Grup band Ivan the Terrible yang dimotori musisi jazz Ivan Nestorman (tengah), saat tampil di Pameran Foto dan Media Cetak Era Revolusi "Merdeka Merdeka", di Galeri Foto Jurnalistik Antara , Jakarta, Senin malam (17/8). Foto: ANTARA/Ismar Patrizki
TEMPO.CO, Jakarta -Album Return To Lamalera menjadi bentuk dokumentasi sastra laut dari Lamalera. Menurut Bona Beding, selama ini sastra laut Lamalera berkembang dari tradisi sastra lisan turun-temurun. "Syair lagu dinyanyikan ketika mereka melaut, dan menangkap paus," kata Bona dalam diskusi mengenai Logika Dasar Cara Berpikir Kebudayaan Maritim dari Yayasan Suluh Nuswantara Bakti, pertengahan Desember lalu.
Tradisi sastra laut Lamalera sejak ratusan tahun silam itu jumlahnya mencapai 60 buah dalam bentuk syair dan nyanyian. Syair berisi tentang laut atau jenis ikan ditangkap.
Di CD yang diterbitkan Penerbit Lamalera pada 2012, ada lima lagu yakni, Ina Tao, Ama Gene, Datanglah Kau Angin, Lamalera, Putra Lautan, Return to Lamalera dan Lamalera Tunggu Cintaku.Penyanyinya, Ivan Nestorman yang dikenal sebagai penyanyi musik daerah yang juga membuat buku Lamalera The Sun and The Sea, kumpulan prosa kehidupan masyarakat Lamalera sebagai penangkap paus. Ivan juga bergabung dengan Nera Band, bersama Gilang Ramadhan sejak 2002.(Baca : Apresiasi Wonderful Indonesia untuk Musik Sasando )
Lagu Lamalera, Tunggu Cintaku, yang menggambarkan posisi laut bagi masyarakat Lamalera. Dalam syair bagian refrain lagu itu diungkapkan laut sebagai ibu bagi mereka. "Tekanan yang diberikan dalam setiap syair, sajak orang Lamalera selalu yang jadi utama laut, bukan ikan," kata Bona. Sehingga orang Lamalera memposisikan laut sebagai halaman rumah, pusat moralitas dan etika mereka.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Kisah Rhoma Irama Lolos dari Pembunuhan
Jauh Dari Gosip, Donita Langgeng Model Berlian
Konser Britney Spears Sukses di Las Vegas
Hadiah Natal Spesial Kim Kardashian
