ada dramanya," kata jurnalis film, Bobby Batara pada kesempatan yang sama.

Saat film dijadikan produk komersial, akhirnya terserah bagaimana produsernya memperlakukan film tersebut. Pria yang kini menjadi jurnalis untuk Total Film ini mengakui, kadang kala nilai sejarah dalam film kerap direduksi sehingga nilai sejarahnya jadi tidak ada.

Sebagai contoh, Bobby mengangkat kisah Di Bawah Lindungan Kabah. Meski film ini bukan film perjuangan, pengangkatan sisi drama dan kisah percintaan di dalamnya seolah menunjukkan bahwa produk film abai memberi tahu hal lain yang layak diketahui publik dari pesan dalam novelnya itu sendiri.


AISHA

Topik Terhangat
Korupsi Hambalang | SBY Vs Jokowi | Suami Ratu Atut Meninggal | Suap Akil Mochtar | Adiguna Sutowo

Berita Terpopuler
Ayu Ting Ting Hamil 7 Atau 4 Bulan?
Penjelasan Ayu Ting Ting ihwal Anggita Sari
Musisi Eropa Akan Meriahkan Ngayogjazz 2013 
Hanya Tiga Minggu Nikah, Ayu Ting Ting Ditalak
Ayu Ting Ting: Saya Bukan Wanita Stres


10.20 | 0 komentar | Read More

Film Noah Awal Semula Dirilis di Bioskop

Personil band Noah saat menghadiri peluncuran film Noah Awal Semula di XXI Epicentrum, Jakarta, (11/11). Film tersebut tentang kisah kebangkitan grup band Noah yang beranggotakan Ariel, Uki, Lukman, Reza, dan David, dari keterpurukan. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Film tentang perjalanan band Noah Awal Semula diangkat ke layar lebar. Film ini menceritakan perjalanan dan kiprah band ini di kancah musik Indonesia, sejak bermula pada 2000 ketika band ini dulu bernama Peterpan.

Dino Hamid, CEO Berlian Entertainment selaku promotor konser NOAH mengatakan, "Kami mempersembahkan film NOAH Awal Semula kepada masyarakta Indonesia, agar bisa memberi inspirasi seluruh masyarakat Indonesia dan bisa menggugah semangat positif."

"Ini mimpi yang tercapai. Awalnya, ide gila di tahun 2012. Saya berharap film ini bisa membuat orang senang dan bisa melihat sisi lain dari NOAH," ujar Putrama Tuta selaku sutradara saat ditemui di Epicentrum, Kuningan, Senin, 11 November 2013.

Film NOAH Awal Semula menceritakan mengenai jatuh bangunnya band Noah. Pro-kontra, semangat, dukungan, perpecahan hingga kasih sayang keluarga, semua tergambar di film ini.(Baca : Ariel: Di Film Noah, Enggak Bisa Jaim)

Film yang 90 persennya dokumenter ini memberikan warna yang berbeda dari film-film kebanyakan. Sebab, setiap pihak yang terlibat di dalam film ini terlihat sangat natural dan jujur.

Dino menjelaskan kenapa film ini diberi judul Awal Semula. "Konsep ini terbentuk pada saat konser dua benua lima negara, yang merupakan momentum keberhasilan besar Noah," kata Dino. Menurut dia, ide cerita ini berawal dari tanggal film 16 September 2012. "Walaupun awalnya mereka (personel Noah) tidak ingin bermain film, tapi karena visi yang sama dan banyak hal baik bisa dibagi ke publik, makanya Noah juga setuju main film ini," ujar Din.

Rama Datau, ekskutif produser mengungkapkan, "Saat awal sutradara Tuta menghubungi saya, saya langsung tertarik karena film ini memiliki pesan yang baik. Menceritakan tentang seseorang dan grup yang mencapai titik kesuksesan tertentu, mengalami kejatuhan, dan mereka mampu dan tetap berusaha untuk bangkit kembali."

Para personel Noah pun merasa bahwa film ini adalah film terbaik yang bisa diberikan kepada masyarakat. "Kami sangat bersyukur film ini bisa menjadi kenyataan. Dan kejujuran merupakan kunci utama film ini," kata Ariel.


ANINDYA LEGIA PUTRI

Berita Terpopuler

Jokowi Hari Ini Terima Yusuf Mansyur di Balai Kota
Ayu Ting Ting Hamil 7 Atau 4 Bulan? 
Miley Cyrus Nge-Ganja di MTV EMA 2013 
Satu Lagi Artis Mengaku Mantan Pacar Enji 
Eddies Adelia Terima Aliran Dana Ferry Setiawan  


10.20 | 0 komentar | Read More

Ini Kata Daoed Joesoef Soal Izin Film Soekarno

Written By Unknown on Senin, 11 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan Dr Daoed Joesoef, 87 tahun mengatakan, film tentang Soekarno harus mendapat izin keluarga. 

Adanya konflik film yang digarap Hanung Bramantyo dan pihak keluarga, diwakili putri Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri ini disesalkan Daoed. Menurutnya, masyarakat harus mendukung sineas Indonesia untuk membuat film sejarah.

"Film bisa menjadi cerita memiliki sisi sejarah, karena setiap film mengandung cerita yang menarik. Apakah itu film sejarah maupun film fiksi, tergantung bagaimana mengemasnya," katanya, belum lama ini kepada Tempo dalam acara diskusi tema Nilai Luhur Dalam Kebudayaan Maritim oleh Yayasan Suluh Nuswantara Bakti, di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta.

Pria yang menjadi orang Indonesia pertama yang kuliah di Universitas Sorbonne, Prancis ini mengatakan, berharap film-film bernilai sejarah bisa terus bermunculan. Tentunya, dengan kemasan cerita yang memiliki nilai sejarah.(Baca : Film Sejarah, Medium Melihat Banyak Perspektif)

Menurutnya, film jangan dikemas dengan drama yang mengubah nilai sejarah tersebut. "Film sejarah memang banyak aspeknya. Manfaat film sejarah, dengan menyaksikan film ini kita bisa belajar untuk tidak mengulangi kesalahan lagi," katanya.

Untuk bisa menghasilkan film sejarah, sejumlah sineas harus memiliki literatur cerita tersebut, sehingga film disuguhkan menjadi sebuah tontonan yang mendidik, bukan menyesatkan.

"Bukan mempersoalkan siapa yang akan berakting. Yang paling penting izin dari keluarga yang bersangkutan, karena mereka yang tahu lebih detil akan ceritanya," katanya.

EVIETA FADJAR

Berita Terpopuler

Joe Taslim Dukung Film Bertema Sejarah
Di Film Tjoet Nya' Dhien, Slamet jadi Teuku Umar 
Ini Musik dan Lagu Di Film Bertema Sejarah
Rachmawati Ngotot Inginkan Anjas jadi Soekarno


10.20 | 0 komentar | Read More

Musisi Eropa Akan Meriahkan Ngayogjazz 2013  

TEMPO.CO, Yogyakarta--Musisi negara kawasan Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang akan memeriahkan pentas musik jazz Ngayogjazz 2013 pada Sabtu, 16 November 2013 di Desa Wisata Sidoakur, Kecamatan Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sekretaris Panitia Ngayogjazz, Aji Wartono, mengatakan musisi lintas negara mengisi ngayogjazz karena berjejaring dengan musisi Indonesia. "Mereka datang karena berjejaring lewat lembaga kebudayaan," kata Aji seusai jumpa pers Ngayogjazz di Legend Cafe, Yogyakarta, 10 November 2013.

Menurut dia, musisi jazz itu memiliki nama di tingkat internasional. Dia mencontohkan Erik Truffaz. Dia adalah pemain terompet dari aljazair yang punya nama di tingkat internasional. Musisi jazz Eropa mengkolaborasikan musik rok dan etnis.

Beberapa musisi jazz dari Eropa yang akan mengisi ngayogjazz, yakni Erik Truffaz dari Perancis, dan Brink Man Ship dari Swiss. Selain Eropa, Ngayogjazz juga mendatangkan musisi dari Jepang antara lain Baraka dan D'aqua. Ada juga Jerry Pellegrino dari Amerika Serikat.

Aji mengatakan ngayogjazz kali ini melibatkan tujuh komunitas jazz. Beberapa di antaranya adalah Jes Udu Purwokerto, Jazz Ngisor Ringin Semarang, dan Gubuk Jazz Pekanbaru. Pentas musik jazz tahun ini bertema Rukun Agawe Ngejazz. Tema ini menggambarkan kerukunan kelompok musik jazz. Ini berarti meski setiap bunyi alat musik berbeda, namun jazz menghasilkan musik orkestra yang harmonis.

Musik Jazz, kata dia mengajarkan bagaimana individu mengolah kreativitas. Individu menjadi bagian dari sebuah komunitas yang lebih besar. Musik jazz lambat laun berkembang pesat. "Musisi semakin kreatif dan beragam," katanya.

Ia menyebutkan ngayogjazz terbuka pada musisi nasional dan internasional. Pentas musik ini berusaha mendekatkan jazz dengan kesenian rakyat. "Jazz tidak eksklusif. Tema yang diusung pun soal kondisi sosial," kata dia.

Tahun ini, Ngayogjazz menyediakan lima panggung permainan musik jazz, pasar jazz. Lima panggung disiapkan untuk musisi jazz dan pentas musik tradisional. Meliputi keroncong, gejog lesung, dan jatilan. Ada juga peluncuran album komunitas jazz Yogyakarta dan festival Foto.

Ngayogjazz pertama berlangsung pada 2011. Waktu itu, ngayogjazz mengusung tema Nandoer Jazz ing Pakarti. Tema diambil dari plesetan peribahasa Jawa "nandur woh ing pakarti". Ini berarti jazz menanamkan nilai musik jazz dalam keseharian kehidupan bermusik.

Pada 2012, Ngayogjazz mengambil tema "Dengan Jazz Kita Tingkatkan Swasembada Jazz". Ini mengambil jargon pembangunan. Musisi jazz dari kalangan muda mulai banyak bersemai saat itu. Harapnnya, mereka mandiri dalam mengembangkan kegiatan bermusik. Misalnya kreativitas dan karir musik.

SHINTA MAHARANI

Baca juga:
Joe Taslim Dukung Film Bertema Sejarah
Di Film Tjoet Nya' Dhien, Slamet jadi Teuku Umar
Ini Musik dan Lagu Di Film Bertema Sejarah
Rachmawati Ngotot Inginkan Anjas jadi Soekarno


10.20 | 0 komentar | Read More

Joe Taslim Dukung Film Bertema Sejarah

Written By Unknown on Minggu, 10 November 2013 | 10.41

TEMPO.CO, Jakarta -Mulai maraknya film bertemakan sejarah di Indonesia mendapatkan sambutan cukup baik dari masyarakat. Meski angka jumlah penonton masih belum terlalu tinggi. Bagi aktor seperti Joe Taslim, adanya pembuatan film yang diangkat dari kisah sejarah ini adalah sebuah cara kreatif untuk menyampaikan pesan sejarah ke masyarakat, khususnya pemuda.

"Sejarah yang difilmkan, its good, apalagi kita tahu anak sekolah saat ini influencenya lebih ke One Direction, mereka lebih cenderung kenal tokoh luar," kata Joe pada Tempo, saat ditemui di kasawan Kuningan, Jakarta beberapa waktu lalu.

Joe menlihat cara menyampaikan kisah sejarah lewat film adalah salah satu cara yang lumayan efektif.

Dengan adanya peristiwa atau tokoh sejarah yang difilmkan, hal itu dapat menjadi ruang bagi para penonton terutama anak muda untuk mengenal lebih dekat tokoh dan peristiwa bersejarah di negerinya sendiri.

"Kalau ada sekarjarah yang difilmkan at elast mereka bisa tahu sejarah. Film bisa memperkenalkan, refresh tokoh-tokoh yang sudah berjasa untuk negeri ini."

AISHA
Topik Terhangat
Korupsi Hambalang | SBY Versus Jokowi | Dinasti Banten | Suap Akil Mochtar | Roy Suryo Marah di Pesawat |

Berita Terpopuler
Enji: Ayu Ting Ting Tolak Uang Nafkah 
Anggita Sari: Enji Sekarang Jelek Banget
Joe Taslim Latih Otot Untuk Film Terbarunya
Anggita Sari: Aku Kasihan Sama Ayu Ting Ting 
Ikranegara Cium Bau Cendana di Syuting 'Sang Kyai' 
Ada Layar Tancap di Jiffest 2013

 


10.41 | 0 komentar | Read More

Drama Surabaya Membara Kembali Dipentaskan

Pejuang Indonesia bertarung dengan tentara Sekutu dalam teatrikal perang 10 Nopember 1945 di Lapangan Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu (23/6). ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Surabaya - Sebuah drama kolosal bertajuk Surabaya Membara digelar memperingati Hari Pahlawan, Sabtu 9 November 2013. Drama melibatkan sekitar 750 orang non-seniman.

Ketua Pelaksana Surabaya Membara II, Taufik Monyong, mengatakan pihaknya sengaja tidak mengajak para pejabat publik karena drama ini merupakan seni untuk mengedukasi rakyat. "Yang main mereka yang bukan seniman, yang tidak tahu seni, bukan pejabat yang sudah paham seni," kata Taufik, Sabtu 9 November 2013.

Menurut Taufik, dirinya ingin membuka cakrawala baru soal sen dengan menampilkan pemain-pemain rakyat yang awam tentang seni. Tujuannya, untuk memberikan edukasi kepada mereka.

Mereka yang turut berpartisipasi diantaranya anggota Korem 084/Bhaskara Jaya, pelajar sekolah, pedagang kaki lima hingga tukang sapu. "Kalau mengajak pejabat-pejabat itu gaya pertunjukan lama. Sekarang membuka cakrawala baru soal seni," ujarnya.

Sejak tahun lalu, drama kolosal ini menjadi agenda rutin peringatan Hari Pahlawan di Surabaya. Bertempat di Tugu Pahlawan sampai Jalan Pasar Besar, para pemain akan merekonstruksi peristiwa pertempuran pada 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Semangat pertempuran arek-arek Suroboyo dalam melawan penjajah akan dihadirkan kembali.

Pertunjukan yang dimulai pukul 19.00 WIB ini menggambarkan peristiwa penurunan bendera Belanda, perjuangan tokoh-tokoh saat itu seperti Gubernur Suryo dan Roeslan Abdul Gani. Selama pertunjukan berlangsung, akses jalan menuju Tugu Pahlawan akan ditutup dan dialihkan.

AGITA SUKMA LISTYANTI

Terpopuler
Pengamat: Aburizal Takut Jokowi Nyapres 
Anas Bagi-bagi BlackBerry, Ruhut: Seperti Kentut 
Trik-trik Akil Mochtar: Kalah-Menang Dibikin Duit
Gara-gara Salat, Karyawan DHL Dipecat 
Suami Ratu Atut Meninggal di RSPAD


10.41 | 0 komentar | Read More

Marvel Comics Kenalkan Tokoh Pahlawan Muslim  

Written By Unknown on Jumat, 08 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Jakarta--Marvel Comics kembali meluncurkan serial baru dengan tokoh pahlawan baru. Kali ini tokoh pahlawan ini berjenis kelamin perempuan dengan julukan Ms. Marvel. Tidak hanya itu, dalam pernyataannya Rabu 6 November 2013, Marvel menyebutkan kalau tokoh baru ini memiliki keyakinan Islam.

Tentu saja Ms. Marvel akan menjadi tokoh pahlawan pertama keluaran Marvel Comics yang beragama Islam. Dan mungkin saja, yang pertama di seluruh jajaran tokoh pahlawan yang ada saat ini. Sama seperti tokoh Simon Baz, Green Lantern yang terbaru, komik Ms. Marvel akan diterbitkan berkala setiap bulannya.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan, nama asli Ms. Marvel adalah Kamala Khan, seorang gadis berusia 16 tahun dari New Jersey. Kamala ini memiliki banyak kesempatan di depan matanya dan penuh dengan potensi. Sayangnya, orangtua Kamala menaruh harapan besar padanya, hingga menimbulkan tekanan bagi Kamala (Foto-foto Kamala, klik di sini).

"Saat Kamala tiba-tiba mendapatkan kekuatan yang memberinya kesempatan untuk menjadi seperti idolanya Kapten Marvel, hal itu menantang setiap inti dari nilai-nilai konservatif yang ia miliki," papar Marvel.

Nama Ms. Marvel sebelumnya digunakan oleh Carol Danvers, pilot pesawat tempur yang terkontaminasi dengan gen Alien dan memiliki tenaga super. Danvers saat ini dikenal sebagai Kapten Marvel baru, karena Kapten Marvel yang lama dikisahkan tewas di tahun 1980-an.

Kisah tentang Ms. marvel ini nantinya akan ditampilkan sebagai kisah spesial di bulan Januari 2014. Serialnya sendiri baru akan diluncurkan Pebruari 2014.

EW | DEWI RETNO

Baca juga:
Dikritik, Agnes Monica Hapus Fotonya di Instagram
Uangnya Dikembalikan KPK, Ayu Azhari Senang
Uli Auliani dan DJ Davina Bentuk Duo Sex Icon
Ini Tato Baru Miley Cyrus


10.20 | 0 komentar | Read More

Jakarta Bienalle 2013 Dibuka 9 November

TEMPO.CO, Jakarta-- Pesta seni dua tahunan Jakarta Bienalle kembali digelar. Rangkaian acara pada event ini akan dibuka di Taman Ismail Marzuki pada Sabtu, 9 November, dan akan berakhir pada 30 November mendatang.

Di penyelenggaraan ke-15 ini, terdapat 52 partisipan Jakarta Bienalle. Sebanyak 33 di antaranya berasal dari dalam negeri dan 19 lainnya dari Australia, Korea Selatan, Perancis, Palestina, dan 14 negara lainnya. Secara statistik angka keterlibatan ini menurun dibanding tahun 2011 lalu, dimana acara yang sama melibatkan 157 partisipan.

"Secara poin memang berkurang, tapi keterlibatannya makin luas," ujar Ade Darmawan, Direktur Eksekutif Jakarta Bienalle dalam konferensi pers yang digelar di Taman Ismail Marzuki, Rabu, 6 Oktober 2013. Ia menyebutkan, dalam Jakarta Bienalle kali ini banyak seniman yang melibatkan berbagai komunitas, termasuk juga guru dan siswa sekolah dalam proyek mereka.

Siasat dipilih sebagai tema besar pesta seni ini. Lewat tema tersebut, Jakarta Bienalle ingin melihat praktek artistik masyarakat di tengah keterbatasan, ancaman, dan potensi di ruang kota.

Sanne Oorthuizen, seniman dari Casco, Belanda, menyebutkan bahwa 'Siasat' merupakan tema yang menarik untuk diangkat. "Kurasa ini sangat relevan dengan kondisi dunia sekarang, dimana masyarakat harus merancang strategi dalam menghadapi birokrasi dan kapitaslisme. Tidak hanya sebagai individu, namun juga kelompok," ujarnya.

Kegiatan pameran Jakarta Bienalle tahun ini akan dipusatkan di empat lokasi, yaitu ruang parkir bawah tanah Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki, Museum Seni Rupa dan Keramik, Komunitas Salihara, dan Cemara 6 Galeri. Tak hanya itu, ditampilkan pula mural karya 7 seniman di berbagai wilayah Jakarta, seperti di jembatan layang T.B Simatupang, terowongan jalan R.C Veteran, Kampung Ambon, dan beberapa lokasi lain.

Selain itu akan diadakan beberapa kegiatan lain seperti diskusi, lokakarya, dan tur Bienalle.

RATNANING ASIH


10.20 | 0 komentar | Read More

Alicia Silverstone Dukung Ben Affleck Jadi Batman

Written By Unknown on Kamis, 07 November 2013 | 10.20

Aktor sekaligus sutradara pemenang Oscar, Ben Affleck akan berperan sebagai Batman bersama Henry Cavill yang berperan sebagai Superman di sekuel film "Man of Steel" pada 2015 mendatang. Hollywoodreporter.com

TEMPO.CO, Jakarta - Dukungan untuk Ben Affleck untuk memerankan Batman bertambah. Kali ini dukungan datang dari Alicia Silverstone, yang pernah bermain sebagai Batgirl, dalam film Batman & Robin yang dibintangi George Clooney dan Chris O'Daniel.

"Itu kedengarannya keren. Aku rasa itu hebat," katanya kepada E! News, baru-baru ini saat menghadiri pemutaran perdana film Ass Backwards.

Silverstone bergabung bersama selebritas lainnya yang mendukung Affleck menjadi Batman. Sejak diumumkan Agustus 2013 lalu, banyak pro-kontra bermunculan. Dua lainnya yang telah menyatakan dkungannya adalah Matt Damon dan Hugh Jackman.

"Dia (Ben) anak Boston kan? Dia pria yang kuat, aku kenal Ben dan aku tahu dia akan meraih semua kesempatan yang ada dan bekerja keras untuk itu," ujar Jackman.

Pendukung lain adalah istri Affleck sendiri, aktris Jennifer Garner. Beberapa waktu lalu Garner mengatakan kalau ia senang suaminya mendapatkan apa yang sudah lama diinginkannya. "Aku harus bilang, suamiku jago bercerita dan aku tidak sabar menyaksikan dia melakukan itu," ujar Garner kala itu.

Sekuel Man of Steel yang belum ada judulnya ini diproyeksikan diputar perdana di bioskop 17 Juli 2015 mendatang.

DEWI RETNO | EONLINE

Terpopuler
SBY Lempar Kemacetan ke Gubernur, Ini Kata Jokowi 
Ibas Disebut Punya Tato, Ani SBY: Itu Fitnah Keji 
Insiden Es Tebu Rombongan Golkar Riuh di Twitter
Gadis Virtual Sukses Deteksi Ribuan Pedofil
Ical: Saya Tidak Minum Es Tebu



10.20 | 0 komentar | Read More

Puluhan Seniman Bahas Rencana Bandung Bienalle

TEMPO.CO, Bandung - Puluhan seniman di Bandung berkumpul dalam seminar dua hari untuk membahas persiapan acara seni Bandung Bienalle, yang digagas Herry Dim, Tisna Sanjaya, dan Koko Sondari, Rabu, 6 November 2013. Seminar yang terbagi dalam sejumlah sesi dan pembicara itu akan merumuskan bentuk dan ciri Bandung Bienalle. "Hasil seminar nantinya yang akan menentukan Bandung Bienalle bakal seperti apa," kata Herry Dim.

Menurut Herry, beragam perhelatan seni rupa berbentuk  pameran dan festival sudah sering diadakan di Bandung. Namun, hingga sekarang belum ada perhelatan akbar seni rupa. "Pembicaraannya sejak 1980-an, tapi pemerintah daerah sampai sekarang belum mendukung," ujarnya, Rabu, 6 November 2013.

Mengingat perhelatan seni dalam skala besar sulit dikerjakan sendiri oleh seniman, menurut Herry, posisi pemerintah itu akan diisi oleh Galeri Nasional. Hal ini diamini Direktur Galeri Nasional Jakarta Tubagus Andre Sukmana. "Kami akan mendukung dan menjadi fasilitator Bandung Bienalle," katanya.

Konsep Bandung Biennalle rencananya berbeda dengan biennalle yang sudah berjalan di sejumlah kota, seperti Jakarta dan Yogyakarta. "Di sini (Bandung) banyak pemikir seni, yang bekerja tidak sepenuhnya intuitif untuk membedakan Bandung Bienalle dengan kota lain," ujar Herry.

Salah satu gagasan menarik datang dari Jim Supangkat. Jim ingin menerobos batas-batas wilayah seni tinggi dan rendah. Karya seni rupa yang bisa dihadirkan dalam pameran itu seperti gaya lama hingga kontemporer, termasuk barang kerajinan. 

Menurut Herry, Bandung Bienalle kemungkinan besar baru akan terwujud pada 2015. Hasil seminar yang berlangsung hingga Kamis ini juga  akan menetapkan kepanitiaan dan tim kerja penyelenggaraan acara. 

ANWAR SISWADI


10.20 | 0 komentar | Read More

Indra Bekti : Film Wajah dan Identitas Negeri  

Written By Unknown on Rabu, 06 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Jakarta -Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2013 telah usai digelar Senin, 4 November 2013. Indra Bekti, presenter dan aktor Indonesia memberi dukungan atas adanya acara yang memberikan apresiasi kepada insan film Indonesia itu.

"Acara ini sebagai bentuk apresiasi perfilman Indonesia. Supaya banyak lagi yang memberikan penghargaan perfilman Tanah Air," kata Indra Bekti saat ditemui di Plaza Selatan, Senayan, Jakarta, Senin, 4 November 2013. (Baca :Indra Bekti Tidak Ingin Kehilangan Peran Sebagai Ayah ..._)

Dengan adanya apresiasi ini, bagi Bekti, dapat meningkatkan motivasi insan perfilman agar lebih produktif dalam menghasilkan karya. "Supaya insan perfilman juga bisa berpacu bikin film terus," ujar Indra yang sudah bermain dalam sepuluh film, di antaranya, Get Married 2 (2009) dan Jenderal Kancil The Movie (2012) ini.

Film, di mata Bekti, merupakan identitas sebuah negeri. Lewat fillm, seseorang bisa memberikan gambaran negerinya. "Film adalah wajah negeri kita. Karena film dapat digunakan juga untuk memperkenalkan kebudayaan. Juga untuk memperkenalkan karakter negeri kita," kata Bekti menjelaskan.

Apa pun judul apresiasinya, sebuah penghargaan adalah penanda citra yang baik bagi para insan perfilman Indonesia. Dengan adanya apresiasi seperti AFI, berarti masih ada pihak-pihak atau institusi yang mau memberikan apresiasi bagi para pelaku seni film dan membangun citra yang positif untuk industri perfilman Tanah Air.

NANDA HADIYANTI

Berita Terpopuler

Rya Fitria: Aku Serahkan Diri, Tahunya Kamu Ingkar 
Bayaran Adik Olga Lebih Kecil Ketimbang Sopir
Olga Syahputra 'Pelototi' Adiknya Tampil di TV 
Shanty Lahirkan Anak Kedua  


10.20 | 0 komentar | Read More

Reza Rahadian Kecewa dengan AFI 2013

TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Reza Rahadian kecewa dengan pelaksanaan Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2013.   "AFI tahun lalu ada kategori aktor terbaik, tahun ini enggak ada. Kecewa kenapa enggak konsisten," kata Reza, Senin, 4 November 2013.

Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2013 telah usai dilaksanakan di Plaza Selatan, Senayan, Jakarta, Senin, 4 November 2013. Namun, penyelenggaraan tersebut menyisakan sederet pertanyaan mengenai format baru AFI di tahun ini.

Menanggapi hal tersebut, pihak penyelenggara AFI mengatakan memang ada perubahan dalam penyelenggaraan tahun ini. "Tahun ini Apresiasi Film Indonesia memasuki tradisi baru, banyak yang berubah," ujar Ichwan Persada, Ketua Tim Ahli AFI 2013, yang ditemui usai penyelenggaraan AFI.

Selain menjadi lebih fokus dalam hal pemilihan kategori, dari sisi penjurian, pengambilan keputusan dipercayakan kepada orang-orang yang memang sudah dipercaya. "Dewan juri memilih dengan kapasitas yang bisa dipertanggungjawabkan. Pada akhirnya ada standar kualitas yang ingin dicapai oleh dewan juri," ungkap pria yang dikenal sebagai manajer artis dan produser film ini.

Mungkin kualitas tersebut bertolak belakang dengan ajang serupa, tapi panitia memiliki alasan tersendiri. "Ada nominasi ada pemenang. Tapi di sini kalau standar enggak nyampe, enggak harus ada yang menang. Jangan jadi beauty contest. Kita pengin nunjukkin kalau film lu masuk standarnya segini," kata Ichwan.

Atas dasar penilaian tersebut, maka empat kategori dalam ajang AFI terpaksa tidak ada pemenangnya. Alasannya, kandidat pemenang tidak memenuhi standar yang digunakan oleh para juri. Keempat kategori tersebut adalah Film Animasi, Film Anak, Film Independen Pelajar, dan Film Independen Mahasiswa.

NANDA HADIYANTI | AISHA

Berita Lain:
Nina Agdal Memaapkan Adam Levine
Sejak SMP Bisma Sm*sh Belajar Kritik Film
Reza Rahadian Kesulitan Jadi Pengisi Suara


10.20 | 0 komentar | Read More

Jazz Memukau di Gudang Tembakau

Written By Unknown on Selasa, 05 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Giannyar - Jari jemari Jerry Pellegrino lincah menari di atas tuts piano. Arranger, composer, serta pengajar piano kelahiran Kota Lomita, Kalifornia, Los Angeles itu didampingi Helmi yang mahir memetik senar bas, dan Steve yang dengan sangat lincah melengkapinya dengan hentakan drum.

Sebuah perpaduan yang syahdu, menghanyutkan lebih dari 60 orang penikmat musik jazz di dalam ruang bangunan bekas gudang tembakau di komplek Rumah Topeng dan Wayang Setiadharma di kawasan Banjar Tengkulak,Kemenuh, Gianyar, Bali, Minggu malam, 3 November 2013.

Lagu demi lagu disuguhkan lewat lentingan piano. Hampir dua jam penonton yang sebagai besar para wisatawan asing menikmatinya dengan seksama. Kaki dan kepala bergoyang mengikuti irama. Maka secara berturut-turut lagu demi lagu tersajikan. Di antaranya Just Friends, Togetherness, Look to the Sky, Stollen Moncuts, serta sejumlah lagu lainnya. Tepuk tangan serentak meriuh pada setiap akhir lagu yang dimainkan.

Mengenakan kemeja lengan panjang warna merah, dipadu celana panjang putih, Jerry Pellegrino yang dikenal sebagai salah seorang pemusik jazz terbaik di Amerika, tampil rapih malam itu. "Saya mendapat kehormatan bisa menghibur Anda semua malam ini," ucapnya seusai memainkan sebuah lagu.

Jeery yang dibesarkan di Plainfield, New Jersey, Amerika Serikat, telah mulai belajar piano sejak usia 8 tahun. Tak hanya itu, Jerry menambah pengetahuannya tentang drum. Ia bahkan mengenyam pendidikan di sekolah musik bergensi, Harlen Jazz Mobile di Amerika Serikat.

Kemampuannya bermain jazz kian bertambah pada saat hijrah ke Pantai Barat pada 1979, dan menjadi pendiri sekaligus pengajar tentang bermain musik jazz yang baik.

Kiprahnya kian mendunia pada saat mendapat kesempatan mempertunjukkan kemahirannya bermain piano pada upcara pembukaan Olipiade Musim Panas pada 1984.

Anggota dari perkumpulan penulis dan komposer Amerika itu, selama 25 tahun terakhir tekah mendedikasikan diri pada perembangan dunia musik demi generasi berikutnya. Sebab, Jerry percaya pada kekuatan musik bisa megubah kehiduoan seseorang menjadi lebih baik. Jerry pun mendapat kepercayaan untuk menuangkan kemapuannya bermain musik dalam industri film. Di antaranya Jerry ikut berperan membuat ilustrasi musik untuk film Another You (1991) and Another You (1991) dan Mambo Kings (1992).

Acara yang menampilkan Jerry Pellegrino, yang dipandu Frangky Raden malam itu, kian menarik karena penonton juga bisa menikmati 28 lukisan berbagai ukuran karya Maestro Pelukis Indonesia S Sudjono. Sebuah perpaduan seni yang sangat memikat.

Romah Topeng dan Wayang Setiadharma sebagai tuan rumah penyelenggaraan pameran seabad Sudjojono, yang dipadukan dengan penampilan musik jazz Jerry Pellegrino, menyediakan bangunan bekas gudang tembakau dengan luas 20 X 40 meter, sebagai tempat bagi para penikmat seni lukis dan musik. Gudang tembakau yang berusia ratusan tahun itu diangkut dari Bojonegoro, Jawa Timur, menggunakan dua truk berukuran besar pada awal 2012 lalu.

Pengelola Rumah Topeng dan Wayang mendandaninya menjadi ruang serba guna bagi berbagai kegiatan seni dan budaya yang cukup representatif. Bekas gudang tembakau itu pun menjadi salah satu dari enam banguna khas Jawa yang ada dalam komplek Rumah Topeng dan Wayang –yang menjadi tempat untuk memajang koleksi lebih dari 4 ribu topeng dan wayang. "Ini pengalaman performance saya yang saya rasakan paling unik," ujar Jerry kepada Tempo, ketika kepadanya diberitau bahwa gedung tempatnya menampilkan kemairannya bermain piano adalah bekas gudang tembakau.

Berkaitan dengan Seabad S Sudjojono (1913-2013 pameran di Rumah Topeng dan Wayang adalah rangkaian dari sesi pameran untuk memperlihatkan karya-karya lukis Sang Maestro, yang dalam dunia lukis Indonesia dikenal kontroversial itu.

Pameran di Rumah Topeng dan Wayang Setiadharma yang bertajuk "Membaca Topeng Sudjojono" telah berlangsung sejak 27 Oktober, dan akan berlangsung hingga 8 November mendatang. Tidak hanya lukisannya yang ditampilkan, melainkan juga sejumlah foto-foto lama yang memperlihatkan S Sudjojono dalam berbagai kesempatan. Di antaranya foto Sudjojono bersama dua Maestro Pelukis Indoneia lainnya, Affandi dan Basoeki Abdullah, sebuah moment yang langka tentang figur lelaki yang bernama lengkap Sindudarsono Sudjojono itu.

Sebelumnya telah berlangsung pameran lukisan Sudjojono di Galeri Nasional Indonesia di Jakarta pada 20-28 September 2013. Sebagai pamuncak adalah pameran yang berskala besar pada 13 Desember 2013 di Museum Nasional, Jakarta, yang akan diselenggarakan oleh S Sudojono Center.

Adapun performance musik bagi Rumah Topeng dan Wayang Setiadharma, juga bukan yang pertama. Pada 28 Maret 2013 lalu, telah ditampilkan Joe Rosenberg, salah seorang soprano saxophonists yang paling ekspresif, Berkolaborasi dengan Trio Jeko Fauzy, yang terdiri dari Jeko Fauzy sebagai pemetik gitar, bass oleh Indra Gupta, serta gebukan drum oleh Iman Najib. Saat itu mereka menampilkan suguhan yang disebut sebagai jazz modern. "Kami akan terus memberikan ruang berekpresi bagi para pemusik, juga para budayawan," kata Agustinus Prayitno, pengelola Rumah Topeng dan Wayang Setiadharma.

JALIL HAKIM


10.20 | 0 komentar | Read More

Inil Dia Penerima Penghargaan AFI 2013

TEMPO.CO, Jakarta - Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2013 telah selesai digelar Senin, 4 November 2013 di Plaza Selatan Gelora Bung Karno, Jakarta. Acara yang dihelat untuk kedua kalinya ini mulai memperlihatkan beberapa perbedaan dibandingkan dengan perhelatan sebelumnya dengan dihilangkannya beberapa kategori. Anugerah diberikan untuk film-film nasional yang memuat nilai-nilai budaya, kearifan lokal, dan pembangunan karakter bangsa.

"AFI kali ini tidak lagi memasukkan komponen yang bersifat teknis seperti penyutradaraan, pemeran terbaik, dan sebagainya. Sebaliknya, film yang dinilai sebagai karya budaya berkualitas, film yang digarap dengan baik dan tuntas, serta memiliki pesan positif yang dapat memberikan inspirasi pada masyarakat," kata Ketua Tim Ahli gelaran Apresiasi Film Indonesia Ichwan Persada, saat ditemui usai acara di GBK Senayan, Senin, 4 November 2013.

Adapun film-film yang mendapat anugerah adalah:

KATEGORI PENGHARGAAN UTAMA
1. Apresiasi Film Bioskop: Atambua 39 Derajat Celcius (Sutradara: Riri Riza, Miles Film).
2. Apresiasi Film Cerita Panjang Non-Bioskop: Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya (Sutradara:Yosep Anggi Noen).
3. Apresiasi Film Dokumenter: Denok & Gareng (Sutradara: Dwi Sujanti Nugraheni).
4. Apresiasi Film Animasi: tidak ada penerima penghargaan karena belum ada yang memenuhi standar karya animasi yang baik berdasarkan kriteria penyelenggara.
5. Apresiasi Film Anak: Tidak ada calon penerima karena film yang masuk belum ada yang memenuhi standar kriteria film anak yang semestinya.
6. Apresiasi Film Pendek: Halaman Belakang (Sutradara: Yusuf Radjamuda).

KATEGORI PENGHARGAAN MONUMENTAL
1. Apresiasi Film Adikarya: Apa Jang Kau Tjari, Palupi? (Sutradara: Asrul Sani).
2. Apresiasi Adi-Insani: Garin Nugroho.

KATEGORI PENGHARGAAN KHUSUS
1. Apresiasi Sutradara Perdana Film Cerita: Yosep Anggie Noen (Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya).
2. Apresiasi Komunitas: Cinema Lovers Community: Purbalingga.
3. Apresiasi Poster Film Bioskop: Poster film 5 CM.
4. Apresiasi Film Independen Pelajar: Tidak ada calon
penerima.
5. Apresiasi Film Independen Mahasiswa: Tidak ada calon
penerima.
6. Apresiasi Media Cetak: Tabloid Bintang Indonesia.
7. Apresiasi Media Non-Cetak: www.filmindonesia.or.id
8. Apresiasi Lembaga Pendidikan: Institut Kesenian Jakarta: Jakarta.
9. Apresiasi Festival Film: Hellofest, Jakarta.

AISHA SHAIDRA

Berita Terkait:
18 Kategori Apresiasi Film Indonesia 2013
3 Komunitas Film Bersaing Raih AFI 2013
Inilah Nominasi untuk Indonesia Movie Awards 2013


10.20 | 0 komentar | Read More

Bunga Citra Lestari Ingin Main Film Musikal  

Written By Unknown on Senin, 04 November 2013 | 10.20

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pernah mendapatkan peran "berat" dalam film Habibie & Ainun membuat artis Bunga Citra Lestari, 30 tahun, semakin tertantang untuk mengasah kemampuan aktingnya.

Salah satu yang didambakannya saat ini adalah dapat bermain di film musikal. Sebab, di jenis film itu, ia ingin mencoba menuangkan dua bakatnya sekaligus, yakni berakting sambil bernyanyi.

"Aku sekarang sudah tidak mencari ingin berperan sebagai apa, tapi mencari jenis film apa. Dan film musikal yang sedang aku cari," katanya saat ditemui di Yogyakarta, Sabtu petang, 2 November 2013.

Baginya, dapat bermain dalam film musikal akan semakin mengasah kemampuannya karena penuh tantangan baru. "Bagaimana dua bidang, saat kita sedang berakting kemudian tampil menyanyi secara live, itu pasti menantang sekali," kata artis yang biasa disapa BCL ini.

Sayangnya, dari berbagai tawaran yang masuk pada dirinya sampai hari ini, tak ada seorang produser pun yang sedang memiliki proyek film musikal itu.

"Masih sangat minim film musikal itu di sini. Mungkin karena prosesnya sulit dan butuh biaya besar," kata istri dari Ashraf Sinclair itu.

Untuk menanti film tersebut, ia pun sengaja memilih melayani moodnya untuk banyak mengisi kegiatan menyanyi saat ini. Bunga sengaja menolak berbagai tawaran sinetron yang dinilainya sangat menyita waktu. 

Baginya, masing masing bidang dunia hiburan punya karakternya sendiri.

"Sinetron itu kalau mau duit banyak, kalau mau kepuasan ya di film layar lebar. Dan kalau bicara soal fans ya menyanyi. Sekarang aku mau menyanyi dulu karena tahun kemarin sudah habis untuk film," kata artis yang pernah bermain di layar lebar seperti Cinta Pertama (2006), Kangen (2007), dan Ada Kamu, Aku Ada (2008) itu.

Karena belum ketemu produser yang memiliki film musikal, Bunga pun saat ini memilih menyiapkan dulu konser tunggalnya keliling Tanah Air.

"Tapi kalau ada produser yang ternyata ingin buat film musikal, bisa segera menghubungi saya," ujarnya sambil tertawa.

PRIBADI WICAKSONO

 


10.20 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger