Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Syaharani dalam Panggung Eksotisme Borobudur Jazz  

Written By Unknown on Jumat, 30 November 2012 | 10.20

Jum''at, 30 November 2012 | 09:33 WIB

TEMPO.CO, Magelang - Bonang dan kendang terdengar sayup-sayup bercampur aduk dengan musik bernada nge-beat. Telinga pengunjung serasa dimanjakan di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Rabu malam, 28 November 2012. Di bawah sinar bulan purnama, tembang-tembang Jawa dikawinkan dengan musik jazz mengalun indah.

Lir-ilir- lir ilir, tandure wus sumilir.
Tak ijo royo royo.
Tak sengguh penganten anyar.

Petikan tembang yang pernah menjadi medium dakwah Islam para wali di tanah Jawa itu menjadi lagu pamungkas Borobudur Jazz Festival 2012 bertajuk "The Harmony of Excotism". Ratusan muda-mudi memadati pelataran Borobudur malam itu.

Konsep konser jazz yang malam itu sangat santai. Ada bangku dan aneka minuman tradisional. Di antaranya wedang jahe hangat. Taman indah berlatar Candi Borobudur membuat malam itu begitu asyik. Sejumlah musikus jazz nasional tampil sepanggung dan berkolaborasi. Sebagian melantunkan tembang Jawa. Mereka adalah Syaharani, Matthew Sayersz, dan 24 musikus jazz lainnya.

Berbusana lurik kombinasi batik, Syaharani tampil begitu energik melantunkan lagu Lir-Ilir. Malam semakin dingin. Perempuan cantik nan seksi itu pun mengajak para penonton bernyanyi. Lian Panggabean menjadi band pengiring para musikus. Syaharani menggandeng Matthew Sayersz sepanggung membawakan lagu Jawa berjudul Suwe Ora Jamu.

Di belakang panggung Taman Lumbini pelataran Candi Borobudur, Syaharani mengatakan tembang Jawa cocok dengan suasana. "Ini konser di situs budaya sehingga musik-musik etnis cocok untuk menggambarkan sesuatu yang berbeda," ujarnya.

Menurut Syaharani, tembang-tembang Jawa menarik karena memiliki makna filosofis yang mendalam tentang kehidupan manusia. "Saya suka tembang Jawa karena kaya makna spiritual dan mampu bertahan di dunia industri," katanya.

Ia mengatakan tembang-tembang Jawa kaya pitutur kehidupan dan enak didengarkan. "Musik jazz perlu sentuhan yang berbeda. Ide-ide yang seru akan menarik minat masyarakat. Saya lihat banyak anak muda yang datang menikmati musik jazz," ujar Syahrani.

Penikmat Borobudur Jazz, Asep F Amani, berharap konser musik jazz di Candi Borobudur mendongkrak orang berwisata ke Magelang. Namun, ia menyayangkan tembang Jawa ditampilkan di akhir acara. "Kenapa lagu-lagi itu tidak ditampilkan di depan atau di tengah agar semua penonton bisa menikmati. Kalau ditempatkan di akhir, kan, sayang karena penonton banyak yang meninggalkan pelataran," ujar dia.

Aryananda, Direktur Pertunjukan Sinergi Production, partner Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang menjadi sponsor Borobudur Jazz Festival 2012, mengatakan konsep eksotis yang diusung adalah memadukan antara musik jazz dan Borobudur. "Jazz eksotis, Borobudur juga eksotis," katanya.

SHINTA MAHARANI

Berita terpopuler lainnya:
Disopiri Mika Hakkinen, Imelda Therine: Ngilu
Jennifer Lopez Pesan Busana Panjang di Jakarta  Jennifer Lopez Tiba di Jakarta Malam Ini
Kim Kardashian Buka Toko Milkshake di Timur Tengah
Demi Moore Kencani Brondong 26 Tahun
Kim Kardashian Paling Dicari Netizen


10.20 | 0 komentar | Read More

Album Adele Tembus Rekor 10 Juta Keping

Penyanyi sekaligus penulis lagu Adele, 24 tahun, memenangkan 6 penghargaan Grammy tahun ini untuk albumnya "21," dan single lagunya "Rolling in the Deep," telah menghasilkan US $ 35 juta (sekitar Rp 331 miliar) sejak pertama diluncurkan. REUTERS/Lucy Nicholson

Jum''at, 30 November 2012 | 03:15 WIB

TEMPO.CO , Jakarta:-   Penjualan album peraih Grammy Adele, "21", menembus angka 10 juta kopi di Amerika Serikat. Menurut Nielsen Soundscan, Adele menjadi perempuan Inggris pertama yang menembus angka tersebut. "21" dirilis Februari tahun lalu dengan single paling terkenal Someone Like You dan Rolling In The Deep.

Album miliknya juga menjadi yang terlaris tahun 2011. Awal 2012, Adele meraih enam Grammy, antara lain untuk lagu terbaik, rekaman terbaik, dan album tahun ini.

"21" menjadi album ketiga yang mencapai angka 10 juta kopi. Dua lainnya diraih grup Linkin Park dengan "Hybrid Theory" dan penyanyi R&B Usher "Confessions".

Menurut Nielsen, Adele menjadi satu-satunya yang mencapai rekor itu hanya dalam waktu kurang dari dua tahun.

"Penghargaan luar biasa," kata Adele melalui pernyataan seperti dikutip Reuters. "Terima kasih sebesar-besarnya untuk penggemar di Amerika sehingga album ini bisa terjual sebanyak itu."

"21" akan mendapat sertifikat dari Recording Industry Association of America (RIAA) atas prestasinya itu. Album ini juga akan bergabung dengan album lainnya dari artis antara lain Michael Jackson, Madonna, dan The Beatles.

"Bakat unik Adele adalah hadiah untuk para penggemarnya. dan kesuksesannya akan mendapat sertifikat Berlian (Diamond)," kata CEO RIAA Cary Sherman.  

Adele, 24 tahun, kini menikmati kesuksesan dari single terbarunya "Skyfall", yang juga menjadi soundtrack film James Bond dengan judul sama. Lagunya itu telah terjual 2 juta kopi di seluruh dunia.

WDA | ANT


10.20 | 0 komentar | Read More

Pematung Anusapati Mengembalikan Kenangan Kayu  

Written By Unknown on Kamis, 29 November 2012 | 10.20

Rabu, 28 November 2012 | 18:19 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta - Rel kereta api itu menempel pada dinding belakang Sangkring Art Space di Nitiprayan, Yogyakarta, dan menjulang hingga delapan meter. Bentuk rel itu melengkung dan berakhir di bangunan kecil dari kayu yang juga menempel di dinding. Bantalan rel itu dari kayu yang tampak lawas.

"Itu bantalan kereta lama. Zaman dulu kan, pakai kayu. Untung masih ada yang jual," kata Anusapati.

Inilah karya seni instalasi Anusapati, 55 tahun, pematung yang dikenal selalu memakai materi kayu, berjudul Interlude dalam pameran tunggal bertajuk Matereality di Sangkring Art Space 13 November- 8 Desember.

Pada pameran yang digelar Jogja Contemporary ini Anusapati memakai kayu ulin yang memang bekas bantalan rel kereta. Kayu tua itu juga dia pakai untuk membuat obyek berbentuk silinder dengan ujung runcing seperti pensil berjudul Shelter of Despair.
 
Pada pameran ini Anusapati memamerkan karya patung, instalasi, dan gambar untuk mengajak orang untuk kembali dekat dengan kayu sebagai material, bukan sebagai bentuk. "Karena kayu itu material yang paling akrab dengan manusia sejak zaman dulu," kata Anusapati kepada Tempo, Rabu pekan lalu.
 
Anusapati memboyong kayu munggur berdiameter 225 sentimeter setinggi 4 meter yang dia belah menjadi empat bagian pada karya berjudul Going Banck in Time. Seolah Anusapati ingin mempertontonkan ujud kayu seutuhnya sebelum berubah menjadi barang konsumsi manusia.

"Orang kan, sekarang suka perabot seperti meja yang gedhe-gedhe dari kayu munggur. Padahal itu pohon peneduh," kata Anusapati.
 
Bahkan Anusapati memboyong pohon durian sepanjang 15 meter. Pohon yang masih lengkap dengan cabang dan rantingnya itu dibagi menjadi lima bagian dan digantung dengan kawat baja secara horizontal.

Pada bagian pangkal dengan diameter lebih besar, dia membelah bagian dalam kayu menjadi balok kayu seperti yang dipakai untuk bahan bangunan. Potongan-potongan itu kemudian disatukan memakai baut panjang.

"Saya enggak menebang pohon untuk karya saya. Tapi itu pohon durian yang sudah mati di sekitar terminal Giwangan. Kalau tidak ya beli kayu di toko bangunan," kata Anusapati.

Untuk mengembalikan bentuk utuh semua pohon itu, Anusapati melengkapinya dengan karya gambar memakai arang (charcoal) di atas kertas. Gambar ini berupa siluet pohon lengkap dengan daunnya. Dosen seni patung Institut Seni Indonesia ini juga memanfaatkan berbagai biji-bijian yang dikemas di dalam kotak kayu dan buku tua untuk mengembalikan kenangan orang tentang asal muasal kayu.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Terpopuler:
Coldplay Akan Vakum 3 Tahun
Syaharani Bakal Manggung di Borobudur Jazz
Jatilan Pentas di Festival Seni Tradisi Solo
Alasan Film Hello Goodbye Berlatar Korea Selatan
Slamet Gundono Luncurkan Julung Sungsang


10.20 | 0 komentar | Read More

Album LUTS Dari Band C Man, Tembus Musik Eropa

Rabu, 28 November 2012 | 19:50 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -
Band jazz asal Indonesia, C Man yang meluncurkan album terbaru Live Under The Sun (LUTS) menandatangani kesepakatan dengan label Eropa, WEM Europe Market Division di Norwegia untuk memproduksi dan mengedarkan album terbaru format canggih CD Audio NEV di wilayah  negara Skandinavia (NORDIC).

Erucakra Mahameru, gitaris dan vokalis band C Man mengaku amat senang. "Obsesi album musik menembus pasar musik Eropa, jadi kenyataan," kata musisi jazz jebolan Berkeley College of Music in Boston AS pada 1995 ini.

Ia menerima hak cipta (Invoice Copyright) yang dikirim dari Biro Copyright Nordisk (NCB) Norwegia. Dan," Seluruh lagu album ini mendapat lesensi resmi diproduksi dan dipasarkan secara legal di wilayah Skandinavia dengan WEM Eropa MD sebagai induk distributor resmi" ujar pria kelahiran Medan, 12 November 1968 ini.

Menurut Erucakra, berkat kecanggihan teknologi – album fisik perdana bernuansa progressive fusion ini mampu diproduksi dengan rekayasa teknologi (engineered) rekaman dan livemix mastering (engineered) dengan inovasi terdepan sistem rekaman NEVHTX (High Tolerance Expander).

Dua dari enam track album berjudul Balap Liar dan Mohax, hasil rekaman dan mastering live dari studio NEV SR Boston adalah studio riset menggunakan dan memberdayakan sistem Rekayasa Velositas Suara (Velocity Engineering).

C Man band formasi terkini – Erucakra (gitar dan vocal), Heri Syahputra (synth dan keyboard), Rusfian Karim (drum), Brian Harefa (saxophone), Radhian Syuhada (bas).

Pada 2009, Erucakra menggebrak top hits di iTunes Amerika Serikat dan Eropa melalui album jazz  "The Modern Jazz Marathon Journey C Man". Dilanjutkan, mastering ulang singel "Aranti''s Code" direkam di Abbey Road Studios London ( EMI Music ) Inggris oleh Adam Nunn di akhir 2010. Abbey Road Studios London, perusahaan rekaman telah memproduksi rekaman grup musik legendaris seperti Beatles, Pink Floyd, Radio Head, U2, Green Day, dan Oasis.

Mengapa memilih WEM Europe MD, karena rekor penjualan royalti album tertinggi dan kredibilitas agensi distribusi legalitas album CD saat ini dipegang negara Swedia (STIM), yang berada di atas Inggris (PRS) dan American Society of Composers, Authors, and Publishers (ASCAP) Amerika Serikat.

EVIETA FADJAR


10.20 | 0 komentar | Read More

14 Film Bertarung di FFI 2012

Written By Unknown on Rabu, 28 November 2012 | 10.20

Rabu, 28 November 2012 | 05:41 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Malam puncak Festival Film Indonesia (FFI) 2012 bakal digelar di Benteng Vredeburg, Yogyakarta, pada 8 Desember 2012. Di sanalah sejumlah film, sineas, dan bintang akan bertarung memperebutkan Piala Citra. Komite Seleksi FFI telah mengumumkan daftar unggulan untuk empat kategori, yakni film televisi, film pendek, film dokumenter, dan film bioskop.

Khusus untuk film bioskop, dewan juri yang diketuai Syamsudin telah memilih 14 film unggulan yang akan bersaing memperebutkan 13 kategori penghargaan. Film-film itu adalah Demi Ucok, Lovely Man, Soegija, Tanah Surga... Katanya, Rumah di Seribu Ombak, Perahu Kertas 1, Hello Goodbye, Rayya "Cahaya di Atas Cahaya", Garuda di Dadaku 2, Dilema, Modus Anomali, Cita-citaku Setinggi Tanah, Test Pack You''re My Baby, dan Mata Tertutup.

"Ke-14 film tersebut memiliki tema yang sangat beragam, mulai dari keluarga, anak-anak, agama, hingga percintaan," kata Syamsudin saat mengumumkan nominasi di Metropole XXI, Jakarta, Senin, 26 November 2012. Di antara unggulan itu, Demi Ucok, Tanah Surga... Katanya, Rumah di Seribu Ombak, Lovely Man, dan Soegija bersaing ketat mendapatkan gelar film terbaik.

Adapun sutradara yang akan bersaing adalah Sammaria Simanjuntak, Erwin Arnada, Hanung Bramantyo, Herwin Novianto, dan Teddy Soeriaatmadja. Dewan juri juga telah memilih Donny Damara, Emir Mahira, Muhammad Syihab, Reza Rahadian, dan Tio Pakusadewo sebagai calon-calon aktor terbaik. Acha Septriasa, Atiqah Hasiholan, Annisa Hertami, Geraldine Sianturi, dan Jajang C. Noer akan bersaing memperebutkan penghargaan gelar aktris terbaik.

NUNUY NURHAYATI

Berita Lainnya:
Mathias Muchus Jadi Komandan Perampok 
7 Film Insipiratif Wisata Indonesia (Bag 1)
Skyfall: Daniel Craig Versus Javier Bardem
Tari Sufi Aceh Akan Difilmkan 
Tina Fey dan Amy Foehler Akan Pandu Golden Globe


10.20 | 0 komentar | Read More

Ian McKellen dan P. Stewart Bintangi X-Men Terbaru

Rabu, 28 November 2012 | 09:27 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar baik bagi penggemar X-Men. Dua bintang utama film ini Ian McKellen dan Patrick Stewart akan ikut ambil bagian dalam film X-Men: Days of Future Past. Pengumuman ini disampaikan oleh sang sutradara, Bryan Singer, dalam akun Twitter-nya, Selasa, 27 November 2012.

"Sangat senang mengumumkan kalau @ianmckellen118 & @SirPatStew akan bergabung sebagai pemain dalam film #XMEN #DaysOfFuturePast #magneto #professorX , selebihnya menyusul," kicau Bryan yang juga menyutradarai film X-Men (2000) dan X-2 (2003) ini.

Jadi, nantinya dalam film itu penonton bisa melihat sosok Magneto dan Professor X dari muda sampai dewasa. FIlm ini terinspirasi dari cerita dalam komik Uncanny X-Men yang terbit pada 1981. Komik itu berisi cerita perjalanan waktu yang rumit dan skenario masa depan yang menjembatani antara mutan dari masa lalu dan masa depan.

Bryan mengambil alih tanggung jawab ini setelah sutradar X-Men: First Class, Matthew Vaughn, meninggalkan proyek ini. Rencananya film X-Men: Days of Future Past akan diputar perdana di bioskop pada 18 Juli 2014.

ETONLINE | DEWI RETNO

Berita Terpopuler
Coldplay Akan Vakum 3 Tahun
14 Film Bertarung di FFI 2012
Grand Final Festival Lagu Anak Siap Digelar
Syaharani Bakal Manggung di Borobudur Jazz
Jatilan Pentas di Festival Seni Tradisi Solo


10.20 | 0 komentar | Read More

Marcella dan Rachel Keroyokan Garap Rectoverso

Written By Unknown on Selasa, 27 November 2012 | 10.20

Senin, 26 November 2012 | 05:28 WIB

TEMPO.CO , Jakarta:Lima perempuan, aktris yang populer, menggarap sebuah film dari kumpulan cerpen. Mereka adalah Marcella Zalianty, Rachel Maryam, Olga Lidya, Cathy Sharon dan Happy Salma pada film Rectoverso.

"Ini film ketiga saya yang light tapi meaningfull," ujar Marcella yang ditemui di acara Jelajah TKP Kaskus, Sabtu, 24 November 2012.

Kenapa Marcella bilang ringan, karena dua film terdahulunya Lestari dan Batas mengangkat tema tentang kehidupan yang lebih "berat". Kini mengacu dari kumpulan cerpen karya Dewi Lestari "Rectoverso", Ia berusaha membuat sentuhan baru melalui judul cerita Malaikat Juga Tahu. "Rectoverso itu indah, menggabungkan ruang baca dan ruang dengar jadi satu," puji Marcell terhadap novel yang dilengkapi lagu di setiap kisahnya itu.

Novel dari penyanyi Dewi Lestari tersebut sebenarnya mengandung 11 kisah. Tapi hanya lima yang dijadikan film yaitu Malaikat Juga Tahu, Firasat, Hanya Isyarat, Curhat Sahabat, dan Cicak di Dinding. "Karena lima kisah ini mewakili karakter cerita cinta yang berbeda," ujar istri dari Ananda Mikola ini.

Tapi, Rachel melanjutkan, benang merahnya tetap sama. "Yaitu cinta yang terucap, seperti tagline dalam film ini," kata perempuan yang menyutradarai Firasat ini dalam kesempatan yang sama. Rachel menuturkan bahwa Ia hanya diberi waktu dua hari untuk mengarahkan bagiannya. Selama 48 jam tersebut, Rachel menyelesaikan sekitar 60 adegan. "Capek tapi menyenangkan," kata Politikus Partai Gerindra ini.

Total waktu yang dibutuhkan untuk film ini adalah dua pekan. Awalnya, kata Marcella, mereka berniat membuat film Indie. Tapi anggaran berkata lain, karena tak bisa sekedar Indie untuk menyatukan lima kepala yang berbeda. Hingga akhirnya biaya pun membengkak. "Adalah biayanya, besar tapi tidak sebesar yang orang bayangkan jika melihat hasilnya," kata dia.

Penasaran lihat karya lima perempuan ini, tunggu 14 Februari 2013. "Karena ini tentang cinta, maka kami luncurkan tepat di hari penuh cinta," Rachel menambahkan.

DIANING SARI

Berita Terpopuler
Pak Tino Sidin, Pelukis Sketsa dengan Jutaan Murid
Pak Tino Sidin, Ahli Kebatinan Kesayangan Sukarno
Pak Tino Sidin Mendokumentasikan Agresi Militer
Sketsa Pak Tino Sidin Jadi Koleksi Bank Indonesia
Tragedi Gerbong Maut Dipentaskan dalam Drama
Jatilan Pentas di Festival Seni Tradisi Solo


10.20 | 0 komentar | Read More

Syaharani Bakal Manggung di Borobudur Jazz

Senin, 26 November 2012 | 09:58 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menyelenggarakan Borobudur Jazz bertajuk "The Harmony of Excotism" di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, pada Rabu, 28 November 2012. Aryananda, Direktur Pertunjukan Sinergi Production, partner Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan pada Borobudur Jazz Festival 2012 akan disajikan musik berkonsep eksotis sehingga mampu menarik perhatian turis, baik domestik maupun internasional.

Maksud konsep eksotis adalah memadukan antara musik jazz dan Borobudur sebagai candi yang eksotis secara visual. "Panggung nantinya dibuat langsung menghadap Candi Borobudur sehingga keindahan pemandangan Borobudur akan terlihat," kata Nanda.

Borobudur Jazz Festival 2012 akan menampilkan sejumlah musisi jazz nasional dan grup band lokal. Mereka antara lain Syaharani, Endah n Rhesa, Matthew Sayersz, Ecky Lamoh, Everyday, Groovinstreet, dan Jasmine. "Syaharani akan berkolaborasi dengan Matthew Sayersz dalam satu panggung. Borobudur Jazz kali ini bukan sekadar parade band karena akan ada kolaborasi apik," katanya.

Nanda menyebutkan bahwa Borobudur Jazz Festival yang kedua kali ini diharapkan akan lebih bagus ketimbang tahun lalu. Panitia berharap acara ini akan memperkaya kegiatan tahunan musik jazz yang sudah ada, seperti Java Jazz, Bromo Jazz, dan Ambon Jazz. "Kami berharap pada tahun mendatang bisa mendatangkan musikus jazz tingkat internasional ke Borobudur," ujar dia.

Selain menampilkan musikus jazz, Borobudur Jazz Festival juga akan mendatangkan sejumlah komunitas mobil klasik, yakni Mercy Tiger Club Yogyakarta, Mercedes Boxer Club Indonesia Yogya Chapter, dan Volkswagen Club Yogyakarta.

Borobudur Jazz Festival dijadwalkan berlangsung pada pukul 19.00-21.00 di kompleks Candi Borobudur. Jadwal itu mundur dari jadwal sebelumnya, yakni pada pukul 15.00-21.00. "Jadwal diubah setelah koordinasi dengan pengelola Candi Borobudur karena pada hari yang sama akan datang tamu dari Norwegia," katanya. Masyarakat yang ingin menonton tidak dipungut biaya.

SHINTA MAHARANI


10.20 | 0 komentar | Read More

Marcella dan Rachel Keroyokan Garap Rectoverso

Written By Unknown on Senin, 26 November 2012 | 10.20

Senin, 26 November 2012 | 05:28 WIB

TEMPO.CO , Jakarta:Lima perempuan, aktris yang populer, menggarap sebuah film dari kumpulan cerpen. Mereka adalah Marcella Zalianty, Rachel Maryam, Olga Lidya, Cathy Sharon dan Happy Salma pada film Rectoverso.

"Ini film ketiga saya yang light tapi meaningfull," ujar Marcella yang ditemui di acara Jelajah TKP Kaskus, Sabtu, 24 November 2012.

Kenapa Marcella bilang ringan, karena dua film terdahulunya Lestari dan Batas mengangkat tema tentang kehidupan yang lebih "berat". Kini mengacu dari kumpulan cerpen karya Dewi Lestari "Rectoverso", Ia berusaha membuat sentuhan baru melalui judul cerita Malaikat Juga Tahu. "Rectoverso itu indah, menggabungkan ruang baca dan ruang dengar jadi satu," puji Marcell terhadap novel yang dilengkapi lagu di setiap kisahnya itu.

Novel dari penyanyi Dewi Lestari tersebut sebenarnya mengandung 11 kisah. Tapi hanya lima yang dijadikan film yaitu Malaikat Juga Tahu, Firasat, Hanya Isyarat, Curhat Sahabat, dan Cicak di Dinding. "Karena lima kisah ini mewakili karakter cerita cinta yang berbeda," ujar istri dari Ananda Mikola ini.

Tapi, Rachel melanjutkan, benang merahnya tetap sama. "Yaitu cinta yang terucap, seperti tagline dalam film ini," kata perempuan yang menyutradarai Firasat ini dalam kesempatan yang sama. Rachel menuturkan bahwa Ia hanya diberi waktu dua hari untuk mengarahkan bagiannya. Selama 48 jam tersebut, Rachel menyelesaikan sekitar 60 adegan. "Capek tapi menyenangkan," kata Politikus Partai Gerindra ini.

Total waktu yang dibutuhkan untuk film ini adalah dua pekan. Awalnya, kata Marcella, mereka berniat membuat film Indie. Tapi anggaran berkata lain, karena tak bisa sekedar Indie untuk menyatukan lima kepala yang berbeda. Hingga akhirnya biaya pun membengkak. "Adalah biayanya, besar tapi tidak sebesar yang orang bayangkan jika melihat hasilnya," kata dia.

Penasaran lihat karya lima perempuan ini, tunggu 14 Februari 2013. "Karena ini tentang cinta, maka kami luncurkan tepat di hari penuh cinta," Rachel menambahkan.

DIANING SARI

Berita Terpopuler
Pak Tino Sidin, Pelukis Sketsa dengan Jutaan Murid
Pak Tino Sidin, Ahli Kebatinan Kesayangan Sukarno
Pak Tino Sidin Mendokumentasikan Agresi Militer
Sketsa Pak Tino Sidin Jadi Koleksi Bank Indonesia
Tragedi Gerbong Maut Dipentaskan dalam Drama
Jatilan Pentas di Festival Seni Tradisi Solo


10.20 | 0 komentar | Read More

Syaharani Bakal Manggung di Borobudur Jazz

Senin, 26 November 2012 | 09:58 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menyelenggarakan Borobudur Jazz bertajuk "The Harmony of Excotism" di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, pada Rabu 28 November 2012. Aryananda, Direktur Pertunjukan Sinergi Production, partner Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan pada Borobudur Jazz Festival 2012 akan disajikan musik berkonsep eksotis sehingga mampu menarik perhatian turis, baik domestik maupun internasional.

Maksud konsep eksotis adalah memadukan antara musik jazz dan Borobudur sebagai candi yang eksotis secara visual. "Panggung nantinya dibuat langsung menghadap Candi Borobudur sehingga keindahan pemandangan Borobudur akan terlihat," kata Nanda.

Borobudur Jazz Festival 2012 akan menampilkan sejumlah musisi jazz nasional dan grup band lokal. Mereka antara lain Syaharani, Endah n Rhesa, Matthew Sayersz, Ecky Lamoh, Everyday, Groovinstreet, dan Jasmine. "Syaharani akan berkolaborasi dengan Matthew Sayersz dalam satu panggung. Borobudur Jazz kali ini bukan sekadar parade band karena akan ada kolaborasi apik," katanya.

Nanda menyebutkan bahwa Borobudur Jazz Festival yang kedua kali ini diharapkan akan lebih bagus ketimbang tahun lalu. Panitia berharap acara ini akan memperkaya kegiatan tahunan musik jazz yang sudah ada, seperti Java Jazz, Bromo Jazz, dan Ambon Jazz. "Kami berharap pada tahun mendatang bisa mendatangkan musisi jazz tingkat internasional ke Borobudur," ujar dia.

Selain menampilkan musisi jazz, Borobudur Jazz Festival juga akan mendatangkan sejumlah komunitas mobil klasik, yakni Mercy Tiger Club Yogyakarta, Mercedes Boxer Club Indonesia Yogya Chapter, dan Volkswagen Club Yogyakarta.

Borobudur Jazz Festival dijadwalkan berlangsung pada pukul 19.00-21.00 di kompleks Candi Borobudur. Jadwal itu mundur dari jadwal sebelumnya, yakni pada pukul 15.00-21.00. "Jadwal diubah setelah koordinasi dengan pengelola Candi Borobudur karena pada hari yang sama akan datang tamu dari Norwegia," katanya. Masyarakat yang ingin menonton tidak dipungut biaya.

SHINTA MAHARANI


10.20 | 0 komentar | Read More

Pak Tino Sidin Mendokumentasikan Agresi Militer

Written By Unknown on Minggu, 25 November 2012 | 10.20

Minggu, 25 November 2012 | 03:09 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pelukis sketsa legendaris, Pak Tino Sidin, belajar melukis secara otodidaktik. Pada 1946, Tino, yang baru berusia 21 tahun, berangkat dari tanah kelahirannya di Sumatera untuk merantau ke Yogyakarta bersama Daoed Joesoef, yang belakangan menjadi Menteri Pendidikan, dan Nasjah Jamin, sastrawan serta pelukis.

Lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, 25 Desember 1925, Pak Tino pernah bekerja sebagai pegawai bagian poster di Kementerian Pembangunan Pemuda. Saat Belanda melancarkan agresi militernya, Tino bergabung dengan para pejuang kemerdekaan.

Sembari mengangkat senjata, ia sekaligus mendokumentasikan tiap peristiwa dan pertempuran di garis depan melalui gambaran sketsanya. "Zaman dulu belum banyak orang punya foto (kamera)," kata Panca Takariyati, 47 tahun, anak bungsu Pak Tino, Kamis 22 November 2012.

Dari cerita Daoed Joesoef, kata Takariyati, sketsa itu akan diserahkan ke komandan peleton sebagai dokumentasi peperangan. Tapi, lantaran dinilai gambar belum jadi, sketsa itu ditolak. Belakangan, sketsa itu berpindah tangan ke orang lain dan hilang tak terlacak hingga kini. "Padahal, sketsa itu tentu menjadi dokumentasi yang terbaik dan lengkap," kata Takariyati.

Seusai perang, Tino mendaftar jadi mahasiswa di Akademi Seni Rupa Indonesia pada 1960 dan lulus tiga tahun kemudian.

Baca laporan selengkapnya di Koran Tempo Minggu di sini.

ANANG ZAKARIA

Berita Terpopuler:
Ingin Perbesar dengan Zaitun, ''Mr P'' Malah Hilang  
Ranjang Basah Calon Pengantin 
Alasan Timnas Coret Arthur Irawan 
Rhoma Irama Kikuk Ditanya Gangnam Style
Curhat Arthur Irawan Setelah Dicoret dari Timnas


10.20 | 0 komentar | Read More

Pak Tino Sidin, Ahli Kebatinan Kesayangan Sukarno

Minggu, 25 November 2012 | 03:11 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Tak banyak orang yang tahu bahwa selain pandai menggambar, pelukis sketsa terkenal Tino Sidin juga ahli kebatinan. Ia bahkan dipercaya oleh Presiden Sukarno untuk mengumpulkan para ahli kebatinan Jawa guna mendukung gerakan Ganyang Malaysia pada 1964.

"Dia semacam diminta menggalang doa bersama," kata Mikke Susanto, dosen seni rupa ISI Yogyakarta yang juga kurator Pameran Sketsa bertema: "Ya Bagus. Tino Sidin," di Gedung Heritage, Bank Indonesia, pada 16-25 November 2012. Selain sketsa yang menggunakan spidol, juga dipamerkan lukisan cat air di atas kertas, dan lukisan cat minyak di atas kanvas, karya Tino Sidin.  
 
Permintaan Sukarno disampaikan melalui sepucuk surat dari Sekretariat Negara. Dibuat di Istana Negara pada 2 April 1964, surat itu berisikan panggilan sukarelawan.

Salinan surat itu turut dipamerkan dalam pameran "Ya. Bagus. Tino Sidin". Tino Sidin, kata Mikke, memang memiliki kedekatan dengan Sukarno. Hal itu dibuktikan dengan salah satu karyanya, Pengembala Kambing (dibuat sekitar 1964-1966), yang menjadi koleksi Sukarno.

Kemampuan unik Tino itu dibenarkan oleh anak kelimanya, Panca Takariyati. Sesekali ada saja orang sakit yang datang menemui Tino dan meminta pengobatan. "Sama Bapak diberi minum air putih," katanya, Kamis 22 November 2012. Dan biasanya sembuh.

Baca laporan selengkapnya di Koran Tempo Minggu di sini.

ANANG ZAKARIA

Berita Terpopuler:
Ingin Perbesar dengan Zaitun, ''Mr P'' Malah Hilang  
Ranjang Basah Calon Pengantin 
Alasan Timnas Coret Arthur Irawan 
Rhoma Irama Kikuk Ditanya Gangnam Style
Curhat Arthur Irawan Setelah Dicoret dari Timnas


10.20 | 0 komentar | Read More

Alasan Film Hello Goodbye Berlatar Korea Selatan

Written By Unknown on Sabtu, 24 November 2012 | 10.20

Sabtu, 24 November 2012 | 04:45 WIB

TEMPO.CO , Jakarta:Banyak film bertema romantis mengambil Paris atau kota lain yang dianggap romantis ketika mengambil latar di luar negeri.  Tapi tidak demikian film perdana besutan Titien Wattimena, Hello Goodbye.  Film ini mengambil latar kota kecil di Korea Selatan, Busan.

Menurut Titien, Busan cocok menjadi latar film berdasarkan skenario yang juga dibuatnya. Busan, yang masih berada di wilayah Asia, pas untuk karakter Indah (Atiqah Hasiholan) yang masih berambisi pergi ke tempat lebih jauh dari Indonesia. "Korea itu nggak terlalu jauh. Jadi cocok sebagai lokasi sesuai karakter si perempuannya," kata  dia di Djakarta Theater XXI Thamrin, Jakarta pada Kamis 22 November 2012.

Titien mengatakn Busan sebagai kota pelabuhan cocok dengan karakter Abi, tokoh laki-laki yang berperan sebagai anak buah kapal. 

Untuk menambah nuansa romantis dari kota asal gerakan Gangnam Style itu, Titien menghadirkan penyanyi Korea, Eru. Eru, yang biasa disebut Prince of Ballad ini, tetap seorang penyanyi dalam film itu. Eru sekaligus mengisi soundtrack film itu bersama Atiqah Hasiholan dengan lagunya Black Glasses.

Hello Goodbye merupakan film pertama yang disutradarai Titien. Sebelumnya Titien menulis  skrip film "?" yang dibesut Hanung Bramantyo. Film ini mengisahkan tentang staf di KBRI cabang Busan, Korea Selatan yang suatu hari disuruh bertanggung jawab atas Abi (Rio Dewanto), seorang anak buah kapal asal Indonesia yang terluka. 

Sejak pertemuan di pelabuhan itu, Indah dan Abi saling berbagi pengalaman dan pembelajaran. Indah, yang memiliki banyak ambisi mengajarkan Abi untuk selalu punya tujuan dalam hidup. Sebaliknya Abi yang suka berpindah tempat sejak jadi anak buah kapal mengajarkan Indah tentang bagaimana menikmati sebuah perjalanan hidup tanpa terlalu memikirkan tujuannya.

MITRA TARIGAN

Seleb! Terpopuler
Breaking Dawn Part 2: Sajian Penutup yang Manis
Shah Rukh Khan Perlu Serba Jumbo
Yogyakarta Gelar Festival Seni Anak  

Gaya! Terpopuler
Anda Gemuk? Maka Berbahagialah
Demam Sarung Indonesia  
Ini Dia Anti-Kolesterol dan Kanker Asli Indonesia  


10.20 | 0 komentar | Read More

Tolak James Bond, Steven Spielberg Pernah Nyesel

Sabtu, 24 November 2012 | 10:03 WIB

TEMPO.CO, London - Melihat kesuksesan film James Bond, Steven Spielberg tampaknya pernah menyesali kenapa sebelumnya pernah menolak tawaran menjadi sutradara film tentang tokoh mata-mata Inggris itu.

Ceritanya, Spielberg menolak tawaran itu sekitar tahun 1970 ketika dia ditawari Albert R. Broccoli (kini almarhum), produser dan pemegang lisensi film-film James Bond.

Namun, setelah menolak itu, rupanya Spielberg berubah pikiran. Mengutip pernyataan Spielberg kepada The Daily Mail: "Saya kemudian mendatangi Cubby Broccoli dan bilang kalau saya mau membuat satu film. Tapi dia langsung bilang tidak," kata Spielberg.

Sejak itu, Spielberg menambahkan, "Saya tidak pernah bertanya dan meminta lagi. Saya lalu membuat seri Indiana Jones," ujar dia.

Dia menambahkan, dia sangat menyukai film James Bond yang terakhir, Skyfall. "Saya sudah menontonnya sekali dan saya menontonnya lagi dua kali."

Spielberg sekarang ini tengah mempromosikan film teranyarnya, Lincoln. Film Lincoln diambil berdasarkan biografi Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln yang ditulis oleh Doris Kearns Goodwin. Daniel Day-Lewis yang didapuk jadi pemeran Presiden Lincoln di film yang sudah dirilis pada 16 November di Amerika Serikat dan Minggu besok di Inggris.

DIGITAL SPY | WIKIPEDIA | GRACE S GANDHI

Terpopuler:
Nice Guy Akan Diedarkan ke 14 Negara
Pendapat Alya Rohali terhadap Film Hello Goodbye
Fiona Apple Batal Konser karena Anjingnya Sekarat
Toninho Horta Semarakkan Jazz Traffic Surabaya 
Alasan Film Hello Goodbye Berlatar Korea Selatan
Slamet Gundono Luncurkan Julung Sungsang
Dariah, Maestro Lengger dari Banyumas 
Peragaan Busana Surabaya Rasa Halloween


10.20 | 0 komentar | Read More

Yogyakarta Gelar Festival Seni Anak  

Written By Unknown on Jumat, 23 November 2012 | 10.20

Jum''at, 23 November 2012 | 05:05 WIB

TEMPO.CO , Jakarta:Taman Budaya Yogyakarta bakal menggelar festival bertajuk Gelar Seni Anak 2012 pada 25-30 November 2012. Acara Gelar Karya Seni Anak ini merupakan pelaksanaan dari program Art for Children 2012 yang digagas Taman Budaya Yogyakarta. Lebih dari 200 anak dan remaja dilibatkan dalam agenda ini.

Ketua Panitia Gelar Seni Anak Sri Eka Kusumaningayu menuturkan acara ini menjadi ruang mengasah ekspresi dan kreatifitas anak di Yogyakarta. "Saat ini banyak sanggar seni anak di Yogyakarta," kata dia, Kamis, 22 November 2012. "Keberadaannya sanggar seni itu butuh ruang ekspresi bersama."

Lewat kegiatan itu Taman Budaya Yogyakarta berharap menjadi langkah nyata dalam mendorong kecintaan anak pada bidang seni yang dinilai penting dalam pertumbuhan anak.  "Sekaligus mengingatkan peran orang tua soal peran kesenian itu bagi anaknya."

Gelar Karya Seni Anak ini diisi berbagai acara, seperti workshop dolanan anak, Lomba pidato bahasa Jawa, dolanan bocah, membaca aksara Jawa, pameran seni rupa anak, dan puncaknya pentas operet anak berjudul 'Petuah Sang Garuda'.

Dalam pementasan operet kolaborasi anak itu akan menampilkan 150 anak peserta program Art for Children.  "Untuk mementaskan operet kolaborasi ini, para anak telah berlatih selama sebulan," katanya.

Broto Wijayanto, sutradara operet kolaborasi anak menjelaskan, operet kolaborasi ini selain untuk menguji mental anak didik AFC sekaligus ruang berapresiasi kepada masyarakat. "Saat ini memang jarang ada operet kolosal di gelar di Yogya," kata dia. 

PRIBADI WICAKSONO

Berita Terpopuler
Pevita Pearce Diasuransikan Rp 10 Miliar  
Sentuhan Ang Lee di Life of Pi Menakjubkan
Ebiet G. Ade Tak Sengaja Jadi Penyanyi
Pameran Tafsir Legenda Seni Jepang di Semarang  
Shah Rukh Khan Perlu Serba Jumbo

 


10.20 | 0 komentar | Read More

Breaking Dawn Part 2, Sajian Penutup yang Manis

Jum''at, 23 November 2012 | 08:43 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Empat tahun sudah waralaba Twilight mampu memikat hati jutaan penonton, terutama perempuan. Kisah cinta segitiga antara manusia, vampir, dan manusia serigala—yang dibuat berdasarkan novel karangan Stephenie Meyer—itu akhirnya tamat. Sejak kehadirannya pada 2008, Twilight —yang sukses besar di pasar— memang mengejutkan para kritikus film. Ia mampu mengeruk pendapatan hampir US$ 200 juta. Banyak yang memujanya, tapi tak sedikit pula yang membencinya.

Sutradara Bill Condon tampaknya ingin memberikan perpisahan yang manis bagi pencinta kisah ini. Breaking Dawn Part 2 sekaligus menjadi ajang perpisahan bagi para Twihards, sebutan buat para penggemar berat film ini. Sebelumnya, film ini pernah diprediksi tak akan meraih sukses seperti film-film sebelumnya. Sebab, hubungan antara kedua pemeran utamanya—Robert Pattinson dan Kristen Stewart—retak. Mungkin tamatnya film ini juga melegakan para pembenci saga ini (Twihaters).

Pada Breaking Dawn Part 1, yang ditayangkan tahun lalu, Isabella Swan (Kristen Stewart) harus meregang nyawa karena janin yang dikandungnya menggerus tubuhnya. Melihat istrinya sekarat, Edward Cullen (Robert Pattinson) akhirnya mengambil jalan terakhir dengan memberinya gigitan vampir dan membuat Bella menghabiskan sisa hidupnya sebagai vampir. Bella pun melahirkan bayi mereka, Renesmee (Mackenzie Foy) dengan selamat.

Tapi Renesmee bukan anak biasa. Sebagai persilangan antara manusia dan vampir, ia segera tumbuh dewasa dalam waktu singkat dan membuat gerah sejumlah pihak. Ancaman pertama datang dari suku serigala. Suku Jacob Black (Taylor Lautner) itu khawatir lahirnya anak ini dapat mengancam kelangsungan hidup manusia dan serigala. Namun, setelah Jacob mendapat penjelasan dari Alice Cullen (Ashley Greene), ia dan kelompoknya pun percaya anak itu tidak berbahaya.

Ancaman tak berhenti di situ. Sebuah kelompok vampir bernama Volturi (ras vampir dari kaum bangsawan) ternyata juga berpikiran sama seperti ras manusia serigala. Parahnya, mereka tak kenal kompromi. Kelompok yang dipimpin Aro (Michael Sheen) itu menganggap Renesmee sumber malapetaka. Renesmee harus dimusnahkan, termasuk Bella dan Edward serta siapa pun yang mencoba menentang usaha mereka. Merasa terancam, keluarga Carlisle—yang melindungi Bella—tentu saja tidak tinggal diam. Mereka mengumpulkan banyak vampir dari berbagai negara dengan kemampuan-kemampuan luar biasa.

Sementara di Breaking Dawn Part 1 kita disuguhkan suasana romantis bulan madu Bella-Edward, bagian kedua ini sarat adegan-adegan aksi yang menegangkan. Dimulai dengan proses adaptasi Bella dengan kehidupan barunya sebagai vampir, ketegangan mulai terbangun pada paruh kedua film yang berdurasi hampir 2 jam ini, ketika konflik kaum vampir meningkat.

Dalam film ini, Condon menghadirkan sejumlah karakter baru. Aneka jenis vampir dengan beragam rupa dan kemampuan berseliweran di layar lebar. Hanya, karena waktu terbatas, penonton yang bukan pembaca setia novelnya kurang bisa mengenali mereka satu demi satu. Soal kemampuan akting, trio Kristen Stewart, Robert Pattinson, dan Taylor Lautner mungkin sedikit menunjukkan perbaikan ketimbang sebelumnya, tapi tak cukup mampu menandingi kematangan akting dua senior mereka—Michael Sheen dan Peter Facinelli.

Kehadiran aktris berbakat, Dakota Fanning, sebetulnya bisa lebih mencuri perhatian. Sayang, karakternya kurang tergali.

Seperti pada film-film sebelumnya, sejumlah kekurangan memang masih tampak dalam film ini, termasuk kualitas CGI (computer-generated imagery) yang buruk. Namun Condon, bersama penulis skenario Melissa Rosenberg dan tentu saja Stephenie Meyer, mampu meracik sebuah kisah penutup yang mungkin tidak disangka-sangka. Sebuah belokan yang mengejutkan, tidak hanya bagi pencinta film, tapi juga pembaca setia novel ini. Breaking Dawn Part 2 memang sulit dikategorikan sebagai film terbaik, tapi mungkin bisa dianggap sebagai penutup yang lumayan memuaskan penggemarnya.

NUNUY NURHAYATI

Terpopuler:
James Franco Libatkan Lindsay Lohan di Klip R.E.M 
Garap Album Baru, Ebiet G. Ade Tetap Eksis 
Meneriakkan Aceh dari Kota ke Kota 
Rudi Soedjarwo Ajak Imajinasikan Langit Ke-7 
Slamet Gundono Luncurkan Julung Sungsang
Andi Rianto Iringi Konser Boyz II Men di Jakarta
Peragaan Busana Surabaya Rasa Halloween


10.20 | 0 komentar | Read More

Ebiet G. Ade Tak Sengaja Jadi Penyanyi

Written By Unknown on Kamis, 22 November 2012 | 10.20

Kamis, 22 November 2012 | 03:05 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Siapa yang tak mengenal penyanyi Ebit G. Ade. Segudang reportoar lagu yang populer sudah ia lahirkan sejak era 70an. Namun siapa sangka, pria berusia 58 tahun ini tak pernah terpikir untuk terjun ke dunia musik yang sudah membesarkan namanya sampai sekarang.

"Keinginan saya justru ingin jadi penyair, penulis, bahkan pengen jadi wartawan. Tapi Tuhan berkehendak lain," kata Ebiet saat berbincang dengan Tempo di Kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa, 20 November 2012.

Kecintaannya pada dunia sastra semakin bergelora saat ia bersahabat dengan para seniman muda di Yogyakarta pada 1971. Nama-nama seperti Emha Ainun Nadjib, Eko Tunas, dan E.H Kartanegara merupakan teman seperjuangannya pada saat itu.

Tapi dari kepiawaian Ebiet mengarang tulisan indah tak sejalan dengan kemampuannya mendeklemasikan puisi. Kemudian, ia mencari cara lain, yakni dengan bantuan alat musik. Dari sana dimulailah tonggak sejarah Ebiet menyukai seni bebunyian.

"Jadi tak ada pretensi untuk populer. Kalo populer itu bonus saya kira. Saya juga tidak memikirkan untuk mempertahankan popularitas," ujarnya.

Menurut Ebiet, jalan yang dijalaninya sekarang merupakan garis yang sudah ditentukan Tuhan. Ia hanya bisa bersyukur dan berusaha konsisten menikmati anugerah sebagai penyanyi dan pencipta lagu. "Pada akhirnya menikmati dan menghayati dengan syukur." Kata pelantun Berita kepada Kawan ini.

Saat ini Ebiet tengah mempersiapkan album baru. Menurut dia, usia uzur bukan jadi halangan untuk terus berkarya. "Mubazir hidup ini kalo tidak dipakai untuk sesuatu yang sesuai dengan kemampuan kita," ujarnya sambil tersenyum.

YAZIR FAROUK

Terpopuler:
Jakarta Banjir, Gisel Bela Jokowi 
Musisi Jepang Akan Bawakan Lagu SBY
James Bond Ternyata Buka Lowongan Penulis Skenario
James Franco Libatkan Lindsay Lohan di Klip R.E.M 
Garap Album Baru, Ebiet G. Ade Tetap Eksis 
Meneriakkan Aceh dari Kota ke Kota  


10.20 | 0 komentar | Read More

Sentuhan Ang Lee di Life of Pi Menakjubkan

Kamis, 22 November 2012 | 08:59 WIB

TEMPO.CO, New York - Sebuah buku populer yang dijadikan film selalu mengundang banyak harapan. Entah ceritanya atau harapan dari pembaca selalu menghantui sutradara serta semua kru film. Tapi, Ang Lee, sutradara film-film kolosal, berhasil memenuhi itu semua ketika membesut Life of Pi. Sebuah kisah percakapan antara harimau dan manusia dalam perahu dari novel karangan Yann Martel.

Situs Fox News menyebut Life of Pi sebuah film besar, film indah tentang ide yang indah. Novelnya sendiri mengandung unsur-unsur filosofi dan eksplorasi metafisik, seperti kepercayaan dan agama. Ang Lee yang juga mengarahkan film Brokeback Mountain, Crouching Tiger, dan Hidden Dragon disebut mampu membuat film sarat percakapan bermakna ini menjadi sangat halus dan penuh petualangan.

Kisahnya diawali dari Piscione Mliter Patel pada masa kini (Irrfan Khan), yang menuturkan pengalaman hidupnya kepada seorang penulis (Rafe Spall). Sebuah cerita pencarian makna Tuhan yang menakjubkan. Pi membawa penonton dalam petualangan dan masa mudanya di India. Pi muda (Suraj Sharma) melihat bahwa tak ada perbedaan antara agama dan kepercayaan. Pi mempelajari aneka agama, mulai dari Hindu, Kristen, Islam, dan Buddha.

Kemudian, Pi yang dibesarkan di Kebun Binatang Pondicherry harus pindah ke Amerika Utara. Pi dan keluarganya pindah bersama seisi kebun binatang. Tapi, dalam perjalanan, kapal yang mereka tumpangi oleng dan Pi pun terjebak dalam sebuah perahu dengan seekor harimau Bengali bernama Richard Parker.

Adegan pun kini hanya dikuasai dua makhluk itu: Pi dan harimau, di atas perahu di lautan lepas. Tentunya kesulitan penyutradaraan tinggi. Sebab, adegan hanya berlokasi di satu tempat dengan satu aktor. Butuh seorang aktor yang mengemban tugas berat dengan kualitas akting paripurna.

Meski kondisi seorang pria terjebak dengan seekor perahu dalam sebuah kapal itu mustahil, Lee mengeksekusinya dengan bagus. Dia membuat habitat baru Pi bersama Richard Parker menjadi hal yang wajar. Skenario dari David Magee menunjukkan pada penonton tentang bagaimana nurani, keraguan, ketakutan, dan keluh kesah Pi.

Entertainment Weekly menuliskan bahwa tema besar yang diangkat Lee bukanlah soal Tuhan atau cara bertahan hidup. Tapi petualangan yang mengagumkan. "Lee telah bekerja begitu keras dan sangat teliti."

DIANING SARI

Berita lain:
Cakra Khan, Si Penantang Ariel Noah
Jokowi Manggung Bareng Glenn Fredly dan Once?
Jon Bon Jovi Komentari Overdosis Anaknya
Zaskia Sungkar Ingin Bangun Rumah Susun


10.20 | 0 komentar | Read More

Slamet Gundono Luncurkan Julung Sungsang

Written By Unknown on Rabu, 21 November 2012 | 10.20

Rabu, 21 November 2012 | 04:53 WIB

TEMPO.CO , Jakarta:Seniman tradisi kawakan Slamet Gundono bersama komunitas Wayang Suket serta Komunitas Budaya Banyu Bening Yogyakarta Rabu 21 November 2012 malam ini menggelar refleksi budaya sekaligus meluncurkan album kelima bertajuk Julung Sungsang: Dubang.

Acara digelar di Joglo Kapulagan, jalan Kapulaga 242, Nologaten, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta mulai pukul 19.30 WIB. Slamet akan menampilkan repertoar diselingi atraksi monolog budayawan sekaligus konseptor pentas Ki Herman Sinung Janutama dari Komunitas Banyu Bening.

Teguh Puji Harsono, produser pentas sekaligus pegiat Komunitas Budaya Banyu Bening, ditemui Tempo mengatakan selama dua jam lebih, Slamet Gundono bersama Herman Sinung akan mengelaborasi tentang perspektif tanda-tanda jaman. "Pada saat pembukaan Gus Nas atau Kyai Haji Nasruddin Anshori dari pondok pesantern Ilmu Giri, Bantul akan melakukan orasi budaya dulu," kata Teguh.

Teguh mengatakan, pentas dipersiapkan selama empat bulan oleh Herman Sinung yang menelaah simbol-simbol pelbagai situs bersejarah seperti candi dan peninggalan budaya di Jawa. "Dari penelitian itu kemudian simbol-simbol yang ada diterjemahkan dalam bentuk pentas gerak dan wayang oleh Slamet," kata dia.

Secara materi, konsep yang diusung dalam pementasan kali ini menyoroti terbaliknya tanda-tanda jaman sehingga semakin susah dibaca manusia. Khususnya tanda-tanda yang diberikan melalui pemerintahan di tanah air."Soal negara kaya garam tapi impor garam, kaya sawah tapi impor beras," kata dia.

Dalam pementasan yang juga melibatkan Suprapto Suryodarmo (Padepokan Lemah Putih, Solo) serta Estefania Pifano (Spiritualist Dancer Venezuela) itu akan diisi penuh dengan repertoar sebagain dari tujuh lagu dari album kelima Slamet, seperti Julung Sungsang, Pengantenku, dan Gusti Maha Dalang. Semua repertoar ditampilkan dalam bahasa Jawa yang diringi karawitan dan musik ornamen Wayang Suket.

PRIBADI WICAKSONO

Berita Terpopuler
Jakarta Banjir, Gisel Bela Jokowi 
Film The Hobbit Hadapi Tuduhan Menyiksa Hewan 
Ngayogjazz 2012, Swasembada Jazz di Riuh Hujan 
Lapak Rezeki di Seputar Panggung Ngayogjazz
Ekspresi Jiwa Nana Melalui Bunga  


10.20 | 0 komentar | Read More

Musisi Jepang Akan Bawakan Lagu SBY

Rabu, 21 November 2012 | 06:32 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Musisi Jepang Yoshiaki Samejima akan membawakan lagu Rinduku Padamu ciptaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Momen itu berlangsung dalam konser bertajuk ''Pagelaran Spektakuler Karya Anak Bangsa'' yang rencananya bakal digelar di Balai Sarbini, Jakarta, 23 November 2012.

Menurut Dharma Oratmangun selaku ketua penyelenggara konser itu, keterlibatan Yoshiaki di sana sebagai ungkapan bahwa musik bukan sekadar media hiburan.

"Kami memilih Yoshiaki karena tepat dengan lagu Rinduku Padamu ciptaan Pak SBY. Jadi, musik bisa kita tingkatkan sebagai sarana diplomasi antar bangsa, bukan hanya sebagai hiburan semata," ujarnya di Kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa, 20 November 2012.

Berbeda dengan versi aslinya, lirik yang dilantunkan Yoshiaki nantinya memakai bahasa Jepang. Tujuannya, kata Dharma, untuk menunjukkan keakraban dua negara beda budaya ini.

Beberapa artis dan musisi tanah air juga dipastikan turut meramaikan konser yang tak dikenakan biaya masuk itu. Mereka antara lain ; Tantri ''Kotak'', Once Mekel, Ebiet G Ade, Uut Permatasari, Harvey Malaiholo, Mike Mohede, Seruti Respati, dan iringan Magenta Orchestra pimpinan Andi Rianto.

YAZIR FAROUK

Berita lain:
Masih Bau Kencur, Gisel Diberi Wejangan Ortu
Zaskia Sungkar Merasa Terlindungi oleh Jilbab
Bayi Adele Menggemaskan 
Sandra Dewi Habiskan Sebotol Sampo dalam 4 Hari
Once Idolakan Chrisye


10.20 | 0 komentar | Read More

Film The Hobbit Hadapi Tuduhan Menyiksa Hewan  

Written By Unknown on Selasa, 20 November 2012 | 10.20

Selasa, 20 November 2012 | 08:21 WIB

TEMPO.CO, Wellington - Produser film trilogi The Hobbit menghadapi tuduhan penyiksaan hewan selama pembuatan film mereka. Sebanyak 27 ekor binatang dikabarkan mati, terutama karena mereka dikandangkan di sebuah peternakan yang penuh dengan tebing dan "perangkap maut" lainnya.

The American Humane Association, yang mengawasi kesejahteraan hewan dalam film, mengatakan, tidak ada hewan yang disakiti selama pembuatan film yang sebenarnya. Tapi lembaga ini menyoroti kelemahan-kelemahan dalam sistem pengawasan, terutama pada fasilitas tempat binatang itu dikandangkan dan dilatih.

Sutradara Peter Jackson pada Senin mengakui bahwa kuda, kambing, ayam, dan seekor domba mati di peternakan dekat Wellington, Selandia Baru, di mana sekitar 150 binatang ditempatkan untuk mendukung pembuatan film itu. Tapi, ia mengatakan, beberapa dari kematian itu berasal dari sebab-sebab alamiah.

Juru bicara produser film, Matt Dravitzki, setuju bahwa kematian dua kuda bisa dihindari. Namun ia menyatakan perusahaannya bergerak cepat untuk memperbaiki kondisi setelah ada binatang mati.

The Hobbit: An Unexpected Journey adalah film pertama dalam trilogi berbiaya US$ 500 juta. Dibuat di Selandia Baru, film ini dijadwalkan tayang perdana pada 28 November di Wellington, dan akan mulai main di bioskop di Amerika Serikat dan di seluruh dunia pada bulan Desember.

REUTERS | TRIP B

Berita Terpopuler:
Pacar Sewaan Ada di Jepang
Selingkuhan Bos CIA "Rekonsiliasi" dengan Suami
Ilmuwan Temukan Gen Penentu Waktu Kematian
Menanti Tersangka Skandal Bank Century dari BI
AS-Inggris Peringatkan Risiko Perang Darat Israel


10.20 | 0 komentar | Read More

Ngayogjazz 2012, Swasembada Jazz di Riuh Hujan  

Selasa, 20 November 2012 | 09:03 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tanah di Desa Brayut, Kecamatan Pandowoharjo, Sleman, basah. Hujan baru saja reda saat Jemek Supardi tampil di panggung Keprak. Tangannya bergerak mengikuti irama saksofon. Di bawah rimbun pohon bambu, di belakang kandang ayam milik keluarga Mbah Sami, 70 tahun, seniman pantomim Yogyakarta itu menandai dibukanya Ngayogjazz 2012 pada Ahad lalu, 18 November 2012.

Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu yang membuka acara itu. Dia berharap pesta tahunan keenam itu tidak terganggu hujan. Sebab, sebelumnya, hujan sangat deras mengguyur lereng Merapi dan sekitarnya sehingga pembukaan Ngayogjazz tertunda, yang semula dijadwalkan pukul 13.00, sampai pukul 14.50.

Pentas pertama diisi Sound of Hanamangke, grup musik asal Bandung, dengan personel Bintang Manira Manik (drum dan perkusi), Yudi Taruma Di Swara (kecapi dan vokal), Wawan Kurniawan (kendang, tarawang, dan deejureeju), Daeng Rendy (gitar), dan Lutfi Aditya (bas). Mereka memainkan kolaborasi jazz, pop, dan blues dengan sentuhan musik etnik Pasundan.

Harapan memang tak selalu terwujud. Mendung tebal yang menggelayut akhirnya tumpah menjelang magrib dan hujan deras pun terus turun hingga malam. Anehnya, penonton tak surut, tapi justru semakin banyak meski mereka harus berdiri di tanah becek dan berteduh di bawah payung.

Ada enam panggung di pesta musik jazz di tengah desa itu, yakni panggung Keprak, Luku, Caping, Pacul, Lesung, dan Ani-Ani. Semua ada di pekarangan, halaman, dan rumah milik warga. Di panggung Lesung, tampil kelompok Sinten Remen—pimpinan Djaduk Ferianto, Proyek Presiden (Yogyakarta), Balikpapan Jazz Lover, Aljabar (Semarang), I Know Well Miss Clara (Yogyakarta), Blue Batik Replika (Pekalongan), serta Syaharani and Queenfireworks.

Di panggung Pacul ada Lampung Jazz Society, Gubuk Jazz (Pekanbaru), Komunitas Jazz Purwokerto, Idang Rasjidi, Barry dan Benny Likumahuwa, serta Jazz Gudangan. Tampilan berbeda ada di panggung Ani-Ani, yakni di pendapa rumah Jawa milik warga. Di situ tampil pianis Erik Shondy dan Rio Sidik; juga musikus Amerika berdarah Cina, Jen Shyu; serta Toninho Horta dari Brasil.

Koordinator Ngayogjazz, Djaduk Ferianto, mengatakan bahwa setelah beberapa tahun rutin digelar, saatnya Ngayogjazz menuai hasil tahun ini. Musik jazz mulai memiliki tempat di hati masyarakat. Dulu, hanya sedikit pemusik jazz yang dikenal dapur rekaman, kini mereka mulai membuat album sendiri.

Karena itu, tema yang diusung kali ini, "Dengan Ngejazz Kita Tingkatkan Swasembada Jazz". Sebuah pelesetan dari jargon yang kerap digunakan pemerintah. Satu kelompok jazz bahkan meluncurkan album baru dalam acara itu, yakni Komunitas Jazz Jogja. "Tahun kemarin menanam, sekarang waktunya panen," katanya.

Ini memang bukan pesta musik biasa. Sebab, penyelenggara melibatkan potensi ekonomi warga Dusun Brayut yang dikenal sebagai desa dengan kerajinan aksesori dan seni budaya lokal. Budi Utomo, aktivis Desa Wisata Brayut, mengatakan bahwa masyarakat Desa Brayut sangat antusias. "Bisa dibilang ini promosi gratis. Kami tidak harus membayar mahal," kata Budi.

ANANG ZAKARIA

Terpopuler:
Rowan Atkinson akan "Bunuh" Karakter Mr Bean
Lapak Rezeki di Seputar Panggung Ngayogjazz
Ekspresi Jiwa Nana Melalui Bunga
Pameran Fotografi Kerajaan Gula di Yogyakarta
Film 360, Lingkaran Cerita Tentang Cinta dan Sunyi
Love In Paris Siap Hingga 70 Episode


10.20 | 0 komentar | Read More

Lapak Rezeki di Seputar Panggung Ngayogjazz

Written By Unknown on Senin, 19 November 2012 | 10.20

Kelompok musik yang pernah tenar pada tahun 70-80an meramaikan panggung Ngayogjazz 2011 yang bertajuk "mangan ora mangan ngejazz" di pelataran Djoko Pekik, Sembungan, Kasihan, Bantul, SAbtu (15/1/2011). Agenda musik jazz tahunan ini menjadi semangat solidaritas para musikus yang hadir dengan asyik, spontan, interaktif, dan tanpa ikatan material. (TEMPO/Arif Wibowo)

Minggu, 18 November 2012 | 18:29 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta- Ngayogjazz 2012 tak sekadar menjadi magnet bagi pecinta musik ini dari sejumlah daerah di Indonesia. Pesta jazz tahunan di Yogyakarta itu sekadar mendatangkan berkah bagi warga Desa Brayut, Pandowoharjo, Sleman dan sekitarnya. "Senang juga ada acara ini," kata Warsiyah, seorang warga Brayut pada Tempo, Ahad 18 November 2012. 

Sehari-hari, perempuan ini adalah ibu rumah tangga. Ia bukanlah pedagang atau pemilik warung. Namun lantaran even musik jazz dipastikan akan mendatangkan penonton besar, ia mencoba-coba berdagang. Di depan rumah keluarga besarnya, tak jauh dari panggung Keprak, satu di antara enam panggung Ngayogjazz, ia membuka lapak. Aneka makanan dan minuman ringan ia jajakan. "Lumayan ramai juga," katanya.

Tak jauh dari lapak Warsiyah, terdapat lapak milik Winarti. Perempuan asal Candi, KM 12 di Jalan Kaliurang itu sengaja datang ke Brayut untuk berdagang empek-empek. "Sehari-hari, di rumah saya memang berjualan empek-empek," katanya.

Seorang kenalan memberinya informasi tentang event Ngayogjazz. Berbekal meja dan kursi kecil, serta penggorengan dan sejumlah piring, ia membuka lapak dagangannya di Brayut. Tanpa mau menyebutkan jumlah keuntungan yang didapat, ia memastikan, hasilnya lebih besar dibanding jualan sehari-hari di warungnya.  "Bisa dua kali keuntungannya," katanya.

Puluhan lapak-lapak serupa mewarnai sepanjang jalan di desa ini selama Ngayogjazz yang berlangsung, sehari ini. Mereka menepati teras dan halaman rumah-rumah warga.

Desa Brayut terletak sekitar 12 kilometer di sebelah utara kota Yogyakarta. Sejak tahun 1999, desa ini ditetapkan sebagai desa wisata dengan produknya, kehidupan sehari-hari pedesaan serta aktifitas pertanian warga.

Budi Utono, pengelolah Ani-Ani Jewelery and Craft, sebuah pusat kerajinan di desa Brayut, mengatakan sekaligus memanfaatkan even ini sebagai ajang promosi produknya. Di antaranya gelang, kalung, anting, dan pernak-pernik berbahan kayu dan batu. Produk itu biasanya dibeli wisatawan yang datang ke desa sebagai oleh-oleh.

ANANG ZAKARIA


10.20 | 0 komentar | Read More

Rowan Atkinson akan "Bunuh" Karakter Mr Bean

Senin, 19 November 2012 | 02:54 WIB

TEMPO.CO, London - Rowan Atkinson mengisyaratkan bahwa para penggemar komedi bakal lebih jarang melihat karakter "Mr Bean" yang selama ini diperankannya karena ia tengah berkonsentrasi untuk memainkan peran yang lebih serius di panggung.

Aktor asal Inggris berusia 57 tahun ini mengakui bahwa karakter yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia itu merupakan sebuah kesuksesan secara komersial. Tapi, memainkan peran seperti anak-anak bagi seorang aktor separuh baya bisa dipandang sebagai sesuatu yang sedikit menyedihkan.

"Peran yang paling sukses secara komersial buat saya itu, yang sangat mengandalkan fisik, sangat kekanak-kanakan, saya rasa saya akan banyak mengurangi untuk melakoni itu sekarang," kata Atkinson kepada Daily Telegraph.

"Saya juga berpikir seseorang yang berusia 50 tahun bersikap seperti anak kecil menjadi sesuatu yang sedikit menyedihkan. Kita harus hati-hati."

Penampilan terakhir Atkinson sebagai Mr Bean adalah dalam Upacara Pembukaan Olimpiade 2012 Juli lalu di mana ia membuat tertawa jutaan penggemarnya di seluruh dunia.

Ditayangkan di ITV untuk kali pertama pada 1990, Mr Bean menyedot banyak pemirsa termasuk hampir 19 juta orang yang menyaksikan episode The Trouble With Mr Bean pada 1991.

Tontonan itu berlangsung hingga 1995 dan disaksikan di 245 negara dan menjadikan Atkinson sebagai bintang dunia dengan kekayaan 71 juta poundsterling atau Rp 1,085 triliun.

Saat ini Atkinson tengah mempersiapkan diri untuk menjadi pemeran utama dalam pementasan Quartermaine''s Terms karya Simon Gray di Teater West End.

DAILYMAIL | A. RIJAL


10.20 | 0 komentar | Read More

Aaron Sorkin Buka Kisi-kisi Film Steve Jobs  

Written By Unknown on Minggu, 18 November 2012 | 10.20

Sabtu, 17 November 2012 | 17:38 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Peraih Oscar, Aaron Sorkin, telah mengungkapkan rencananya untuk membuat pendekatan real time tak biasa pada script filmnya tentang pendiri Apple, Steve Jobs.

Penulis skenario ini mengatakan, maksudnya hanya menampilkan tiga latar yang setiap scene menggambarkan di balik peluncuran produk. Dia menjelaskan, apa yang terjadi dalam kehidupan karakter selama setengah jam akan ditonton 30 menit oleh penonton.

Pendiri Apple, Steve Jobs, meninggal pada 5 Oktober 2011. Dua hari setelah kematiannya, Sony Picture telah membeli hak untuk merilis otobiografinya. Situs Film Deadline, yang telah membocorkan pembelian hak ini, mengatakan, Sony Picture telah membayar antara US$ 1-3 juta.

Sorkin merupakan penulis sukses untuk film The Social Network, yang mengambil latar cerita pembuatan situs jejaring sosial Facebook oleh Mark Zuckerberg. Keberhasilannya membuat namanya secara natural terpilih langsung untuk proyek film tentang biografi Steve Jobs.

Namun, daripada bergantung pada buku karya Walter Isaacson, Sorkin memilih meriset sendiri untuk skenarionya. "Saya menemui sejumlah orang dalam kehidupan Steve, dari (penemu Apple lainnya) Wozniak sampai semua orang di sekitar Macintosh," kata Sorkin dalam video yang diunggah di situs berita Daily Beast.

BBC | WANTO

Berita Terpopuler
Sungha Jung, Gitaris Asal Korea yang Mempesona
Konser Sungha Jung, Sederhana Nan Mengena
Paduan Suara Undip Juara di Ajang Internasional
Pembuat Film Dokumenter ASEAN Berkumpul di Ubud
Riza Arshad Meriahkan Festival Jazz Banyuwangi


10.20 | 0 komentar | Read More

Ekspresi Jiwa Nana Melalui Bunga  

Sabtu, 17 November 2012 | 20:10 WIB

TEMPO.CO, Surabaya  - Seluruh dinding, dari ruang dalam hingga beranda rumah yang cukup luas di Jalan Rungkut Asri 67-69 Surabaya, dipenuhi lukisan. Ditata secara apik.

Si empunya rumah yang juga melahirkan karya lukis tersebut, Hajjah Nana Tommy Sunartomo Masdjedi, 65 tahun, tidak sedang menggelar pameran. Sang suami, Tommy Sunartomo, kerap mengatakan apa pun hasil pekerjaan tidak boleh dipamer-pamerkan.

Lalu Nana, panggilan akrab wanita kelahiran Lawang, Malang, itu menyebutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada sang suami yang telah mendukungnya terus mendalami dunia seni melukis. "Dengan cara seperti ini saya ingin mengatakan kepada suami saya tercinta, ini, lho, hasil dari pembelian cat, kuas dan kanvas dari uang yang suami berikan," ujar Nana.

Boleh jadi Nana sekadar berseloroh. Sebab karya-karyanya yang ditampilkannya bersamaan dengan perayaan hari ulang tahunnya yang ke-65, Sabtu, 17 November 2012, penuh nuansa. Di balik karyanya pun kaya dimensi.

Lukisan-lukisannya memang didominasi bunga. Mantan Rektor Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Soeprato Soedjono, yang hadir dalam acara tersebut, mengutip pernyataan salah satu pelopor seni lukis modern Indonesia, S. Soedjojono, bahwa seni lukis itu adalah 'Djiwa Kethok' sang seniman.

Demikian juga yang dihasilkan Nana dan ditampikannya dalam berbagai ukuran kanvas diyakini sebagai ungkapan visual jiwa atau perasaan emosi sang pelukis. Selain itu tentu saja mewakili ekspresi genus atau gender feminitasnya.

Soeprapto mengakui sangat mengapresiasi bakat dan karya Nana. Sebab Nana mampu menyajikan bunga yang berbeda dengan aslinya karena perpaduan elemen warna. "Bunga yang harumnya tidak sekedar tercium oleh hidung melainkan mampu merasuk ke dalam hari," tutur Soeprapto.

Bunga karya Nana dihasilkan melaui goresan kuas yang cepat penuh ekspresif serta sapuan warna-warna cerah. Nilai estetiknya diperkuat oleh gaya melukis yang tidak menampilkan bunga secara apa adanya melainkan melalui ekspresi yang menjadikan kuas di tangannya menorehkan cat tebal dan tipis.

Lukisan yang diberi judul Kecubung 1 adalah satu dari banyak contoh karya Nana yang kaya nilai esteiknya. Dominasi warna hijau tua, muda, diselingi warna kuning dan putih, lalu visualisasi kembang warga ungu, menjadikan lukisan yang dibuat 21 Oktober 2012 itu memiliki nilai harmoni yang tinggi.

Putri Kembarku adalah contoh lain yang tak kalah nilai estetikanya. Terinspirasi oleh tiga putri kembarnya yang kini sudah dewasa, Marina Surya Airlangga, Marisa Surya Airlangga, dan Marita Surya Airlangga, diekpresikan oleh Nana dalam bentuk tiga kembang berwarna putih kemerahan serta abu-abu yang dikelilingi lembaran-lembaran daum merah menyala. Batang-batang bunga yang hijau memperkuat latar belakang lukisan.

Karya Nana tidak melulu bunga secara artifisial. Simak lukisan yang diciptakannya tahun 2007. Diberi judul Menilai. Secara visual menggambarkan seorang penari Bali dengan liukan tangan yang gemulai. Namun tanpa mata, hidung maupun mulut. Bunga pada lukisan berukuran 50 centimeter kali 70 centimeter itu hanya terdapat pada mahkota (gelungan) di atas kepala sang gadis Bali.

Pada tahun 2007 juga Nana menghasilkan karya lukis, Barong Bali. Tahun 2012 Nana juga melahirkan lukisan abstrak yang diberi judul Relung Qalbu. Tidak ada sedikit pun bunga melainkan berupa sapuan aneka warna, merah, biru, hijau, kuing, dan jingga keputih-putihan pada bagian tengah. Berbentuk lingkaran. Jingga yang digambarkan sebagai hati yang paling dalam dikelilingi warna kuning, kemudian dikurung oleh warna hiaju tua dan muda sedikit semburat, dan pada lingkar luar tampak warna merah.

Nana kerap tenggelam dalam keasyikannya. Bahkan tak jarang dilanda trans (kerasukan). Dalam suasana seperti itu hal-hal yang berbau mistik menyertainya. Banyak di antara lukisannya yang diwarnai kejadian di luar nalarnya, seperti diuraikan dalam bukunya yang diluncurkan bersamaan dengan perhelatan, Menggapai Pelangi.

Suatu siang saat Nana sedang sepenuhnya mencurahkan perhatiannya menggores kanvas tiba-tiba datang seorang wanita yang dibayagkan setengah umur, agak kurus, dengan rambut sebahu. Sang wanita meminta lukisan kembang sepatu warna merah, salah satu di antara lukisan yang digantung di dinding salah satu ruang rumah Nana.

Nana yang tetap mencurahkan konsentrasi menggerakkan kuas dan menyaput warna-warna di kanvas, spontan menjawab bahwa lukisan kembang sepatu warna merah bukan milik si wanita. "Lukisanmu ada di dalam, tergantung di tembok."

Sejurus kemudian peristiwa aneh pun terjadi. Tiga orang pembantu Nana dibantu sopir pribadinya tak mampu menurunkan lukisan yang diminta si wanita. Nana meminta pembantunya mengambilkan dua genggam beras kuning. Satu genggam disiramkan kea rah lukisan dan segegenggam lainnya ditabur di bawah dan sekitar lukisan. Ternyata lukisan tersebut bisa diturunkan oleh si sopir.

Masalah tidak segera selesai. Lirih terdengar suara tangis. Nana menoleh dan terperanjat. Suara tangis ternyata berasal dari si wanita yang saat itu dalam pandangan Nana terihat lebih cantik dan berkulit bersih dari yang dibayangkan sebelumnya.

Sang wanita berkata bahwa judul lukisan bunga kembang kenanga berwarna kuning yang dipasang dalam kanvas ukuran 70 centimeter X 70 centimeter itu persis namanya, Galuh Chandra Kirana.

Memang benar. Lukisan yang terinspirasi bunga kenanga yang tumbuh di lereng yang indah di kawasan wisata Trawas, itu judulnya persis yang disebutkan si wanita. Lukisan itu pun diserahkan kepada si wanita. "Itu rezekimu, Mbak."

Nana sudah sejak kecil mengenal dunia lukis. Saat dukuk di bangku SMP Nana sering diajak ayahnya berkunjung ke rumah sejumlah pelukis ternama, seperti Bagong Kosoedihardjo, Affandi, A.J. Le Mayeur, Roestamadji, Wiwiek Hidayat, Sapto Hudoyo, Soedibio, Karjono JS. Namun Nana mulai melukis pada usia 59 tahun, dan pertama kali melakukan pemeran tunggal saat berulang tahun ke-60.

Meski merasa terlambat mulai melukis, Nana sudah menghasilkan lebih dari 500 lukisan. Nama menyebut karya-karyanya sebagai gaya ekspresionis.

Nana pun memilik beragam kehalian lain. Pernah berlenggak-lenggok di cat-walk sebagai peragawati, Nana juga sangat mahir membordir, membatik, hingga merancang perhiasan.

Kendati demikian, Nana yang sudah dikaruniai dua cucu, buah perkawinannya dengan Tommy Sunartomo, ahli anestesi, itu akan terus berkarya dalam bidangnya, seni. "Dunia seni tak terpisahkan dari hidupku karena kaya akan kedamaian dan kebahagiaan. Seni itu indah, ada nilai rasa yang bisa menjadi teladan bagi anak, cucu, dan handai taulan.'

FATKHURROHMAN TAUFIQ | JALIL HAKIM


10.20 | 0 komentar | Read More

Konser Sungha Jung, Sederhana Nan Mengena

Written By Unknown on Sabtu, 17 November 2012 | 10.20

Sabtu, 17 November 2012 | 07:20 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Histeria penonton dalam setiap konser K-Pop adalah lumrah. Termasuk konser gitaris muda berbakat Sungha Jung yang Jumat malam, 16 November 2012 tampil di Balai Kartini, Jakarta.

Awalnya penonton di auditorium Nusa Indah hanya bergumam jelang konser dimulai pukul 19.00 WIB. Namun ketika lampu mulai dimatikan, rupanya para perempuan muda yang berdandan lebih ke konser itu tak sabar dan mengeluarkan ''jurus'' andalan mereka: teriakan.

Nah, Sungha Jung bukanlah tipe bintang K-Pop yang pandai memberikan fan service. Pemuda 16 tahun ini hanya tersenyum, menyapa "Apa Kabar" dan langsung memainkan gitar secara akuistik. "Langsung saja, lagu pertama Irony dari album kedua," kata remaja yang belajar gitar sejak usia 6 tahun.

Sungha adalah satu-satunya penguasa panggung yang ditemani sebuah meja kayu dan microphone. Layar hitam di belakang menjadi pendamping setia petikan gitar peraih penghargaan "No Barrier No Walls Impact Award" pada 2012 itu.

Sesekali sorot lampu mewarnai panggung yang polos dekorasi. Tapi tata cahaya yang berusaha meramaikan panggung minimalis itu justru merusak pandangan penonton. Sebab permainan dan pemilihan cahaya yang mencoba menyesuaikan dengan irama petikan Sungha, berbalik menganggu fokus karena terlalu cepat dan menyilaukan.

Untungnya di paruh terakhir, tata cahaya tidak berusaha tampil macam-macam. Sehingga fokus permainan Sungha bisa dinikmati dengan leluasa. Petikan gitar dari lagu-lagu populer baik K-Pop maupun American Pop membuat penonton ikut bernyanyi dengan lirih.

"Saya tahu K-Pop sangat terkenal di sini, aku ingin memainkan beberapa lagu mereka," kata dia. Sungha memilih lagu-lagu dari boysband favoritnya Bigbang yaitu "Monster" dan "Lonely", ada dua lagu dari Bigbang dan satu lagu "Missing You" dari G-Dragon, pemimpin Bigbang.

Untuk lagu-lagu pop barat, malam ini Sungha menjatuhkan pilihan pada "Payphone", "I''m Yours" dan "Somebady That I used to Know". Ia pun memainkan sejumlah lagu dari animasi Jepang.

Penampilan terbaik Sungha keluar di akhir acara. Ketika penonton meminta Encore, Sungha memberikan sebuah lagu rock yang menghentak dan ia memainkan ketrampilan memetik dawai gitar. Di tengah permainan, Sungha menggesek dan mengusap gitar dengan lengan kirinya. Sementara jari kanannya terus memainkan gitar.

Sentuhan kecil itu tak mengubah alunan musik dari betotan gitar Sungha. Penonton pun menyambut aksi tersebut dengan tepukan riuh. Sungha juga berhasil memukau penonton ketika bermain ukulele. "Somebody That I used to know " dari Gotye dan soundtrack permainan Mario Bros mengalun indah dari petikan jari pemuda asal Korea Selatan.

"Sayu suka karena dia muda dan berbakat," kata Raiska, penonton berusia 14 tahun. Siswi kelas satu SMA ini tertarik mempelajari gitar dengan lebih serius, salah satunya karena efek Sungha. "Saya kenal Sungha umur 8 tahun, umur 9 tahun saya belajar serius main gitar," kata dia. "Sungha hebat dengan usia segitu dan memiliki kemampuan seperti itu."

DIANING SARI

Berita terpopuler lainnya:
Ini Dia Video Madonna dan Psy Bergangnam Style
Sungha Jung Akan Main Ukulele di Konser Malam Ini
Paduan Suara Undip Juara di Ajang Internasional
Konser Rakyat Leo Kristi Dilombakan 
Pembuat Film Dokumenter ASEAN Berkumpul di Ubud


10.20 | 0 komentar | Read More

Sungha Jung, Gitaris Asal Korea yang Mempesona

Sabtu, 17 November 2012 | 07:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Sungha Jung mungkin tak sepopuler bintang K-Pop lainnya di Indonesia. Tapi kemahirannya bermain gitar membuat pemuda berusia 16 tahun ini tenar di dunia maya.

Awalnya pada 2008, Sungha mengunggah video bermain gitar di situs jejaring sosial Youtube. Rupanya kemampuan menerjemahkan lagu-lagu populer dalam aransemen gitar akuistik Sungha banyak disukai penonton. Hingga Ia menjadi benar-benar melejit karena menggunggah "My Heart Will Go On" dari soundtrack film Titanic dan menjadi bahan pembicaraan di Youtube.

Sungha pun dilirik label rekaman dan sponsor. Dan pada usia yang belum genap 17 tahun, Ia sudah tur keliling dunia, memiliki dua album dan berkolaborasi dengan musisi ternama. "Lima tahun terakhir dalam kehidupan saya memang berbeda," ujar Sungha dalam konferensi pers di Balai Kartini, Jumat 16 November 2012.

Sebagai musisi yang bermain musik, Sungha tidak terlalu fokus pada penampilan. Ia mengenakan baju yang sama saat konferensi pers di siang hari pukul 14.00 WIB maupun konser selama dua jam dari pukul 19.00 WIB di Balai Kartini. Sungha juga tak banyak bicara selama konser, tak seperti bintang K-Pop lain yang rajin membuat fan service.

Sebelum memainkan gitar, remaja pria ini selalu menyebutkan judul lagu dan kenapa Ia menyukainya. Tak ada dialog interaktif atau mengajak penonton naik ke panggung. Sungha hanya sekali membalas teriakan "I Love You" dari penonton dengan "I Love You Too". Sisanya Ia fokus dengan gitar.

Tapi justru kelugasan itu yang membuat penonton terpesona. Karena sentuhan jari Sungha di gitar maupun ukulele sanggup membius 1500 penonton Jumat malam 16 November 2012. Sungha membuat hadirin terdiam dan sesekali teriak serta bertepuk tangan waktu Ia memainkan instrumen dengan nada-nada yang lebih rumit.

Untuk urusan betot gitar, pemuda yang belajar gitar sejak 6 tahun itu, sudah diakui dunia dan tentunya Korea. Pada 2010, Ia berhasil mendapatkan penghargaan International Instrumentalist dari International Young Artist Award ke 31, dan tahun ini Ia meraih penghargaan "No Barriers No Wall Impact Award".

Soal gaya dan cuap-cuap di depan khalayak, Sungha memang kalah di banding artis K-Pop lain. Tapi urusan gitar akuistik, bolehlah ditelusuri lewat Google dan Youtube kepiawaiannya.

DIANING SARI

Berita Lain:
Polisi:Sekolah Mewah Harusnya Buat Parkir Basement
544 Kecelakaan di Jakarta Selatan Hingga Oktober
Main Film, Trio Macan Rela Lompat ke Sungai
Barca Tunggu Tekanan dari Madrid
Parlemen Jepang Dibubarkan


10.20 | 0 komentar | Read More

Netaudio Festival Pertama Digelar

Written By Unknown on Jumat, 16 November 2012 | 10.20

Jum''at, 16 November 2012 | 05:43 WIB

TEMPO.CO , Yogyakarta: Puluhan komunitas pencinta musik jalur independen menggelar Indonesian Netaudio Festival di Kedai Kebun Forum, Yogyakarta, sehari penuh, Jumat (hari ini). Mereka membahas dan kampanye sistem distribusi musik secara gratis, sebagai jalan memberi ruang alternatif musisi dengan publik penikmat.

"Aksi ini bukan untuk menghancurkan industri musik yang mapan sejak ratusan tahun, melainkan memberi tawaran alternatif distribusi musik secara gratis," kata pendiri dan pengelola situs YesNoWave.com, Woto Wibowo, yang akrab disapa Wok The Rock, kepada Tempo.

YesNoWave adalah salah satu komunitas yang bergerak di bidang distribusi musik gratis, demi menyiasati sistem industri kapitalistik, sejak 2007. Kini, mereka telah mendistribusikan karya milik tak kurang dari 45 musisi independen, dengan total album 62 keping dalam format digital. Salah satunya Jogja Hip Hop Foundation, yang kini berkibar di ranah internasional.

Di Indonesia, total ada sekitar 17 netlabel, yang tersebar di berbagai kota. Di DIY, ada tiga komunitas aktif. Selain YesNoWave, ada Sound Respect, dengan nama situs www.soundrespect.com, dan Far Alert Records, dengan nama earalertrecords.blogspot.com. "Saat musik itu dinikmati publik secara gratis, toh ternyata mereka tak mesti bangkrut," kata Wok, yang juga bekerja sebagai desainer web lepas.

Dari pengalamannya lima tahun mendistribusikan musik gratis, pandangan bahwa karya yang tak dilabeli harga mematikan nasib musisi, tak selalu benar. Dia memberi contoh, saat YesNoWave meng-upload album Starlit Carousel, milik Frau, nama alias pianis muda Yogyakarta, Leilani Hermiasih.

Hanya dalam waktu satu bulan, ada 3.000 lebih pengunduh album itu. Dari popularitas unduh tersebut, permintaan CD album Frau meningkat tajam, hingga terjual 2.000 copy. Selain itu, karya milik kelompok White Shoes and the Couple Company.

Menurut Wok, dalam sistem netlabel, sang musisi diserahi memproduksi album sebagai merchandise fisik. Jadi, jika musisi tak bergerak, tak ada pemasukan. Jadi bukan karya yang menjadi pendapatan, melainkan merchandise, seperti cakram padat (CD) dan kaus dengan bonus CD. "Yang penting, pertama, publik menikmati gratis dulu," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Terpopuler:
Oktav Tumbel Luncurkan Album ''Christmas Moment'' 
Pameran Fotografi Kerajaan Gula di Yogyakarta 
Film 360, Lingkaran Cerita Tentang Cinta dan Sunyi 
Love In Paris Siap Hingga 70 Episode 
Peragaan Busana Surabaya Rasa Halloween


10.20 | 0 komentar | Read More

Ini Dia Video Madonna dan Psy Bergangnam Style

Jum''at, 16 November 2012 | 08:28 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Penonton yang memenuhi konser MDNA di New York mendapatkan kejutan menarik. Diva pop dunia itu mengajak Psy, penyanyi rape asal Korea Selatan yang terkenal dengan goyang Gangnam Style.

Selain mereka berdua bergoyang seperti menunggang kuda itu, pelantun lagu Like a Virgin ini juga memeragakan gaya erotis dan liar berdua dengan Psy.

Sejak konser bersama itu keduanya menjadi teman dekat.

VIKI.com | ALIA

VIDEO TERKAIT


10.20 | 0 komentar | Read More

Oktav Tumbel Luncurkan Album 'Christmas Moment'  

Written By Unknown on Kamis, 15 November 2012 | 10.20

Rabu, 14 November 2012 | 17:41 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pianis Oktav Tumbel meluncurkan album solo instrumental piano "Christmas Moment". Oktav bersama SevenStrings Production, label rekamannya, berkomitmen untuk memberi keuntungan penjualan album-albumnya kepada Yayasan Tunas Mulia Adi Perkasa. Ini adalah yayasan yang didirikan untuk proyek transformasi Nusa Tenggara Timur.

"Saya lahir di kota kecil Banyuwangi. Kalau saya flash back saya lihat satu per satu mimpi saya jadi kenyataan. Saya berharap anak-anak yang tinggal di NTT bisa juga mencapai impian seperti saya," kata Oktav di Jakarta, Selasa 13 November 2012.

Oktav mengaku lahir dari keluarga pecinta musik. Pria kelahiran 1977 ini memiliki mimpi besar, yaitu mengeluarkan album piano dan bermain diiringi orkestra dengan konduktor ternama. Berkat ketekunannya, Oktav mulai melihat mimpinya satu demi satu terwujud. Pada Maret 2012 lalu, Oktav berkolaborasi dengan Aminoto Kosin dan kelompok orkestranya dalam acara Charity Concert Heart for NTT pada Maret 2012 lalu.

Sebagai rasa syukur, Oktav memilih untuk mendedikasikan talentanya untuk kemanusiaan dengan cara mendukung anak-anak yang kurang mampu agar punya kesempatan yang sama seperti dirinya.

Kenapa Oktav memilih mendedikasikan keuntungan albumnya ke NTT? Ternyata Oktav pernah mengunjungi dan mengajar anak-anak di Dusun Koko di NTT.

"Anak-anak Dusun Koko di NTT cepat menangkap ketika kami berikan pelajaran pengenalan nada dan alat musik. Mungkin saja, suatu hari muncul pemusik hebat dari sana," kata Oktav yang juga adalah seorang guru piano di SevenStrings Music School.

Peluncuran album ketiga ini sengaja memanfaatkan momentum menjelang perayaan hari Natal. Beberapa alunan musik Natal dalam album ini misalnya "Joy To The World" yang memadukan orkestra dan rock n roll. Lagu "O Holy Night" dan "Have Yourself A Merry Little Christmas" bernuansa klasik modern dengan teknik arpeggio, ciri khas Oktav. Arpeggio adalah melodi bentukan chord yang dimainkan dengan teknik sangat cepat.

Josh Heroe, juru bicara Seven Strings mengatakan perpaduan musik klasik dengan rock n roll di Indonesia sangat jarang. Padahal di luar negeri bentuk perkawinan musik semacam ini banyak. Misalnya Dave Koz. "Di Indonesia belum banyak. Makanya waktu Oktav tunjukkan demo kepada kami, langsung jalan," ujarnya.

"Bring Me Closer" adalah album solo instrumental pertama Oktav pada 2010. Album keduanya berjudul "My Treasure" yang beredar setahun kemudian. Keduanya juga produksi Seven Strings Productions.

NIEKE INDRIETTA

Berita Lainnya:
Jay Z-Coldplay Berkolaborasi di Konser Tahun Baru
Iswargia, dari Era Romantik ke Abad Ke-21
Apa Yang Beda di Lagu Baru Agnes Monica?
Love In Paris Siap Hingga 70 Episode 
Maestro Kesenian Sunda Ma Ageung Tutup Usia  


10.20 | 0 komentar | Read More

Film Jackal is Coming Tayang Hari Ini  

Kamis, 15 November 2012 | 08:43 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Film Jackal is Coming--film bergenre aksi yang diselipkan komedi serta cerita romantis asal Korea Selatan--akan segera rilis perdana pada 15 November 2012 di Korea Selatan.

Pada tayangan premiernya, Kamis, 8 November 2012, dihadiri beberapa aktor Korea terkenal, seperti Kim Hyun Joong, Nicole Kara, Kim Hyun Joong, Park Eun Hye, girlband Nine Muses, Lee Kwang Soo, Kim JunSu, dan Park Yoo Chun, yang memberikan dukungan untuk film tersebut.

"Saya sudah menonton filmnya. Saya sangat mendukung. Semoga film ini laris," kata Kim Sae Rom, bintang cilik yang datang ke premier itu.

Juga ada penyanyi senior Seoul Woon Do, yang memberikan support dengan datang ke premier. "Aku datang diundang Jae Joong. Aku mendukungnya. I Love you," katanya.

Kim Hyun Joong, yang tampil gaya dengan setelan hitam, juga ikut hadir pada premier. "Saya harap film ini menjadi megahit, dan saya kirimkan salam support untuk aktor Kim Jae Joong yang bermain di film ini, " katanya.

Kim Jun Soo, anggota JYJ yang hadir bersama Park Yoo Chun, terlihat lebih ganteng dari biasanya. Mereka ingin menunjukkan hubungan persahabatan yang erat dengan Kim Jae Joong dengan hadir ke premier film Jackal is Coming.

Para pemain film ini adalah Song Ji Hyo, Hero Jaejoong, Oh Dalsoo, Han Sangjin, Kim Sungryung, dan Kim Yonggun. Film ini Bercerita tentang seorang wanita ceroboh yang bekerja sebagai pembunuh bayaran dan mendapat tugas untuk menculik seorang penyanyi terkenal.

VIKI.COM | ALIA


10.20 | 0 komentar | Read More

Maestro Kesenian Sunda Ma Ageung Tutup Usia  

Written By Unknown on Rabu, 14 November 2012 | 10.20

Rabu, 14 November 2012 | 08:51 WIB

TEMPO.CO, Bogor - Maestro seni Sunda Hj. Tien Rostini Asikin alias Ma Ageung, meninggal dunia di usianya yang ke 70 tahun di RS Bina Waluya Jakarta, Selasa malam 13 November 2012.

Jenazah disemayamkan di rumah duka di Jalan Loader No 1, Baranangsiang Kota Bogor, Jawa Barat. Hingga saat ini ratusan orang masih melayat ke rumah duka. Pihak keluarga belum memberi keterangan apapun soal sakitnya tokoh seniman dan budayawan Sunda.

Pada zamannya Ma Ageung tercatat sebagai salah satu wanita yang berupaya mengembangkan seni Sunda dari mulai Kawih, Tari, hingga Pencak Silat. Oleh sesama seniman dan kerabatnya dia kerap kali di panggil Ema atau Ma (ibu), panggilan ini mengisyaratkan kaih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya. Karena tubuhnya agak sintal, beliau dipanggil Ma Ageung, panggilan ini melekat hingga akhir hayatnya. Teman seperjuangan Ma Ageung yakni Ebet Kadarusman.

Tien Rostini Asikin, lahir di Sukajadi Bandung, tanggal 31 Januari 1942, Darah seni yang dimiliki Tien Rostini mengalir dari kedua orang tuanya yang juga seorang seniman Sunda. Sang ayah, R.H. Inan Ratman, saat itu menjabat sebagai pangreh praja serta ahli di bidang tembang Cianjuran, kliningan, serta seni pencak silat. Ibunya juga seorang sastrawan, seniman karawitan, dan juga pencipta lagu Sunda.

Saat usia 10 tahun, Neng Tien belajar tari di Badan Kesenian Indonesia (BKI) yang sekarang menjadi Yayasan Pusat Kebudayaan di Jalan Naripan Bandung. Kemudian dia belajar Tari Sunda dari seniman Tari R. Tjetje Somantri dan R. Onih Kartadikusumah di Bandung. Seni tari yang dipelajari Tien Rostini lebih menekankan berbagai gerakan variatif yang bisa memadukan antara seni tari dengan pencak silat. Hasil belajarnya pada kedua seniman tari itu, tahun 1956 Tien muda berhasil menjadi juara pertama pada pasanggiri tari tingkat Jawa Barat.

Dalam dunia kawih atau nanyian tembang sunda, Tien Rostini mempunyai prestasi yang cukup membanggakan. Dia berhasil meraih juara pertama pasanggiri kawih di Bandung, serta juara pertama pada pasanggiri tembang/kawih di Sukabumi. Bukan tari atau tembang Sunda saja yang dikuasai Tien Rostini, seni pencak silat juga dikuasainya dengan baik. Dengan demikian, Tien Rostini juga mendapat julukan sebagai Jawara wanita.

Atas jasanya di dunia persilatan, ia pun dikukuhkan sebagai Sesepuh Jawara dan Ketua Pembina Pencak Silat Padjadjaran Nasional. Di dunia seni peran, Tien Rostini juga main film layar lebar berjudul Desa yang Dilupakan dan Jumpa di Perjalanan bersama Soekarno M. Noor, Fifi Young, Indriarti, Iskak, Eddy Sud, Ateng dan Bagio. Sedangkan album tembang Sunda yang direkam Gemini record tahun 1975 berjudul Deudeuh Asih. Dalam album ini paling dikenal lagu Jalir yang selalu mengudara di RRI pada tahun 60-an. Selain Tien Rostini, kakaknya Ika Rostika dan adiknya Ida Rosida, yang juga seniwati, mendirikan grup kesenianGanda Mekar.

Selama ini Ma Ageung dikenal sebagai orang yang sangat peduli menjaga perkembangan seni Sunda. Kepindahan dia ke Bogor pada 1970 justru membuat dirinya melestarikan seni Sunda yang saat itu hampir tenggelam menjadi satu kesenian yang global dan dikenal sampai luar negeri. Ma Ageung mendirikan rumah seni Yayasan Seni Palataran Pakujajar Sipatahunan.

Atas upaya mengembangkan Seni Sunda, Ma Ageung mendapat beberapa penghargaan, di antaranya dari USA Departement of State Certificate in Asia Pasific American Heritage Point at The Foreign Service Institute, Citra Karier Berprestasi 2000 Jimmy Enterprise, dan penghargaan dari Badan Musyawarah Kesenian Sunda.

DEFFAN PURNAMA

Berita teropuler lainnya:
Begini Cara Bos CIA Sembunyikan E-mail ke Pacarnya
Inul Daratista: Saya Bisa Jadi Cawapres Om Haji 
Kata Ibas Soal DPR Pemeras BUMN 
Rhoma Dinilai Tak Layak Jadi Presiden
Upeti BUMN ke DPR, KPK: Pembuktiannya Gampang 
Dahlan Iskan Kaget BP Migas Dibubarkan


10.20 | 0 komentar | Read More

Ridho Rhoma Minta Rhoma Irama Bersedia 'Nyapres'  

Rabu, 14 November 2012 | 10:04 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Anak bintang dangdut Rhoma Irama, Ridho Rhoma, meminta bapaknya tidak menolak desakan untuk maju dalam pemilihan Presiden 2014. "Kami dapat memahami posisi beliau yang telah beberapa kali didesak dan selalu menolak hingga pada saat ini mungkin sudah tidak patut lagi jika terus menolak desakan ini," kata Ridho melalui surat elektronik kepada Tempo pada Rabu, 14 November 2012.

Ridho menilai desakan yang terus datang pertanda masyarakat memberikan amanat dan harapan yang besar pada beliau. "Apabila beliau terus menolak akan terasa bagai seorang tentara yang meninggalkan perang," katanya.

Hanya saja Ridho akan menerima apa pun keputusan bapaknya.

Ketika ditanya apakah siap jika menjadi tim sukses dari bapaknya, Ridho mengaku belum berpikir sampai situ. "Saya merasa masih belum kompeten untuk menerima tugas itu," katanya.

Dia juga belum mau mengomentari ihwal jika bapaknya terpilih, maka dia harus meninggalkan dunia musik.

Sebelumnya diberitakan, Partai Persatuan Pembangunan tertarik dengan wacana pencalonan pedangdut legendaris Rhoma Irama sebagai presiden pada Pemilu 2014. Wacana muncul setelah pekan lalu sekelompok penggemar Rhoma Irama berkumpul di Bandara Juanda, Surabaya, untuk memberikan dukungan kepada idolanya agar maju sebagai calon presiden pada 2014.

SYAILENDRA

Berita lain:
Begini Cara Bos CIA Sembunyikan E-mail ke Pacarnya
Inul Daratista: Saya Bisa Jadi Cawapres Om Haji 
Rhoma Dinilai Tak Layak Jadi Presiden
Upeti BUMN ke DPR, KPK: Pembuktiannya Gampang 
Dahlan Iskan Kaget BP Migas Dibubarkan  


10.20 | 0 komentar | Read More

Kisah Cinta Tapi Beda Diambil dari Blog

Written By Unknown on Selasa, 13 November 2012 | 10.20

Selasa, 13 November 2012 | 05:58 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Mengisahkan sebuah film berdasarkan novel sudah menjadi hal yang umum bagi sutradara Hanung Bramantyo. Ia pernah memfilmkan novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy. Ia juga pernah mengangkat novel karya Dewi Lestari, Perahu Kertas, ke layar lebar dengan judul yang sama.

Kali ini, pria kelahiran 1 October 1975 ini mengangkat sebuah kisah berdasarkan tulisan dari sebuah blog. Film yang berjudul Cinta Tapi Beda ini diambil dari blog Dwita Sari.

Tulisan dari blog seorang gadis yang baru masuk kuliah itu dilihat oleh asisten Hanung, Hestu Saputra. Hestu kemudian menyarankan Hanung untuk memfilmkan kisah itu. "Akhirnya saya dan Hestu berkolaborasi membuat film itu. Tapi saya lebih banyak di belakang. Hestu yang banyak mengarahkan," kata Hanung Bramantyo di konferensi pers di Belly's Clan, Wisma Intiland, Jakarta, Senin, 12 November 2012.

Ia membiarkan asistennya lebih banyak mengarahkan karena kebetulan Hestu pernah mengalami kisah mirip seperti film itu. "Lagipula agar nanti dia bisa dilepas jadi sutradara," ujar Hanung.

Cinta Tapi Beda menceritakan kisah cinta tentang perbedaan agama antara Cahyo dan Diana. Cahyo (Reza Nangin) adalah cowok asal Yogyakarta yang bekerja sebagai koki di Jakarta. Ia berasal dari keluarga muslim yang taat beribadah. Cahyo berusaha lepas dari kesedihan setelah ditinggal selingkuh kekasihnya, Mitha.

Sementara Diana (Agni Pratistha) gadis asal Padang. Perempuan berparas sangat Indonesia, mahasiswi jurusan seni tari. Ia tinggal bersama om dan tantenya di Jakarta. Keluarga Diana penganut Katholik yang taat.

Cahyo dan Diana akhirnya bertemu dan menjadi sepasang kekasih. Mereka ingin serius melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Berbagai konflik dan pertentangan dari keluarga dan budaya pun dialami mereka.

Selain Agni dan Reza, film tersebut juga dibintangi Choky Sitohang (Oka), Ratu Felisha (Mitha), Agus Kuncoro, Jajang C Noer, Nungky Kusumastuti, Agus Melast, Hudson Pranajaya, Leroy Osmani, dan Ayu Diah Pasha. Cinta Tapi Beda akan tayang di bioskop 27 Desember 2012.

MITRA TARIGAN

Terpopuler:
Skyfall Cetak Rekor Pendapatan Film Bond Terbesar 
Pameran Fotografi Kerajaan Gula di Yogyakarta 
Film 360, Lingkaran Cerita Tentang Cinta dan Sunyi 
Love In Paris Siap Hingga 70 Episode 
Peragaan Busana Surabaya Rasa Halloween


10.20 | 0 komentar | Read More

Konser Noah di Bandung Diiringi Angklung

Ariel Vokalis Group band Noah dalam konser yang bertajuk "The Greatest Session Of The Hystory" di MEIS Ancol, Jakarta, (2/11) malam. Tempo/Dian Triyuli Handoko

Selasa, 13 November 2012 | 07:02 WIB

TEMPO.CO, Bandung - Grup band Noah menampilkan satu alat musik tradisional dalam konsernya di Bandung, Senin malam, 12 November 2012. Pada kesempatan itu, terdengar alunan nada dari alat musik angklung yang mengiringi konser.

Suara angklung muncul di tembang pembuka ''Langit Tak Mendengar'' dan lagu berikutnya, ''Khayalan Tingkat Tinggi''. Noah sengaja mengusung alat musik angklung agar konsernya lebih bernuansa sejarah dan budaya Jawa Barat.

"Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada pulang ke rumah," kata vokalis band Noah, Ariel yang disambut teriakan riuh penonton. Konser Ariel dan kawan-kawan itu dimulai pukul 21.00 WIB, sejam lebih lama dari rencana semula.

Setelah dua lagu awal diperdengarkan dengan alat musik angklung, pada lagu ketiga ''Walau Habis Terang'', Ariel bermain gitar akustik. Dua gitaris Noah -Lukman dan Uki. mengapitnya, sementara drummer Reza dan pemain keyboard David di belakangnya. Semalam, mereka membawakan lebih dari 20 lagu.

Tempat konser di Convention Center The Trans Luxury Hotel, Bandung, penuh sesak oleh penonton kelas festival di depan panggung dan kelas VIP yang ditempatkan di sisi arena dan seberang panggung.

ANWAR SISWADI

Berita terpopuler lainnya:
Skyfall Cetak Rekor Pendapatan Film Bond Terbesar 
Kisah Cinta Tapi Beda Diambil dari Blog
Cinta Beda Agama Ala Hanung Bramantyo
Pameran Fotografi Kerajaan Gula di Yogyakarta 
Iswargia, dari Era Romantik ke Abad Ke-21
Film 360, Lingkaran Cerita Tentang Cinta dan Sunyi


10.20 | 0 komentar | Read More

Gangnam Dalam Angka

Written By Unknown on Senin, 12 November 2012 | 10.20

Penyanyi rap terkenal asal Korea Selatan Psy tampil dengan Gangnam Style di Universitas Kyunggi, Suwon, Korea Selatan, (25/9). zimbio.com

Senin, 12 November 2012 | 04:19 WIB

TEMPO.CO, Jakarta--Dalam hitungan bulan, Gangnam Style menjadi fenomena. Sensasinya menyebar melalui situs media sosial. Kepopuleran Psy alias Park Jae-sang, rapper K-pop, membetot perhatian tokoh dunia, dari Eric Schmidt, David Cameron, sampai Ban Ki-moon.

Psy menjadi satu-satunya artis Korea Selatan yang berhasil menembus tangga lagu di Amerika Serikat. Inilah fakta tentang Gangnam seperti dikutip Majalah Tempo edisi Senin, 12 November 2012.

- 671.659.344 kali video Gangnam Style ditonton di situs YouTube per 8 November 2012, diakses dari 222 negara.

- 786.321 jumlah kicauan di Twitter.

- 267.163 jumlah jempol di situs Facebook.

- Gangnam Style meraih posisi nomor satu pada tangga lagu di 30 negara.

- 48 jam pengambilan gambar video musik Gangnam Style.

- 568% harga saham DI Corporation--perusahaan yang dimotori Park Won-ho, ayah Psy--meroket dalam hitungan bulan setelah Gangnam Style dirilis.

- 150-200 jumlah kalori yang dibakar bila bergoyang ala Gangnam Style.

- 20 ribu warga Paris, Prancis, berjoget bersama Psy di wilayah Trocadero, Senin pekan lalu.

- 2,8 juta kali lagu Gangnam Style diunduh di Korea Selatan per akhir September 2012.

SUMBER:
universalmusic.com, koreatimes.co.kr, youtube.com, billboard.com, kpopstarz.com, The Daily Telegraph, dailyinfographic.com

TEMPO

Baca juga:
Gangnam Style, Tarian Kuda yang Mendunia (1)
Psy, Oppa Gangnam Style (2)
Demam Gangnam Style di Selebriti Dunia (3)
Alasan Gangnam Style Mengglobal (4)
Psy Tampilkan Tari Gangnam Style di MTV Awards


10.20 | 0 komentar | Read More

Pameran Pak Tino Sidin di Yogyakarta

Senin, 12 November 2012 | 04:30 WIB

TEMPO.CO , Jakarta--Pameran bertajuk "Ya. Bagus. Tino Sidin" itu selama sepekan lebih akan dipamerkan di Gedung Museum Bank Indonesia - Yogyakarta, Jl. Panembahan Senopati No. 4-6, Yogyakarta.

Panitia pameran tersebut EKa Wahyu menuturkan karya yang dipamerkan meliputi sketsa, karya lukis, buku-buku panduan menggambar, karya komik, ilustrasi film, video siaran dan lain-lain.

"Beberapa karya yang dipamerkan ada yang belum pernah dipublikasikan sama sekali," kata dia, Ahad 11 November 2012.

Pameran yang digelar di Gedung Museum Bank Indonesia Yogyakarta tanggal 16-25 November 2012 ini bertepatan dengan bulan kelahiran Tino Sidin, yakni tanggal 25 November (bulan Tino Sidin).

Pemilihan pameran dilakukan di Gedung Museum Bank Indonesia karena gedung itu merupakan bagian sejarah perjalanan karier Tino Sidin di mana saat tahun 70-an Tino berpartner dengan Bank Indonesia Yogya dalam pembuatan reklame program Tabanas dan Taska.

"Acara pameran ini sekaligus program sosialisasi rencana pendirian rumah Tetenger (museum sederhana) Taman Tino Sidin di Kadipiro, Kasihan, Bantul, Yogyakarta," kata Eka.

Kurator pameran Mieke Susanto menuturkan Tino Sidin sampai kini tidak dinilai eksis sebagai pelukis, meskipun karya seni lukisnya ratusan jumlahnya. Hal ini mencuat karena berbagai aktivitasnya yang lebih didominasi oleh kegiatan mendidik anak-anak melalui gambar dan buku.

"Padahal meskipun disebut pendidik atau guru, ia tak mengajar di sebuah sekolah formal dan tidak memiliki gelar akademik. Ia tidak punya sekolah, tetapi muridnya jutaan," kata dia.

Eka menuturkan pameran ini pun digelar sebagai apresiasi demi mengenang kembali karya jasa Tino Sidin sebagai salah satu pendidik seni lukis anak. Tino dinilai telah memberi sajian khususnya bagi warga Yogyakarta tentang seni lukis dan sketsa karya.

Pameran ini rencananya akan dibuka langsung Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwana X.

PRIBADI WICAKSONO


10.20 | 0 komentar | Read More

Sepultura, Konsistensi Tanpa Cavalera Bersaudara  

Written By Unknown on Minggu, 11 November 2012 | 10.20

Dari kiri, personil Kelompok musik Trash Metal asal Brasil, Sepultura, Andreas Kisser, Derrick Green, Eloy Casagrande dan Paulo Jr melakukan jumpa pers jelang konser "Djarum Super Rockfest 2012" di Jakarta, Rabu, (7/11). ANTARA/Teresia May

Sabtu, 10 November 2012 | 16:01 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Ditinggal dua pendirinya, Max Cavalera dan Igor Cavalera, tak membuat nama band dedengkot thrash metal asal Brasil, Sepultura, meredup. Band ini masih bertahan sampai sekarang. Padahal, dua bersaudara itu punya pengaruh yang besar saat masih menggawangi Sepultura.

Selain sebagai motor, Max punya posisi "tertinggi" di Sepultura ketimbang personel lainnya: Andreas Kisser, Paulo Jr, dan Igor kala pertama kali dibentuk pada 1984 lalu. Ya, reportoar lagu hampir di semua album mereka kebanyakan dikarang oleh Max.

Apa boleh buat, Max dan Igor sudah telanjur hengkang dan sibuk dengan band barunya; Max dengan Soulfly dan Igor dengan Cavalera Conspiracy. Max-lah yang pertama kali keluar, yaitu pada 1996, kemudian disusul Igor 11 tahun berikutnya. Sisa personelnya memutuskan mencari dua pengganti posisi kakak-beradik itu.

Against merupakan album sekaligus pembuktian pertama Sepultura bisa lepas dari campur tangan Max. Dengan vokalis barunya, Derrick Green, gerombolan yang kerap membawa bendera Brasil ketika manggung ini kembali berlayar di samudra musik cadas.

Pembuktian konsistensi kembali terjadi usai Igor meninggalkan Sepultura. Dua album selanjutnya, A-lex (2009) dan Kairos (2011), lancar di lepas ke pasaran tanpa peran Igor di dalamnya.

Kini, dengan format Andreas Kisser (gitar), Paulo Jr (bas), Derrick Green (vokal), dan Eloy Casagrande (drum), raungan serta gerungan dari musik Sepultura masih bisa didengar. Indonesia patut bangga karena mereka, terutama dua personel lamanya, Kisser dan Paulo, mau berkunjung lagi ke Indonesia. Ya, Sepultura pernah sukses menggelar konser di Jakarta dan Surabaya pada 1992 lalu.

Tahun ini Sepultura dijadwalkan beraksi di tiga kota Indonesia. Salah satu aksi mereka akan digelar di Lapangan D Senayan, Jakarta, malam ini, Sabtu, 10 November 2012.

YAZIR FAROUK

Berita terpopuler lainnya:
Sepultura Siap Guncang Jakarta Malam Ini
Jokowi Kesampingkan Nonton Sepultura Demi Warga
Sepultura Janjikan 23 Lagu di Kutai
Love in Paris Bakal Syuting di Bali dan Belanda
Swedish House Mafia di Indonesia Mirip di Inggris
Love In Paris:Gaya Kelas Atas,Masalah Kelas Bawah


10.20 | 0 komentar | Read More

Wreck-It Ralph, Kala Penjahat Ingin Jadi Pahlawan

Minggu, 11 November 2012 | 09:55 WIB

TEMPO.CO, Jakarta-"Aku bosan menjadi jahat," kata Ralph.

Ralph adalah tokoh antagonis dalam permainan dingdong Fix-it Felix. Selama 30 tahun, lelaki tinggi besar bertangan kokoh ini kerap menghancurkan gedung apartemen di Nicelanders. Sedangkan Felix, lelaki kecil yang memiliki palu emas, bertugas memperbaiki segala kerusakan. Dan Ralph jemu akan semua itu.

Dia bosan merusak gedung, jenuh dibenci orang-orang, iri melihat Felix selalu mendapatkan kue, dan sedih tidur sendiri di tumpukan puing batu bata. "Aku ingin medali emas serupa milik Felix," kata Ralph.

Waktu itu, Ralph berkeluh di depan temannya sesama penjahat dalam game. Seperti Zangief dan M. Bison dari permainan Street Fighter; Clyde si hantu gentayangan sekaligus musuh Pac Man; serta Cyborg dari Mortal Combat. Tapi tak ada yang mengerti kegalauan Ralph. Dia pun pergi dari game Fit-It Felix.

Ralph ingin membuktikan kalau dia juga bisa meraih medali dari permainan lain. Namun hengkangnya Ralph membuat khawatir Felix serta karakter lain di Fix-It Felix. Sebab tanpa Ralph, tidak ada yang bertugas menghancurkan gedung. Maka tidak ada benda yang bisa diperbaiki Felix. Kalau sudah begitu, kiamatlah game Fit-It Felix.

Karena itu, Felix ikut pergi dari permainannya. Dia mencari Ralph ke game lain. Ralph minggat, Felix juga menghilang. Dengan terpaksa si pengelola dingdong, Litwak, menempel kertas peringatan rusak di layar Fit-It Felix.

Ide cerita film animasi Wreck-It Ralph ini mirip Toys Story. Masih soal mainan yang bisa berbicara, bergerak, dan memiliki kehidupan sendiri kala manusia tidak melihatnya.

Bedanya, aktivitas mereka terbatas di arena dingdong saja. Hanya bergerak dari satu game ke game lain melalui kabel-kabel yang terhubung ke satu stop kontak. Tak seperti Woody, Buzz, atau Rex yang bisa pindah rumah dan naik kendaraan manusia dalam Toys Story.

Sutradara Wreck-It Ralph adalah Rich Moore. Sepanjang karier, Moore dikenal sebagai pengarah keluarga Simpsons. Ada 19 judul The Simpsons yang digarap Moore. Semisalnya: Bart the Murderer, Homer''s Night Out, serta Simpson and Delilah.

Terbiasa menggarap The Simpsons, sepertinya tidak mempengaruhi Moore dalam membuat Wreck-It Ralph. Sebab di sini, Moore tidak menyinggung humor lokal atau sarkasme layaknya keluarga Simpsons.

Bahkan sebetulnya, tidak terlalu banyak humor yang ditawarkan Moore. Kalau pun ada yang menggelitik, itu sifatnya hanya sementara. Bukan lelucon yang bisa kembali membuat tertawa kala mengingatnya lagi. Karenanya Wreck-It Ralph bakal membosankan untuk anak di bawah usia delapan tahun.

Di sini, Moore lebih berpaku pada cerita. Mirip drama, namun plotnya agak ringan. Sehingga bisa dimengerti penonton berusia siswa sekolah dasar. Khususnya bagi mereka yang duduk di kelas tiga ke atas.

Wreck-It Ralph memang animasi dan ditujukan untuk penonton cilik. Tapi film ini berubah menjadi dewasa waktu Felix bertemu Sersan Tamora Jean Calhoun dari permainan Hero's Duty. Melihat sisi maskulin Calhoun, Felix jatuh cinta. Karena itu, adegan ciuman dan tatapan mesra pun tak terhindarkan. Membuat penonton cilik kudu dipaksa menutup matanya oleh orangtua mereka.

Yang membuat Wreck-It Ralph sama dengan kebanyakan film Amerika, gambar bergerak produksi Studio Walt Disney ini juga menyelipkan kesan patriotik. Di sana, Calhoun bertugas memimpin pasukan pembasmi serangga yang mengancam kehidupan manusia. Adegan yang begitu "Amerika banget".

Menariknya, di Wreck-It Ralph, Moore mengajarkan penonton bahwa pahlawan tidak melulu mendapatkan tanda jasa, medali, atau penghargaan. Seperti yang dilakukan Ralph untuk teman barunya, Vanellope von Schweetz, di permainan Sugar Rush.

Vanellope sesungguhnya pembalap tangguh. Tapi King Race menghilangkan kemampuannya. Melupakan keinginan meraih medali, Ralph menolong Vanellope kembali ke arena balap. Bahkan dia merelakan nyawanya demi Vanellope.

Kata Ralph ketika melihat Vanellope, "Aku tidak perlu medali. Selama anak itu menyukaiku, aku tahu kalau aku tidak jahat." Kalimat yang membuat saya bergumam, "Ooooh…"

Di sini Moore juga mengajak penonton untuk belajar menerima kondisi diri sendiri. Baik buruknya. Seperti yang diucapkan Ralph dan tokoh penjahat lainnya dalam kelompok pendukung atau support grup, Bad-Anon. "I am bad, and that's good, I will never be good, and that's not bad. There's no one I'd rather be than me."

Untuk pecinta video game, film ini sungguh menarik. Apalagi bila hafal nama, karakter, dan kemampuan para pemain. Karena mereka bisa melihat "kehidupan" asli para tokoh usai permainan. Seperti aktivitas Ken dan Ryu, dari Street Fighter, yang kerap nongkrong di Bar Taper usai bertarung.

Lucu saja melihat mereka ngobrol, bersantai, bercengkerama, bahkan saling jatuh cinta setelah sibuk adu jotos.

Wreck-It Ralph
Sutradara: Rich Moore
Penulis naskah: Rich Moore, Phil Johnston, Jim Reardon
Pengisi suara:John C. Reilly, Sarah Silverman, Jack McBrayer, Jane Lynch.
Studio: Walt Disney Animation Studios
Durasi: 108 menit
Genre: Animasi, komedi, drama

CORNILA DESYANA

Berita lain:
Love In Paris:Gaya Kelas Atas,Masalah Kelas Bawah
Jokowi Kesampingkan Nonton Sepultura Demi Warga
Love in Paris Bakal Syuting di Bali dan Belanda 
Film 360, Lingkaran Cerita Tentang Cinta dan Sunyi  


10.20 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger