Pameran Keramik Karya Mahasiswa

Written By Unknown on Selasa, 25 Juni 2013 | 10.20

TEMPO.CO , Surabaya:Sejumlah karya keramik dengan ragam bentuk dan rupa tertata rapi di atas 'meja saji' di Galeri Merah Putih, Surabaya, Senin, 24 Juni 2013. Sejumlah bola lampu yang dipasang di sekeliling dinding menyinari redup ruang pameran. Belasan keramik itu merupakan karya seni buatan mahasiswa Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya (STKW). Pameran bertajuk "Rakuti Caramos 1" itu mulai digelar sejak Minggu malam, 23 Juni 2013 hingga Sabtu, 29 Juni 2013 mendatang.

 "Pameran ini lebih menekankan pada proses penciptaan karya. Konsep dipikirkan belakangan," kata Sri 'Kethek'Sefry, salah satu mahasiswa jurusan Seni Rupa STKW kepada Tempo. Pameran ini merupakan karya kelompok dan lebih 'memperbincangkan' konsep seni untuk seni ketika menghadirkannya ke ruang publik. "Ketika berbicara konsep, maka itu dikembalikan ke masing-masing penciptanya," kata Sri. 

Menurut mahasiswa asal Tuban ini, dalam menciptakan karya mahasiswa tidak begitu memikirkan perencanaan yang pelik laiknya perupa-perupa handal dan profesional.  "Yang penting berkarya dulu dan mengadakan pameran. Untuk konsepnya baru dipikirkan belakangan," katanya.

Sejumlah mahasiswa yang mengikuti pameran ini telah menempuh mata kuliah wajib yakni Keramik I dan Keramik II. Setelah menempuh mata kuliah tersebut, masing-masing mahasiswa diwajibkan membuat sebuah karya untuk kemudian dipamerkan bersama-sama. "Intinya, ini karya keramik mahasiswa yang telah memperoleh dasar ilmu keramik," kata Sri. 

Tanah liat sebagai bahan membuat keramik  diperoleh mahasiswa dari Karangpilang. "Satu truk engkel tanah liat itu seharga Rp 350 ribu," katanya.

Sesuai dengan ilmu yang diperoleh selama menempuh kuliah keramik, setiap detail tahapan harus dilalui untuk membuat karya keramik itu. Diawali dari pengambilan serta pemilihan bahan tanah liat untuk kemudian diperam, disaring, diendapkan hingga diolah. Kemudian menentukan teknik membentuk keramik tersebut mulai dari pincing, pilin, slab, putar, kombinasi bahkan eksperimentatif. "Chemistry terbentuk sejak diawal-awal tahapan setelah sebelumnya berulang-ulang membuat keramik," katanya. 

Bagaimana membuat campuran, serta pilihan teknik menjadi otonomi masing-masing mahasiswa? "Ketika dibakar pecah, berarti ada yang salah dalam pengolahannya," kata dia. Dibutuhkan kesabaran lebih, kata Sri, dalam membuat karya keramik ini. Dia mencontohkan, membuat keramik membutuhkan waktu hingga sehari lebih. "Yang paling lama dalam proses pembuatan keramik ini adalah menunggu," katanya. 

Ketika menggunakan teknik menyambung, maka faktor kelembaban tanah harus selalu diperhatikan. "Memang harus sering mencoba dan berbuat salah," katanya. Dia sempat menirukan pernyataan Hari Prajitno, dosen seni rupa STKW, tentang membuat karya keramik. 

"Bagaimana membuat karya keramik seperti menjalani hidup ini." kata Sri. Bagaimana memililih bahan, kemudian mengolah dan membentuknya untuk kemudian dibakar. "Ketika pecah, berari ada yang salah dan mulai lagi dari nol," katanya.

Ketika keramik sudah matang atau jadi artinya setelah melalui pembakaran pertama, untuk membuat lebih baik lagi harus digelasir di dibakar lagi. "Sama seperti menjalani hidup dengan berbagai permasalahannya," kata Sri menirukan dosennya.

DAVID PRIYASIDHARTA
Topik terhangat:
Ridwan Kamil
| Razia Bobotoh Persib | Puncak HUT Jakarta | Penyaluran BLSM

Berita lainnya:
Hitung Cepat, Ridwan Kamil Jadi Wali Kota Bandung
Menang Pilkada Bandung, PKS: Masih Dipercaya Warga
Ini Sikap Persib Soal Penyerangan Bus Mereka
Farhat Abbas Kicau Foto Cium Bastian Coboy Junior


Anda sedang membaca artikel tentang

Pameran Keramik Karya Mahasiswa

Dengan url

http://pensiaktraksi.blogspot.com/2013/06/pameran-keramik-karya-mahasiswa.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Pameran Keramik Karya Mahasiswa

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Pameran Keramik Karya Mahasiswa

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger