Film Jakarta Hati, Memancing Imajinasi

Written By Unknown on Senin, 29 Oktober 2012 | 10.20

Senin, 29 Oktober 2012 | 07:52 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Film Jakarta Hati karya Salman Aristo memotret dengan jeli realitas sosial Jakarta. Memancing imajinasi. "Istri Anda selingkuh dengan pacar saya." Pernyataan dari perempuan muda (Asmirandah) itu mengguncang batin pria setengah baya yang tengah asyik memainkan cincin kawinnya (Surya Saputra). Ia mencelupkan cincin itu ke seloki vodka dan menggulingkannya di meja berkali-kali. "Jadi pacar kamu yang membuat kapal kami diamuk badai," kata pria itu.

Adegan di sebuah bar kecil itu mengawali sketsa pertama dalam rangkaian film omnibus Jakarta Hati karya sutradara Salman Aristo, yang jadi pembuka Balinale International Film Festival di Kuta, Bali, pada Senin pekan lalu. Selanjutnya, cerita mengurai perjalanan kedua orang itu menyusuri malam, ke tempat-tempat yang menyimpan kenangan, mulai tempat si pria biasanya menjahitkan kancing baju hingga pencucian mobil di tengah malam buta. Pelan-pelan mereka membuka diri, saling membicarakan pasangan mereka sebagai orang lain.

Di ujung malam, keduanya memasuki sebuah losmen sederhana. Dalam kedekatan yang sudah terjalin, mereka merasa sudah tidak lagi menjadi orang lain dan siap menjalin hubungan lebih dalam. Tapi, ketika percintaan hampir terjadi, muncul pertanyaan: "Jadi kini siapakah yang menjadi orang lain?"

Jakarta Hati memuat enam cerita pendek. Selain soal perselingkuhan, cerita lainnya mengenai anggota Dewan yang terjebak macet, seorang penipu dan putranya yang penegak hukum, penulis yang kurang beruntung, sepasang suami-istri yang jarang berkomunikasi walau tinggal satu atap, serta Darling Fatima.

Semuanya membangun dramaturgi dengan cara yang sama dengan tema perselingkuhan: berawal dari kisah yang sederhana kemudian konflik muncul tanpa terasa dan diakhiri dengan sebuah pertanyaan.

Bedanya, latar belakang konflik sering kali lebih luas, merambah sampai masalah sosial dan politik. Topik sosial, misalnya, muncul ketika Salman menampilkan seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Slamet Rahardjo) yang terlibat dalam transaksi korupsi. Susahnya, ketika hendak bertransaksi dengan rekan-rekannya, dia justru harus berjuang mengatasi kemacetan di Jakarta dan terpaksa berurusan dengan rakyat jelata, mulai petugas satuan pengamanan, sopir taksi, hingga tukang ojek. Ia bahkan sempat menjadi korban pencopetan, yang harus diatasi dengan membayar biaya semir sepatu.

Kecerdasan Salman saat menulis cerita lebih menonjol ketika ia menampilkan tokoh-tokoh yang berbalut cerita pribadi. Seperti ketika sepasang suami-istri muda "terjebak" di kamar tidur saat pemadaman bergilir terjadi di perumahan mereka. Mereka, yang biasanya asyik dengan kebiasaan pribadi masing-masing, seperti menulis di Twitter atau membaca novel, terpaksa harus berinteraksi.

Sketsa yang agak berbeda muncul sebagai film penutup. Salman memperlihatkan pluralitas Jakarta di sebuah pasar. Di situ ada penjual kue terkenal yang akrab dipanggil "Darling Fatima". Perempuan yang diperankan Shahnaz Haque itu adalah janda keturunan Pakistan yang terpaksa tersingkir dari komunitasnya karena kejandaannya. Dia lalu menjalin hubungan dengan pemuda keturunan Cina. Si pemuda adalah seorang peragu yang terbebani oleh tugas-tugas dari keluarga besarnya.

Meski terkesan hanya sebagai lintasan-lintasan, film-film yang dimunculkan Salman sangat memancing imajinasi. Sineas senior Slamet Rahardjo menilai Salman cukup berhasil menjadi pengamat sosial melalui film ini. "Tentu ada ratusan sketsa yang bisa dibuat, tapi enam cerita ini yang benar-benar dikuasainya," ujarnya. (Baca: Majalah.Tempo.co)

Rofiqi Hasan

Berita Lain:
Noah Guncang Makassar
Taecyeon Dapat Nilai Sempurna Bahasa Inggris
Sineas Muda Purbalingga Berjaya
Paul McCartney: Yoko Ono Bukan Pemecah Beatles  


Anda sedang membaca artikel tentang

Film Jakarta Hati, Memancing Imajinasi

Dengan url

http://pensiaktraksi.blogspot.com/2012/10/film-jakarta-hati-memancing-imajinasi.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Film Jakarta Hati, Memancing Imajinasi

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Film Jakarta Hati, Memancing Imajinasi

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger