Personil band Noah saat menghadiri peluncuran film Noah Awal Semula di XXI Epicentrum, Jakarta, (11/11). Film tersebut tentang kisah kebangkitan grup band Noah yang beranggotakan Ariel, Uki, Lukman, Reza, dan David, dari keterpurukan. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Banyuwangi - Belasan jurnalis di Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar aksi dengan menanggalkan kartu pers dan menggantungkannya di tembok Stadion Diponegoro. Aksi itu sebagai protes karena dilarang membawa kamera pada konser grup band NOAH yang berlangsung Rabu malam, 18 Desember 2013.
Salah satu jurnalis televisi nasional, Happy Oktavia, mengatakan dia bersama jurnalis televisi lainnya hendak meliput konser NOAH di Stadion Diponegoro sekitar pukul 19.00. Di pintu masuk, beberapa petugas keamanan meminta jurnalis menunjukkan kartu pers. Jurnalis diperbolehkan masuk ke arena konser dengan syarat tanpa membawa kamera. "Padahal kalau jurnalis televisi, meliput harus dengan kamera," kata dia.
Para jurnalis akhirnya terlibat adu mulut dengan petugas keamanan dan panitia. Menurut salah satu panitia, kebijakan tidak boleh bawa kamera itu awalnya merupakan keinginan vokalis NOAH, Ariel, yang kemudian disetujui oleh penyelenggara. "Tak boleh ada kamera lain, selain milik kru," kata seorang panitia menjawab protes jurnalis.
Lantaran kecewa, para jurnalis pun spontan melepas kartu pers mereka dan menggantungkannya di tembok stadion. Di tembok tersebut, mereka menuliskan protes: "Kecewa. NOAH tertutup!"
Jurnalis lainnya, Arief Hidayat, mengatakan baru di konser NOAH kali ini jurnalis televisi dilarang membawa kamera. "Konser-konser sebelumnya kami bisa meliput," kata dia.
Kordinator wilayah Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jember di Banyuwangi, Hermawan, mengatakan jurnalis tak boleh membawa kamera kemungkinan supaya tak menjatuhkan nama NOAH bila kongser berlangsung ricuh. Padahal, konser, kata dia, diselenggarakan di tempat umum yang seharusnya terbuka bagi jurnalis.
Menurut Hermawan, penyelenggara konser NOAH tersebut bisa dikategorikan melanggar UU No 40 Tahun 1999 karena menghalang-halangi tugas jurnalis. Konser NOAH itu ditonton oleh ribuan fan. Konser tersebut diselenggarakan oleh salah satu perusahaan rokok untuk meramaikan Hari Jadi Banyuwangi yang diperingati setiap 18 Desember.
Sebenarnya larangan memotret konser sudah biasa dilakukan karena lampu blitz dikhawatirkan menggangu penyanyi. Karena itu, fotografer diberi kesempatan mengambil gambar di acara gladi bersih. Adapun larangan membawa kamera bagi awak televisi biasanya berkaitan dengan hak siar acara itu.
IKA NINGTYAS
Berita terkini:
Catatan Keuangan Yulianis Soal Aliran Duit ke Ibas
Setelah Atut, KPK Nyanyi 'Kapan-kapan' untuk Airin
Kisah Mencari Ratu Atut: Salam Dibalas Hardikan
Demi Lovato Akan Tinggalkan X Factor
Ratu Atut Dijadwalkan Hadiri Paripurna di DPRD
Anda sedang membaca artikel tentang
Dilarang Meliput NOAH, Jurnalis Gantung Kartu Pers
Dengan url
http://pensiaktraksi.blogspot.com/2013/12/dilarang-meliput-noah-jurnalis-gantung.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Dilarang Meliput NOAH, Jurnalis Gantung Kartu Pers
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Dilarang Meliput NOAH, Jurnalis Gantung Kartu Pers
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar