Thoersi Argeswara, Menata Musik Dengan Hati

Written By Unknown on Jumat, 21 Desember 2012 | 10.20

Kamis, 20 Desember 2012 | 21:23 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Thoersi Argeswara (46) dikenal sebagai penata musik film. Profesi yang tidak banyak dipilih karena membutuhkan keseriusan dan bisa mendefinisikan kemauan sutradara.

Thoersi mengambil pendidikan Music Composition Film dan Video Productions di California State University Northridge, Amerika dan General Humanity (sosiologi). Beberapa kali ia menerima penghargaan sebagai penata musik di ajang Festival Film Indonesia.

Penyuka musik jazz klasik, world music dan tradisional itu berpendapat, menggarap musik film tidak bisa berdasarkan apa yang disukai, namun harus selalu mencoba mendefinisikan kemauan sutradara. "Beda kalau menggarap film iklan, banyak campur tangannya," kata pembuat jingle iklan diantaranya, jamu, es krim, obat, kosmetika, mobil dan iklan idul fitri ini.

Menurut Thoersi, sebuah film layar lebar berisi visi sutradara. Tugas penata musik adalah memberi masukan alternatif. Apakah namanya memonopoli posisi penata musik film di Indonesia,  sehingga tidak banyak yang memilih profesi ini?

"Penata musik film lain ada, tapi tidak setiap tahun mengerjakan film. Setiap tahun saya selalu ada film-film yang dikerjakan. Saya mengerjakan musik film sejak 1998. Jadi wajar kalau hanya nama saya yang muncul," kata Thoersi yang sedang berada di Bangkok menggarap skoring musik film Harries Nizam (sutradara film Surat Kecil Untuk Tuhan).

Ayah tiga anak ini mensyukuri dirinya selalu terlibat dan dipercaya banyak sineas untuk menggarap musik. Mendalami musik film harus punya semangat dan passion."Saat deadline, yang dipelajari di sekolah hilang semua. Jadi bidang ini ditekuni dengan hati, emosi dan playing the drama. Merasakan adegan maupun akting pemain yang saya ekspresikan melalui musik," kata Thoersi di hadapan para peminat musik film di workshop Pekan Komposer 2012 di Gedung Kesenian Jakarta, belum lama ini.

Pengagum Max Steiner yang membuat musik film Gone With The Wind dan suka film drama romantis One Fine Day ini mengaku selektif. Tidak semua permintaan menata musik diterima. Idealisnya, ingin film yang dikerjakan, ada manfaatnya.

"Saya selalu berdoa dan berharap film-film yang ditawarkan kepada saya selalu memiliki nilai lebih, agar penonton bisa mengambil manfaat. Ini bagian dari ibadah. Nilai hiburan tetap ada tapi akan lebih baik lagi jika ada pesan atau pembelajaran yang bisa kita ambil sebagai penonton," paparnya.

Tidak hanya untuk film layar lebar, untuk film televisi (FTV),Thoersi memberlakukan sama. "Film adalah pertanggung-jawaban saya dan seluruh kru film," ujarnya. Ia berharap akan ada regenerasi pemusik film (film composer) untuk kelangsungan industri film. "Saya melihat banyak potensi tapi belum memahami benar apa itu musik-film dan bagaimana proses nya". "Saya melihat banyak pelajar musik tertarik bidang ini namun banyak hal tidak mereka pahami. Ini yang mungkin harus disosialisasikan."

Thoersi salah satu komposer atau illustrator musik terbaik di tanah air. Hanya segelintir memiliki kemampuan musik ilustrasi seperti dia. Sikap suami Tika Bisono ini rendah hati. Beberapa karya musik film diantaranya, Kuldesak, Pasir Berbisik, Eliana-Eliana, GIE, Sebatas Aku Mampu, Merah Putih,Nagabonar Jadi 2, dan Sang Pialang yang masih dalam proses.

Pria yang senang memasak itu pernah menerima penghargaan sebagai The Best Music pada California State University Summer Music Festival di California, AS pada 1990 dan 1992. Juga penghargaan The Most Authentic Compositions tahun 1993.

Nominator Best Music Illustrator untuk Film Pasir Berbisik di ajang Asia Pacific Film Festival (AFPP) 2001, memulai karir dalam musik ilustrasi ketika sepupunya, Sentot Sahid mengenalkannya kepada Mira Lesmana pada 1998 dan membuat musik film Kuldesak.

Pria kelahiran Plaju, Palembang pada 1966 itu memiliki darah seni dari ibunya, Siti Koestinah, penyanyi RRI yang pintar memainkan piano, gitar, dan bass. Sedangkan ayahnya, W Pienandoro, pemain teater. Kakeknya, piawai memainkan biola.

Thoersi mulai belajar memainkan piano sejak SD. Pada usia 12 tahun, ia mulai membuat musik tanpa lirik. Di luar film, Thoersi menggarap ilustrasi film pendek, sinetron, dan iklan. Diantaranya, Istriku Arini (2001), Kembang Padang Kelabu (2001), sinetron ramadhan Para Pencari Tuhan sejak 2007 hingga tahun ini.

Ia juga membuat ilustrasi musik iklan antara lain Sampoerna Hijau (1999), Pemilu (1999), Jakarta International Film Festival (1999), Recover Bali (2002), McDonald's Happy Meal (2003), SCTV Ngetop (2003).

EVIETA FADJAR


Anda sedang membaca artikel tentang

Thoersi Argeswara, Menata Musik Dengan Hati

Dengan url

http://pensiaktraksi.blogspot.com/2012/12/thoersi-argeswara-menata-musik-dengan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Thoersi Argeswara, Menata Musik Dengan Hati

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Thoersi Argeswara, Menata Musik Dengan Hati

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger